Happy Reading
Kini masih berlatarkan di kediaman keluarga Noovan, selaku kepala keluarga di keluarga kecilnya, dengan Ratulyna yang senantiasa mendampingi sang suami,
Saat ini mereka kembali berbincang-bincang perihal keseriusan Iqbaal yang terlihat tidak main-main akan ucapannya,
Sebelumnya mereka masih terkejut akan Farlan dan Herry ayah dari Iqbaal yang ternyata tanpa di duga saling mengenal itu, mereka sudah mendapatkan penjelasan cukup panjang yang semakin menambah keterkejutan pada mereka, seperti,-
"Iya, jadi—Herry itu sahabatku waktu semasa sekolah menengah atas, kami berada di sekolah yang sama, bahkan sudah menjalin pertemanan sejak kelas sepuluh, saat itu Herry menjabat sebagai ketua kelas di kelas kami. Semasa sekolah, Herry itu seseorang yang di siplin banget, tegas, dan selalu menjadi juara di kelas bersamaku—" Farlan menjeda ucapannya ia tersenyum manis sekali, begitu pula dengan Herry yang kini tersenyum lembut
"—dan kami tidak memulai pertemanan di sekolah, kami memang saling mengetahui nama satu sama lain, tapi hanya sebatas itu saja, kami memulai perteman di sebuah arena balapan, aku awalnya terkejut, saat mengetahui ketua kelas di kelas kami yang di siplin ternyata berada di tempat perkumpulan anak-anak liar, dan gal tak teduganya adalah—hobby kami ternyata sama, walau ada yang sedikit berbeda. Yaitu aku lebih menyukai balapan menggunakan mobil sport, sedangkan Herry—dia lebih menyukai balapan menggunakan motor sport besarnya. Saat itu teman semasa sekolah menengah pertamaku mengadakan pertandingan antara balap mobil dan motor, dan aku mengikutinya, karena memang aku selalu menjadi juara terbaik di arena balap-"lanjut Farlan, kemudian ia kembali menjeda ucapannya, karena ia merasa haus, dan memilih untuk menyiram tenggorokkannya dengan minuman dingin di atas meja
Herry tersenyum kecil, ia melanjutkannya,-
"—tanpa kami duga, bahwa kami akan bertanding pada balapan di malam itu, salah satu dari kami—yaitu aku dan Farlan, tidak ada yang kalah maupun menang, melainkan kami menang bersama. Jadi saat itulah kami memulai persahabatan—yang akhirnya kami tidak hanya dekat di luar sekolah, melainkan juga dekat di dalam sekolah karena sejak hari itu,"
Keduanya kembali melempar senyuman. Dan sang pendengar pun semakin merasa terkejut kala mendapatkan penjelasan itu
.
.
."Jadi—Iqbaal, kamu benar-benar serius akan keputusanmu? Kalian belum terlalu lama saling mengenal, mungkin baru sekitar satu minggu lebih pada minggu kedua, apa tidak terlalu cepat untuk hal itu? Atau tidak ingin mencoba untuk pacaran dulu,"tanya Farlan dan Ratulyna serius
Iqbaal yang di tanya memberi respon dengan anggukan yakinnya, raut wajah tampannya nampak serius sekali, tidak ada keraguan, sama seperti tadi sore
"Iqbaal serius, Ma—Pa. Iqbaal tahu, kalo itu emang terasa cepat sekali, tapi—Iqbaal nggak mau buang waktu sia-sia karena pacaran. Jadi Iqbaal mau mengikat (Namakamu) dalam sebuah pertunangan, karena ini lebih pasti, karena takutnya kalo pacaran malah nggak pasti,"jelas Iqbaal, rautnya nampak tenang dan binar matanya benar-benar memancarkan raut keseriusannya disana,
Mereka yang menjadi saksi dari keseriusan Iqbaal, memilih untuk berdecak kagum seraya mengulas senyuman bahagia di wajah masing-masing
Herry tersenyum bangga, putra kecilnya ternyata sudah se-dewasa ini,
"Ayah bangga sama kamu—le. Wah, kamu sama kayak Ayah banget, gentle man,"celetuk Herry, wajahnya terlihat senang,
Iqbaal menoleh pada sang ayah, ia terkikik kecil mendengar penuturan sang ayah
"Iya dong—anak Ayah gitu lhooo~"sahut Iqbaal menimpali
Membuat mereka kembali tertawa lebar
"Jadi—setelah (Namakamu) pulang dari bali, untuk satu minggu kedepan, kita akan segera persiapkan untuk acara pertunangan kalian karena kita akan mengadakannya dengan meriah, lalu di minggu kedua, kalian akan segera bertunangan, begitu?" ujar Farlan
Iqbaal mengangguk semangat
"Iya Pa. Jadi besok—pas (Namakamu) sama Kak Nichol pulang, kami bakal kembali datang, untuk benar-benar melamar (Namakamu)—dan Iqbaal mohon, rahasiain ini dari (Namakamu), Iqbaal mau kasih surprise—buat dia, besok Iqbaal akan melamar dia, di hadapan kalian semua, untuk persiapan pertunangan. Iqbaal serahkan itu semua pada kalian para orang tua,"balas Iqbaal, wajahnya terlihat senangMembuat mereka tak kuasa untuk ikut tersenyum senang
"Baiklah, mulai besok, kita akan segera mempersiapkan acara pertunangan kalian dalam satu minggu kedepan,"final Herry dan Farlan bersamaan
Semuanya mengangguk setuju, lalu mereka beranjak untuk makan malam bersama, yang sudah di persiapkan oleh Ratulyna
Lalu setelahnya Iqbaal bersama keluarganya pamit undur diri untuk pulang, tidak ingin terlalu malam lagi, sebab takut ada sesuatu yang tidak di inginkan
...
"Kak, kita besok pulangnya jam berapa? Mau kabarin—Mama sama Papa nggak?”tanya (Namakamu), saat ini mereka berdua sedang terduduk santai di ruang tengah villa, dengan menonton acara di televisi, setelah melakukan makan malam beberapa menit yang lalu
Nichol yang terduduk di samping sang adik pun menoleh,
“Pagi Dek, sekitar pukul sepuluh kita sampai di Jakarta, iya—nanti gue mau kirim pesan ke Mama,”balas Nichol
(Namakamu) mengangguk mengerti,
"Huhu gue nggak sabar mau nonton konser,"cuit (Namakamu), kedua matanya berbinar-binar, membuat Nichol tertawa kecil melihatnya
"Iya, sabar. Siapa tau, nanti yang temenin lo nonton konser bukan gue Dek,"sahut Nichol, ia sengaja mengatakan ini, seraya bersandar nyaman pada sandaran empuk sofa
(Namakamu) menoleh cepat, ia mengernyit bingung, tanda dirinya tidak mengerti
"Maksud lo—Kak? Ya jelaslah lo yang bakal temenin gue nonton, lagipula yang beli tiketnya aja elo—Kak,"aju (Namakamu), masih tidak mengerti akan ucapan sang kakak yang menurutnya tidak masuk akal itu,
Membuat Nichol tertawa dalam hati mendengarnya,
"Lo nggak tau aja dek, lo besok dapet kejutan besar, yang mungkin bakal ngebuat lo nangis kejer,"batin Nichol,
"Iya, kan cuma siapa tau aja Dek,"sahut Nichol, ia tersenyum penuh arti, seraya mengalihkan kembali pandangan pada layar televisi,
Senyumannya berubah menjadi sebuah senyuman simpul, kala ia teringat seseorang yang beberapa menit lalu mengiriminya sebuah pesan seperti,-
"Kak—besok kabarin gue kalo kalian udah sampai ya, besok gue mau kasih kejutan buat (Namakamu), gue bakal ngelamar dia di depan kalian semua, jadi usahain untuk dia masuk rumah lebih dulu dari lo. Gue mau ini jadi yang paling special buat dia untuk pertama kalinya. Oke? Btw—thanks ya Kak, kalau bukan karena lo, gue nggak akan bisa dapetin (Namakamu) adeknya lo, gue akan memanfaatkan sebaik-baiknya kepercayaan yang udah lo kasih untuk gue terhadap (Namakamu), sekali lagi makasih ya Kak,"
"Gue tau, lo emang sosok yang terbaik, yang dikirim tuhan buat Adek gue—Baal,"batin Nichol, dengan senyumannya yang tak pernah pudar,
Dan tanpa ia sadari, bahwa (Namakamu) sang adik, sedari tadi menatapnya dalam diam, menatapnya yang saat ini sedang tersenyum kecil seorang diri, ingin bertanya, namun ia takut ingin mengetahaui urusan seseorang, walaupun itu adalah kakaknya sendiri, kembali memfokuskan pandangan pada layar televisi, walau tak menutup kemungkinan rasa penasaran, serta-merta ucapan sang kakak yang tak dapat ia proses itu berputar di kepalanya,
"Kak Nichol kenapa ya?'
Huhuuuuuu nggak nyangka mau selesai!!
Vote-Comment ayo!Maafkeun daku yang kembali update aku greget, nggak sabar mau ngetik Sweet'a Marriage, dan update Perverted Ghost, kalian nggak rindu si hantu mesum itu apa??
Gimana?
KAMU SEDANG MEMBACA
Arena Sexs - Iqnam [END]
Fanfic🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞 Nggak ada desc apa-apa, kalo penasaran ya langsung aja baca. Mau hanya jadi pembaca, tanpa memberi dukungan semacam vote/komen, ya terserah! Yang penting pikir aja pakai logika, semuanya nggak semudah pas clear dan timbang baca doang...