15. oou kamu ketauan

273 49 6
                                    

Setelah melalui perjalanan sekitar 1 jam, akhirnya Haikal dan Dival sampai di rumah Dival. Dival mengernyit ketika melihat sebuah mobil parkir di depan rumahnya.

"ada siapa?" Haikal bertanya lebih dulu begitu melihat mobil di depan rumah Dival.

"gatau. Kayanya Felix." Dival tidak terlalu memperhatikan mobil di depannya karena sedang menata barangnya yang akan ia bawa turun.

Haikal terkejut mendengar bahwa mobil di depan mereka saat ini adalah mobil Felix. 'ada keperluan apa sampai bertamu malam malam ke rumah Dival?'

Melihat Dival yang sudah bersiap turun, akhirnya Haikal membantu Dival membawa barangnya. Tidak banyak yang Dival bawa, baju seperlunya, karena pulang ke rumah jadi masih ada baju, laptop untuk mengerjakan tugas kuliah jika dibutuhkan, dan beberapa makanan yang sempat Ia beli tadi.

"assalamualaikum..." ucap Dival sambil melepas sepatunya.

Di ruang tamu, ternyata Felix datang bersama ibunya. Ketiganya menengok ke arah Dival yang baru saja datang bersama Haikal.

"lah...ini udah dateng.." Mama Dival menyambut anaknya, memberikan pelukan kecil. Dan menyadari anaknya datang bersama seorang laki – laki.

"malem, tante.. saya Haikal." Haikal menyapa mama Dival dan mencium tangannya.

"maaf, Dival pulangnya kemaleman. Tadi mampir rumah saya dulu soalnya." Haikal menjelaskan pada mama Dival.

"oalah..iya, nggakpapa. Sini, masuk dulu, nak. Lagi ada temen kecilnya Dival, nih. Kenalin dulu, dek." Ucap Mama Dival pada Dival, bermaksut menyuruh Dival memperkenalkan Felix pada Haikal.

Haikal kemudian menyapa mama felix, dan mencium tangannya. Berlanjut ke Felix. Ada tatapan antara keduanya, sebelum berjabat tangan.

Karena Haikal masih harus melanjutkan perjalanan kembali ke rumahnya, dirinya segera pamit pulang.

"Saya langsung pulang aja tante, udah malem soalnya."

"oalah..eh bentar ya, Fin. Tak anter dulu, temennya Dival." Mama Dival berucap pada Mama Felix.  Yang dijawab dengan anggukan.

"bentar ya, tante." Dival kemudian pamit kepada mama Felix untuk mengantarkan Haikal pulang.

"makasih ya, Haikal. Maaf jadi ngerepotin harus anterin Dival pulang. Ati-ati ya, pulangnya." Mama Dival berkata pada Haikal dan diantarkan sampai pagar depan.

"sama – sama tante. Saya yang minta maaf malah kemaleman pulangin Dival. Yaudah saya duluan tante." Haikal pamit pada mama Dival.

"iyaa. Dival, temennya dianter dulu ya. Mama temenin mamanya felix dulu." Dival kemudian mengangguk.

Mama Dival kembali ke rumah setelah megantarkan Haikal sampai pagar rumahnya. Dival kemudian mengantar Haikal sampai ke mobil.

"makasih, ya. gausah ngebut, pelan – pelan pokoknya. Jangan ngantuk dulu pokoknya, sampe rumah dulu. Terus kabarin secepatnya." Dival berpesan pada Haikal.

Haikal tersenyum, menaikkan satu alisnya. "iyaaaaa. Ada lagii?"

"beneran pokoknya. Gue gabisa temenin lo nyetir, karena ada tamu. Jadi plis, kabarin gue secepatnya begitu sampe rumah."

Haikal mengelus puncak kepala Dival, "iyaaa, sayang."

Lampu jalan ternyata membantu Dival menyembunyikan rona di pipinya karena panggilan Haikal barusan.

"dih, salting ahaha." Walaupun gelap, Haikal bisa melihat gelagat Dival yang kaget karena panggilannya barusan. Sedangkan Dival tersenyum malu.

Haikal kemudian masuk ke mobil, dengan masih membuka kacanya. Entah tergerak darimana, Dival merapikan rambut Haikal dan mengelusnya perlahan dari luar mobil. "ati-ati, yaa."

UntitledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang