Bagian 33

2.9K 198 6
                                    

Selamat membaca 😊

.
.
.
.
.
.
.

Renata benar - benar dibuat geregetan oleh ulah samantha. Ingin sekali rasanya ia menarik narik rambut samantha hingga rontok saking kesalnya. Eh enggak ding kasian, hehe.

Tatapan renata begitu tajam kearah samantha. Sementara gadis yang di tatap justru memperlihatkan wajah cengo tak mengerti.

Sambil mencuri lirik kearah renata Samantha masih mencoba mencerna maksud perkataan gadis itu.

"APA???"

"Dih ngegas amat mba?" Ceplos samantha.

Kedua tangan renata sudah bersiap untuk meraih rambut samantha tapi dengan sigap Samantha menyilangkan tangan kanannya karena tangan kirinya masih sulit untuk digerakkan untuk melindungi kepalanya sambil menunduk.

Tangan renata menggantung di kedua sisi kepala samantha. Melihat reaksi samantha yang seperti itu membuat kekesalan renata lenyap. Ia tidak menyangka samantha bisa ketakutan juga.

Suara cekikikan terdengar dari mulut renata membuat kepala samantha yang tadinya merunduk kini mendongak menatap kearahnya.

Samantha tersenyum memperhatikan wajah renata yang terlihat sangat manis saat tertawa seperti itu.

Renata yang merasa diperhatikan lalu menoleh kearah samantha. Wajahnya memerah tersipu karena diperhatikan secara intens oleh samantha apalagi tatapan gadis itu begitu dalam membuat wajahnya terasa memanas.

Renata memalingkan wajahnya untuk menyembunyikan semburat merah di wajahnya.

"Cie ada yang blushing, hehe" goda samantha sambil menoel lengan renata.

Renata semakin dibuat salah tingkah karena samantha yang terus saja menggodanya.

Ya tuhan apa ia salah melakukan operasi waktu itu hingga membuat samantha berubah menjadi menyebalkan seperti ini. Yang ia operasi adalah dada dan juga lengannya bukan otak dari gadis ini pikir renata.

Renata yang tak terima terus menerus diledek oleh samantha kini berusaha memberikan cubitan pada gadis itu. Samantha mengaduh kesakitan karena cubitan dari renata tak main-main. Ia sampai kewalahan menghidar karena gerak tubuhnya yang terbatas.

Dengan sisa tenaganya samantha berhasil meraih pergelangan tangan renata kemudian menariknya. Alhasil renata jatuh terperanjap diatas tubuh samantha yang terbaring diatas ranjang rumah sakit.

Posisi mereka terasa intim dengan kedua tangan renata berada diatas bahu samantha dan wajah mereka yang hanya berjarak beberapa sentimeter saja.

Pandangan mereka seolah terkunci satu sama lain. Sekelebat bayangan ciuman mereka beberapa waktu lalu hadir dipikiran mereka.

Ciuman yang begitu intens dan juga memabukkan. Ingin rasanya mereka mengecap rasa itu kembali.

Wajah mereka semakin mendekat bahkan renata sudah memejamkan matanya erat. Hembusan napas keduanya sudah mereka rasakan diwajah masing-masing.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu menggagalkan aksi mereka. Keduanya tampak gelagapan menyembunyikan kegugupan yang mereka rasakan.

Renata segera berdiri mengangkat tubuhnya yang masih menempel diatas tubuh samantha. Ia merapikan sedikit pakaian yang berantakan.

Renata berdiri sedikit menjauh dari ranjang renata dan mempersilahkan orang yang mengetuk pintu tadi untuk masuk.

Dua orang suster datang dengan mendorong troli berisikan peralatan medis.

Renata menoleh kearah jam dinding yang berada di ruangan itu yang kini sudah menunjukan pukul tujuh pagi. Yang artinya sudah saatnya suster melakukan perawatan pada luka samantha.

BAHAGIA BERSAMAMU ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang