The Seventh and the Last《Arjisung Heremia》

9K 1.3K 136
                                    

[Welcome in]


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Aku menyerahkannya padamu bukan berarti kamu bisa mencintainya selamanya"

"Dia anakku! Aku yang melahirkannya!"

"Terserah, yang pasti aku akan mengambilnya saat umurnya 15 tahun dan kau! Tidak bisa menentang perintah dewa!"

♧♧♧♧♧♧

Tap tap tap

"Pasti bunda bangga"

Raut wajahnya menggambarkan kegembiraan, senandung riang tidak berhenti keluar dari bibirnya, ditambah tangannya dengan bangga memegang piala hasil jerih payahnya mencapai garis finish, walaupun sudah berkali kali mendapat piala atas kemenangannya dalam setiap pertandingan olahraga, raut wajah kegembiraan dan kebanggaan tidak bosan terpatri diwajah rupawannya, mengingat ia lagi lagi akan melihat senyuman bangga sang buna dan berbagai nasihat untuknya agar mengambil waktu istirahat yang cukup

Namun langkahnya terhenti, kala matanya menangkap segerombolan orang mengerubungi rumahnya, kini jantungnya berhentu berpacu kala melihat sebuah ambulans baru saja datang kerumahnya

Ada apa!? Mengapa ambulans datang kerumahnya!?

Panik, tentu saja ia panik, ia hanya tinggal ber 2 dengan sang buna, tetapi seingatnya hari ini sang buna tengah tidak ada dirumah, wanita tersayangnya itu sedang berkunjung ke cabang boutique ke 2nya

"Nak arji!"

Jisung menoleh, mendapati seorang nenek berumur 50an tengah berjalan dengan cepat menghampirinya, ia mengenal nenek itu yang merupakan tetangga disebelah rumahnya

"Ne-nenek i-ini kok-

-yang tabah yah nak"

Deg

Tabah

Kenapa ia harus tabah!? Apa yang terjadi!?

Namun kalimat selanjutnya, membuat piala ditangannya jatuh, jantungnya seakan akan berhenti berpacu, setetes air mata reflex jatuh dari matanya

"Bunamu sudah meninggal nak, tepat 15 menit sebelum kamu pulang"

Kakinya langsung berlari cepat, menerobos kerumunan itu untuk melihat sang buna, untuk membuktikan ini adalah sebuah kebohongan, tadi pagi bunanya sehat sehat saja, bahkan masih bisa membuatkan muffin coklat kesukaannya

Namun saat melihat wanita jelita itu kini sudah terbaring diatas brangkar rumah sakit dengan kain putih kafan yang menutupi tubuh ringkihnya, air matanya jatuh lebih banyak lagi, tubuhnya lemas, dunianya seketika runtuh

7 Semideus || Nct DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang