Bagian 62

2K 190 10
                                    

Selamat membaca 😊

.
.
.
.
.
.
.

Suasana diruang kerja samantha terlihat tegang, gadis itu tak bisa lagi menyembunyikan kemarahannya. Ia meremas kertas yang ada didalam genggamannya.

"Gue udah bilang sama lo sam orang kayak david emang ga bisa dikasi hati" ucap radit emosi.

Mereka sedang membahas tentang seseorang yang belakangan ini meneror renata dan benar dugaan samantha selama ini pelakunya adalah david.

Laki-laki itu ternyata masih saja mengganggu kehidupannya dengan renata.

"Kita harus gimana sekarang?" Tanya jono menimpali.

"Gue harus temui dia sekarang"

Samantha berdiri dari duduknya, ia segera meraih tas dan juga jaket yang ia gunakan.

"Gue ikut" sergah radit.

Samantha mengangguk menyetujuinya, ia membutuhkan seseorang yang bisa mencegahnya melakukan hal-hal yang tidak diinginkan.

Ia bisa saja menghabisi david jika pria itu terus saja menyulut emosinya. Ia tak segan-segan menghajar pria itu karena sudah membuat renata ketakutan.

"Tunggu sam" cegah karen sambil menarik pelan tangan samantha.

Samantha menoleh kearah karen yang berdiri dihadapannya.

"Kamu ga boleh emosi. Kalau bisa diselesaikan baik-baik jangan pake kekerasan. Kamu ngerti kan?" Ucap karen lembut.

Karen tau pasti gimana sifat samantha jika ada seseorang yang berani mengusik orang yang ia sayangi.

Kelembutan dan keramahan yang biasa ia tampilkan bisa saja berubah menjadi sangat menyeramkan jika orang itu berani menganggu orang terdekatnya.

Samantha memejamkan matanya sejenak mencoba menghirup udara sebanyak-banyaknya untuk menenangkan hati dan juga pikirannya.

Setelah merasa cukup samantha baru membuka matanya lalu menganggukkan kepalanya. Ia tersenyum kearah karen berusaha meyakinkan sahabatnya itu kalau ia bisa menyelesaikan masalah ini dengan baik.

Samantha berjalan keluar meninggalkan ruangannya untuk bergegas mencari pria brengsek itu.

"Dit lo jagain sam" ingat karen pada sahabatnya itu.

Radit mengacungkan jari jempolnya lalu berlari mengejar samantha yang sudah lebih dulu keluar.

"Kita temuin dimana cowok brengsek itu sam?" Tanya radit sesaat ia tiba diparkiran.

Samantha berpikir sejenak, tak mungkin ia langsung menemui pria itu dirumah sakit. Itu akan sangat beresiko dan menggangu kenyamanan pasien yang ada disana.

Ia lalu mengeluarkan ponselnya untuk menelpon seseorang. Ia berbicara sebentar dengan orang itu lalu kembali memasukkan ponselnya.

"Beres gue udah minta seseorang nyuruh dia keluar dari rumah sakit. Kita temui dia di lapangan dekat rumah sakit"

Radit mengangguk mengerti, mereka berdua memasuki mobil samantha lalu bergegas menuju tempat yang sudah mereka sepakati.

.
.
.

David clingak clinguk diluar mobilnya, ia baru saja dihubungi oleh salah satu rekan kerjanya yang memintanya untuk menemuinya di lapangan dekat rumah sakit.

Tapi hampir lima belas menit menunggu temannya itu belum juga menunjukkan batang hidungnya.

Ia merogoh ponselnya yang ia simpang di dalam saku celananya. Baru saja akan menghubungi temannya itu ia dikagetkan olah suara seseorang yang begitu dibencinya.

BAHAGIA BERSAMAMU ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang