Selamat membaca 😊
.
.
.
.
.
.
."Kamu mau ngapain sis?"
Samantha sangat kaget melihat wajah siska yang begitu dekat dengan wajahnya.
Samantha yang awalnya tertidur merasa terusik oleh usapan yang ia rasakan di wajahnya. Ia segera menarik mundur tubuhnya membuat jarak antar wajah mereka.
Wajah siska nampak memucat bagai maling yang tertangkap basah saat sedang mencuri. Wajahnya begitu pias dengan keringat dingin menghiasi wajahnya.
Ia gelagapan tak tau harus menjawab apa, jantungnya yang sedari tadi berdetak kencang malah semakin berdetak tak beraturan.
Kepalanya menunduk sedalam dalamnya, ia memainkan jari tangannya yang ia pangku diatas pahanya sendiri.
Samantha masih duduk bersila di atas kasurnya, ia mencoba mencerna apa yang sedang terjadi antara dirinya dan siska.
"Kamu kenapa sis ?" Samantha kembali bertanya pada siska yang masih saja menunduk.
Samantha bergerak ke pinggir kasur mendekati siska yang juga duduk di kasurnya sendiri. Kasur penginapan mereka memang bersebelahan hanya dipisahkan meja nakas kecil tempat lampu tidur.
Samantha menggenggam tangan siska yang terasa begitu dingin. Ia mengusap lembut punggung tangan gadis itu dengan ibu jarinya.
"Liat aku" ucap samantha sambil menaikan dagu siska agar menatapnya.
Terlihat genangan air di pelupuk mata gadis itu, ia begitu takut membayangkan apa yang akan samantha lakukan jika mengetahui perbuatannya barusan.
"Ada yang perlu aku tau hm?" Samantha bertanya begitu lembut kepada siska, ia tidak tega melihat wajah pucat gadis itu terlihat jelas ada ketakutan besar dari sorot matanya.
Siska hanya menggelengkan kepalanya, air matanya yang sedari tadi ia tahan sudah tumpah tanpa bisa lagi ia bendung. Gadis itu sesenggukan, kepalanya kembali tertunduk. Ia benar benar merasa sangat takut sekarang.
"Hei kamu kenapa?" Samantha beranjak duduk kesamping siska. Ditariknya tubuh gadis itu kedalam dekapannya. Biarlah gadis itu menangis agar hatinya bisa sedikit lebih tentang ia bisa bertanya lagi nanti.
Diusapnya dengan lembut kepala dan rambut gadis dalam dekapannya. Tubuh gadis itu masih bergetar tapi isakannya sudah tidak lagi terdengar. Perlahan samantha mengendurkan pelukannya. Diberikan jarak selengan pada tubuh mereka agar ia bisa melihat wajah gadis di sampingnya.
Samantha kembali menaikan dagu gadis itu, di usapnya sisa air mata yang membekas di pipi putihnya. Samantha memberikan senyum hangatnya pada siska mencoba memberikan ketenangan.
Setelah dirasa cukup tenang samantha kembali menggenggam tangan gadis itu dan bertanya.
"Kenapa nangis? Sebenernya apa yang udah terjadi tadi? Tanya samantha sambil tetap mengelus tangan gadis itu.
"Aa.. aku" ucap gadis itu gugup.
Usapan dari jari samantha belum juga berhenti. Dengan sekuat tenaga gadis itu mengendalikan detak jantungnya. Berkali kali ia menarik napas dalam untuk menenangkan dirinya.
"Maaf" lirih gadis itu.
"Maaf untuk apa hm?"
"Aku udah ganggu tidur kamu, aku ga maksud"
"Terus kenapa tadi wajah kamu deket banget dengan muka aku?" Pertanyaan samantha kembali sukses memacu debaran dada gadis itu. Ia bingung apa yang harus ia katanya, ia takut samantha akan membencinya jika ia berkata jujur.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAHAGIA BERSAMAMU ✅
RomanceMata itu.. Mata yang selalu kurindukan Bisakah aku memilikimu.. Ijinkan aku untuk selalu menjadi alasanmu untuk tersenyum.. Samantha . . . . Bagaimana bisa aku memiliki perasaan seperti ini pada orang yang sama sepertiku.. Renata