12. Menemani

272 49 7
                                    

Beberapa hari ini Haikal lagi super nyebelin. Di chat juga cuman singkat singkat balesnya. Memang belakangan ini, jadwal Empat Kosong Lima lagi padat padatnya karena akan rilis single baru, dan tawaran untuk promosi lagu di beberapa radio. Tak jarang, mereka menginap di studio untuk merampungkan lagu, serta mencari aransemen yang baru untuk lagu yang akan dibawakannya nanti.

Dival juga tak kalah sibuk. Setelah waktu itu mendapat tawaran penerbit, kini dirinya di kontrak untuk satu tahun dalam penggarapan cerita – cerita baru. Malahan, sekarang Dival bisa menjadi pekerja part-time di perusahaan penerbitan tersebut.

Perusahaan tempat Dival bekerja sejatinya masih tergolong start-up company, namun memang banyak merekrut mahasiswa, yang mau bekerja part-time di berbagai bidang. Karena basicnya, lebih banyak mahasiswa, design perusahaan ini, dari mulai segi tata ruang kantor, seragam kerja, dan bahkan jam kantornya pun bisa menyesuaikan mahasiswa, walaupun tak jarang deadline dan amukan para boss tak bisa terelakkan, tapi banyak mahasiswa yang tertarik dan bahkan betah bekerja di tempat tersebut.

Sabtu minggu yang biasanya digunakan untuk bersantai, Dival gunakan untuk pergi ke kantor. Justru kantor ramenya di hari sabtu dan minggu. Dival banyak bisa berinteraksi dengan pekerja lainnya yang notabenenya juga mahasiswa dari berbagai universitas, dengan bidang masing – masing. Jadi bisa bertukar cerita, pengalaman, wawasan, dan pastinya menambah relasi.

Sepertinya alasan Haikal yang berubah menyebalkan, karena memang sekarang intensitas mereka bertemu sudah jarang. Yang biasanya Haikal latihan dan manggung bisa ditunggui Dival, sambil mengerjakan deadlinenya. Sekarang Dival sudah ditempatkan di kantor, walaupun memang sebenarnya jam kerjanya fleksibel menyesuaikan.

Di satu sisi, Haikal senang, karena dengan begitu Dival memiliki banyak teman. Tapi untuk ukuran Haikal yang bucin, walaupun pengertian, tapi love language Haikal memang quality time dan act of service.

Siang ini, Dival yang sedang istirahat dan berada di kantor, mencoba menelfon Haikal yang sejak semalam tidak membalas pesannya.

"halo?"

"halo?" Haikal menjawab dengan nada kesal. Padahal mah, seneng juga ditelfon ayangie.

"asikk, diangkat. Lagi apaa?" Dival berusaha seceria mungkin, karena Haikal yang grumpy begini sulit dibujuk.

"makan."

"makan apaa? Mau dongg"

"salmon mentai."

"ih gayaa! Mau dongg."

"boong. Makan lontong sayur."

"wkkwwk!! Bisaan aja salmon mentai! Mauu dong lontong sayur"

"sini lah. Lo belom makan?" walaupun nyebelin, tapi Haikal tentu saja masih peduli.

"udah tadi, makan keripik kentang. Enak banget sama nasi anget huhuhu. Jadi inget yang pertama kali nemenin lo manggung.."

Haikal terdiam mengingat kejadian itu.

[kala itu..]

Waktu itu awal Empat Kosong Lima manggung, di Langit Biru. Deg degannya bukan main. Takut salah nada, salah lyric, dan memang malam itu malam minggu. Empat Kosong Lima didapuk menjadi band pengganti, karena live music biasanya dibawakan oleh penyanyi solo yang pada waktu itu absen sakit.

Haikal  menjadi orang yang paling nervous disamping Bang Dery. Sampai sampai dirinya tidak bisa menelan makanan. Dival yang datang terlambat kala itu, begitu diberi tahu Bang Dery tampilnya masih satu jam lagi, dan sedaritadi Haikal tidak nafsu makan, Dival bergegas menghampiri Haikal dan mengajaknya keluar sebentar.

UntitledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang