Bagian 32

2.8K 205 4
                                    

Selamat membaca 😊

.
.
.
.
.
.
.

Samantha mengerjapkan matanya perlahan menyesuaikan cahaya lampu yang begitu terang. Matanya masih terasa berat tapi rasa haus yang ia rasakan membuatnya terpaksa harus membuka matanya.

Tenggorokannya terasa begitu kering ia membutuhkan segelas air untuk menghilangkan dahaganya. Padahal ia hanya tidur tapi entah mengapa ia merasa begitu haus.

Matanya melirik kearah kanannya disana diatas meja samping tempat tidur pasiennya terdapat segelas air yang sudah siap untuk dia minum.

Baru saja ingin mengangkat tangannya tapi ia merasa sesuatu yang berat menindih tangannya.

Diliriknya penyebab tangannya yang tak bisa digerakkan dan ternyata ada seseorang yang tengah tertidur membelakanginya sambil menggenggam erat tangannya.

Matanya memicing memperhatikan seseorang tersebut. Seorang gadis dengan rambut hitam panjang bergelombang. Ditengah kesadarannya yang belum sepenuhnya pulih ia mencoba mengingat siapa gerangan perempuan itu.

Seingatnya kemaren sebelum dirinya terlelap yang menemaninya adalah karen sahabatnya. Tapi kenapa orang itu tidak seperti karen. Postur tubuh dan rambutnya nampak berbeda tak mungkin karen merubah penampilannya dalam semalam.

Apa mungkin siska yang mengantikan karen menjaganya tapi itu juga bukan terlihat seperti siska.

Di tengah rasa penasarannya ia mencoba menggerakkan tangannya siapa tau dengan begitu gadis yang tengah tertidur ini bisa terbangun.

Setelah mencoba beberapa kali akhirnya ada pergerakan juga dari gadis itu. Gadis itu menggeliatkan badannya tanpa melepaskan genggamannya ditangan samantha.

Alis samantha mengkerut memperhatikan gadis di hadapannya itu. Ia seperti mengenali siapa orang yang ikut tertidur diruangannya. Tapi ia merasa itu tidak mungkin apa dia sedang bermimpi saat ini.

Mata gadis itu mengerjap beberapa kali sebelum mengangkat kepalanya dan menoleh kearah Samantha.

Deg deg

Mata keduanya bertemu, seolah terhipnotis oleh pandangan masing-masing. Tidak ada yang bergerak keduanya terpaku pada posisi saling tatap.

Ada kerinduan dan ketidak percayaan dalam sorot mata mereka. Ingin rasanya mereka merengkuh tubuh satu sama lain menyalurkan kerinduan yang selama ini mereka pendam.

Hingga samantha mengakhiri adegan tersebut karena ia benar-benar merasa kehausan. Ia mencoba mengangkat badannya agar bisa bersandar pada kepala ranjangnya tapi karena lukanya belum begitu kering dan juga lengan kirinya yang masih terbalut perban membuatnya kesulitan untuk melakukannya.

Melihat itu renata segera bergegas membantu samantha. Di raihnya tangan kanan gadis itu untuk dikalungkan di lehernya kemudian menyelipkan lengannya ke pinggang samantha lalu mengangkatnya.

Sedikit kesusahan karena postur tubuhnya yang lebih kecil dari samantha tapi akhirnya ia berhasil juga membantu gadis itu bersandar.

"Ada yang kamu butuhin?" Tanya renata lembut.

Samantha tak mampu menjawab matanya melirik kearah meja samping tempat tidurnya. Renata mengikuti arah mata samantha yang sepertinya tertuju pada gelas yang berada disana.

"Kamu mau minum?" Tanya renata kembali.

Samantha hanya mengangguk anggukkan kepala tenggorokan yang tadinya sudah terasa kering kini semakin terasa serat akibat kehadiran gadis yang tak ia duga.

BAHAGIA BERSAMAMU ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang