REVAN - 4

180 72 443
                                    


Sorry telat up :)

Hppy reading...

"Nanti gue anter pulang ya Dar?" Ucap Revan disela-selanya sedang mengecat tanah liat yang berbentuk vas bunga itu.

"Emm gue nanti di jemput deh kayaknya." Darra menempelkan telunjuk di dagu sambil melihat ke atas.

"Di jemput siapa? Bokap? Nyokap?" Tanya Alvin menyahut.

"Sama si doi tuh pasti." Celetuk Leana yang asik menekan-nekan tanah liat sambil mengulum senyum.

"Hah doi?! Lo dah punya doi Dar?" Revan yg tadi sibuk memberikan warna pada vas bunga, kini menatap Darra dengan tak percaya. Namun Darra tetap diam.

"Iyalah punya, cewe secantik Darra pasti banyak yg suka kan." Kini Theo ikut bersuara. Ah jangan lupakan Theo pernah menyukai Darra hampir dua tahun namun cintanya selalu bertepuk sebelah tangan. Kasian :v

Dengan seketika Revan yg tadinya ceria, kini menjadi murung dan lebih banyak diam tak mau berkomentar. Farhan yang melihat perubahan sikap Revan, lalu menepuk-nepuk pundak Revan.

"Udah ah jangan bahas gituan." Ucap Darra lalu kembali fokus pada pekerjaannya yang belum selesai ini.

🕊🕊🕊

Tringg..

Satu notifikasi dari line masuk di handphone Darra. Gadis itu segera mengeceknya dan membaca pesan dari seseorang tersebut.

Darren : Gue udah sampe nih. Ayo pulang!

Darra segera mengemasi barang-barangnya membuat yang lain mengrenyitkan dahi mereka. Heran.

"Gue pulang duluan yah. Kalo belum selesai bawa aja ke sekolah nanti gue yang selesaiin." Ucap Darra berpamitan pada Revan, Leana, Alvin, Theo dan Farhan.

"Oke siap Ra." Balas Farhan santai.

"Mau bareng gue gak nih?" Tawar Theo.

"Gausah deh." Tolak Darra lembut. "Yaudah gue pulang duluan ya, dahh!" Lanjutnya, kemudian segera berlari turun kebawah dan keluar dari rumah Revan.

Revan sedari tadi hanya diam. Cowok itupun berdiri dari duduknya dan menuju pinggir lotengnya untuk melihat Darra dari atas. Ya! Dugaan Revan benar. Darra memang dijemput oleh Darren.

"Oh bener dugaan gue." Gumam Revan hampir tak terdengar namun masih bisa di dengar oleh Alvin. Alvin pun berdiri dan menghampiri Revan.

"Sabar Van. Jodoh nggak akan kemana." Ucap Alvin menyemangati.

"Haha iya iya. B aja kali Vin, gapapa juga sebenernya kalo Darra jadian sama Darren. Ikhlas gue." Ucap Revan dibalik senyumnya yang palsu. Alvin sangat tau jika sahabatnya ini pasti sakit hati.

"Alah b aja b aja, nanti di sekolah ngegalau mulu lo!" Sahut Theo dari belakang.

"Sabar deh Van, cewek masih banyak bukan cuma Darra doang." Farhan pun ikut menyahut.

"Iya bener Van, besok lo bebas cari cewek." Cicit Leana.

"Iya iya etdah lo pada kenapa sih. Gue gapapa kali, khawatir amat sama babang tamvan ini." Balas Revan dengan mengibaskan rambutnya dan sok ganteng.

"Mulai deh, NARSIS!!" Ucap yg lain hampir bersamaan.

"Eh pulang yuk dah malem nih." Ajak Leana dan yang lain setuju, akhirnya mereka pergi dari rumah Revan untuk pulang kerumah masing-masing.

Setelah teman-teman Revan pulang, rumahnya mendadak sepi. Revan pun lalu masuk ke dalam kamarnya. Bahkan cowok itu melewatkan waktu makan malamnya. Dia memilih untuk tidur saja, walaupun saat sudah terbaring di kasur dia tidak bisa tertidur.

REVANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang