11. Siapa sih

253 49 8
                                    

Malam ini, anak anak Empat Kosong Lima lagi kumpul di Satu Arah. Satu Arah adalah café milik Han. Han dan teman – temannya bermodalkan dari hasil mereka ngeband, dan sedikit bantuan dari para orang tua, Han, Hyunjin, Seno, dan Ayen sepakat untuk membuat sebuah café. Berawal dari hanya satu blok, sekarang Satu Arah sudah berubah menjadi café sekaligus tempat singgah bagi Han dan teman – teman.

Setelah tampil beberapa lagu tadi, Empat Kosong Lima serta Han dan teman teman memutuskan untuk berkumpul. Ada juga Mark, Lucas, Bang Jefri, Bang Ashwin, Bang Johnny, Bang Tristan, Bang Yuta, Yusuf, Sean, dan Cello yang sengaja datang kali ini. Awalnya para abang berniat untuk mengerjakan skripsi, tapi godaan nongkrong ternyata lebih besar. Alhasil kali ini, kerumunan besar di tengah tengah benar benar menjadi perhatian pengunjung Satu Arah hari ini.

Tak ada yang protes atau marah karena kerumunan ini dirasa mengganggu, malah banyak pengunjung wanita yang curi curi pandang ke kerumunan itu. Itu pun juga tak berselang lama, karena pengunjung lain akhirnya larut dalam perbincangan masing – masing.

Sebenarnya tempatnya pun tidak se-sempit itu. Jarak antar meja bisa dibilang cukup, namun memang karena kerumunan ini besar—dan diisi oleh para pria tampan, dari maba sampai yang semester tua, semuanya ada.

"Felix tuh katanya kemarin balik ke Indo, Cel?" Hyunjin bertanya pada Cello yang berjarak Han dan Seno.

"iya, tapi beberapa hari doang gitu. Dia ngabarin gue abis balik lagi ke Ausie." Jawab Cello yang sedang mabar bersama Jeno, Jaemin, Haikal, dan Yusuf.

Haikal diam diam mendengarkan percakapan keduanya.

"bangke lah, gue ajak main bilangnya gamau. Lagi sibuk ngejar cewe katanya." Hyunjin bermonolog sambil membuang abu rokoknya.

"cewe yang mana? yang katanya temen kecilnya?" Cello memastikan pada Hyunjin.

Haikal terdiam. Felix? Lagi ngejar cewe, temen kecilnya?

"katanya gitu." jawab Hyunjin.

"gue kemarin dipamerin, dia abis main sama temen temen kecilnya. Tapi dia fotoinnya ramean gitu, ya mana gue tau yang dia taksir yang mana." Cello menjawab namun masih fokus ke game nya.

"tapi katanya yang dia taksir nih udah punya cowo." Kata Hyunjin.

"lo bedua kalo mau ngomong panjang, sebelahan aja dah. Pengeng kuping gue nih." Han akhirnya bersuara setelah daritadi menjadi perantara Hyunjin dan Cello.

Haikal masih mendengarkan perckapan Hyunjin dan Cello. Matanya masih fokus ke game, namun pikirannya malah teringat Dival. Felix, yang dimaksut Hyunjin dan Cello, Felix temen kecilnya Dival bukan sih?

"kalo udah ada cowonya, ya jangan dilanjut boi." Mark menepuk pundak Hyunjin.

"belom jadian sih, deket doang katanya."

"halah, gituan ntar bikin ribut. Tuh contohnya udah ada." Mark mengarahkan dagunya ke Johnny dan Jeffri yang duduk bersebelahan.

Johnny adalah orang pertama yang sadar, melihat ke arah Mark lalu terkekeh. "gausah dibawa bawa lagi lu!"

"emang ceritanya gimana sih, bang? Lo duluan apa Bang Jeffri duluan?"

Merasa namanya dipanggil, Jeffri yang tadi sedang ngobrol dengan Ashwin, menoleh ke Mark. "apaan dah?"

"Kalea." Johnny menyebutkan satu nama, yang dulu menjadi akar keributan dirinya dengan Jeffri.

"halah, dibawa lagi. kenapa? Lo suka sama temen lo yang udah punya gebetan?" Jeffri bertanya pada Mark.

"bukan gue. Noh temennya Hyunjin."

"padahal Hyunjin juga suka, deng." Han berceletuk pelan, yang membuat Hyunjin kaget. Semoga tidak ada yang mendengar celetukan Han barusan.

UntitledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang