18. random!

2.6K 134 5
                                    

Happy Reading


(Namakamu) tersentak, kemudian terbangun dari tidurnya, menepuk dahinya pelan, melirik jam dindingnya kilas, yang ternyata sudah pukul lima sore, yang artinya sudah satu jam ia tertidur, sebab sebelumnya pukul empat sore kala ia menuju kamarnya

“Ah, ketiduran”keluhnya,

Mendudukkan dirinya di tepi ranjang, melepaskan sepatunya , dan melemparnya asal

“Langsung mandi aja deh”

(Namakamu) beranjak dari duduknya, kemudian melangkah menuju kamar mandi,

Hanya lima belas menit, (Namakamu) telah selesai, kembali keluar dari kamar mandi dengan bathrobe kuning di tubuhnya, rambutnya basah sedang ia gosok dengan handuk kecil putih di tangannya

Menghampiri lemari pakaiannya, (Namakamu) membuka pintu lemarinya, mengulirkan matanya, mencari apa yang akan ia pakai,

“Ah, nggak usah pake baju rumahan, udah mau malem, langsung pake piyama aja deh”

Menutup sebelah pintu lemarinya, (Namakamu) melirik tumpukan pakaiannya yanh terlipat dan tersusun rapih

Memilih satu set piyama putih susu, menutup lemarinya,

(Namakamu) membuka bathrobenya, yang mana di tubuhnya memang sudah memakai dalaman, beralih memakai piyama yang di ambil,

(Namakamu) berjalan menuju meja riasnya, meraih hairdryer di atas meja lalu mulai mengeringkan rambutnya yang basah, meletakkan kembali hairdryernya di atas meja, (Namakamu) kembali berjalan menuju kamar mandi, dengan sebelumnya menyempatkan diri untuk memungut bathrobenya,

Ia ingin mengambil air wudhu menyempatkan diri untuk sholat ashar

Hanya memakan waktu lima menit, ia pun telah selesai menjalankan perintah sang pencipta—Allah, untuk menyelesaikan sholatnya

(Namakamu) melangkah keluar dari kamarnya, ia bersenandung ria dengan langkah santainya, menutup pintu kamarnya, kemudian kembali berbalik dan melangkahkan kakinya untuk menginjak anak tangga, yang akan membawanya pada lantai dasar mansion,  ia akan ke dapur dimana ruang makan mereka berada

Kini (Namakamu) telah berada di meja makan dan melihat sang mama yang sedang memasak bersama bibi, maid mereka

“Mama”

Ratulyna pun menoleh dan mendapati putri cantiknya sudah terduduk di meja makan

“Bi—bibi lanjutin masaknya ya”ujar Ratulyna dengan nada lembutnya

“Baik Nyonya”

Lalu kemudian ia berjalan mendekat kearah (Namakamu) yang kini sedang menatapnya dengan senyuman manis

“Kenapa sayang?”tanyanya, seraya mendudukkan dirinya di hadapan sang anak, bersebrangan

“Papa sama Kakak mana?”(Namakamu) berbalik tanya

“Mereka udah di jalan mau pulang sayang”

“Ohh gitu, hum—Mama udah beli bucket bunga buat Kakak ?”

“Udah, pagi di hari Kakak wisuda bunganya sampai” balas Ratulyna

“Kok la—”

(Namakamu) yang belum menyelesaikan ucapannua pun terpaksa terhenti, kala ia mendengar seruan seseorang yang mengucapkan salam

“—Assalamualaikum~”

“Waalaikumsalam”jawab keduanya bersamaan

“Itu Papa sama Kakak”seru Ratulyna

Arena Sexs - Iqnam [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang