• 21 •

1.5K 230 4
                                    

"Harap hati-hati soalnya ada penyakit menular baru.
Baru juga chatan udah nyaman dan sayang." - Tyas.

•••

"Aduhhh anak umi, mau kemana lagi sih? Ini udah jam 8 malem loh."

"Biasa mi, mau ke Kun. Lagian ada kumpulan. Jadi ian mau pergi dulu ya." Lelaki itu salim kepada uminya.

"Aduhh hati-hati yaa... berdoa dulu. Nanti kalau ada apa-apa telpon umi atau abi ya!"

"Iya siappp! Yasudah ian berangkatt ya mi. Assalamualaikum."

Lelaki itu pergi dengan motornya. Ia melawan dinginnya malam. Motor melaju dengan cepat, sepertinya lelaki ini tidak ingin lama-lama ada dijalanan.

Kemudian, dia sampai di sebuah rumah berpagar hitam.

"Assalamualaikum."

Tidak ada jawaban. Ia berusaha mengencangkan suaranya. Tapi tetap tidak aja jawaban, ataupun pergerakan dari arah dalam rumah.

"Lah kok sepi?"

Ia melihat handphonenya. Memberitahu Kun. Ternyata Mas Bulan salah rumah, pantas saja. Seharusnya ia pergi ke rumah nomor 217 bukan 127.

"Astagfirullah, Donita...Donita. Kalau bukan karena Kun saya gaakan mau datang."

Ia menaiki motornya kembali. Mencari rumah nomor 217. Setelah sampai, ia memarkirkan motornya di halaman rumah tersebut. Pagarnya terbuka luas, banyak motor juga disana.

"JEP, ETA BAKARNA TONG DI DINYA ATUH. SIA MAH REK NGADURUK JAKET URANG!"

[ Jep, itu bakarnya jangan disitu dong. Lo tuh kayak mau ngebakar jaket gw! ]

"Bakar weh jaket si Yudha mah. Kan kaya..."

"Kaya naon jon?" Tanya Jeffry. Ia sudah cengingikan melihat ekspresi Yudha.

"Kaya monyet lah!"

"Membagongkan."

Mas Bulan masuk. Ia langsung disambut layaknya seorang Raja.

"Masuk yan, kalau mau minum ambil aja di belakang." Kata Chitta.

Didalam sudah banyak perempuan, ada Chitta, Windi, Tyas, Wulan dan satu anak perempuan yang tidak dikenal. Mas Bulan lalu duduk, ia nampak canggung.

"Si Donita mana dih?" Kata Wulan.

"Gatau lah."

"IHH WIN MINTAAA SAOSNYAAA!" Tyas berusaha mengambil saos yang Windi pegang. Namun Windi selalu menghindar.

"KAAAAA PULANG YUUUUU!"

Mas Bulan benar-benar tidak tahu harus bagaimana. Ia akhirnya permisi untuk ke depan. Ia lebih baik bergabung jengan Jefrry and the geng.

"Mana lur satenya?"

"Lah nanya gw? Tanya noh si Jhonny."

"Lah Yud, bukannya sama lo?"

"Kan terakhir ama lo bujon!"

"Dih tolol tah si Jepri. Ada dideket kakinya noh." Jhonny menunjuk sebuah wadah berisikan beberapa tusukan sate.

"Bego ahahaha! DIH MAKIN LAMA SI JEPRI MAKIN TOLOL!"

Mas Bulan duduk di samping Jhonny.

"Assalamualaikum barudak." Ucap Mas Bulan.

"Waalaikumsalam akhi."

Mereka bertiga mengganti posisi duduknya. Mas Bulan hanya diam.

"Tumben euy? Gak bareng si Kun?" Tanya Jhonny.

Sekolah NEO ( Nct Couple )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang