• 61 •

1.2K 184 27
                                    

Hari terus-menerus berganti. Sekarang tidak terasa sudah di tengah semester lagi. Banyak siswa-siswa yang mulai giat belajar, apalagi anak kelas 12 yang sebentar lagi mau lulus.

Mungkin berbeda untuk Chitta. Dia malah asik ngegibah bareng temannya sambil mencoba-coba liptint barunya.

"Gak yakin aing si Yuda punya pacar. Maksudnya apa ya, si Windi kan suka si Jepri. Ehhh..." Donita menutup mulutnya.

"Hah?? Masaaa...." Kata Tyas.

"Kagak anjir gila aja, lo gatau yas si itu mantan Jepri? Yaudahlah ya masa lalu ini." Chitta masih asik melihat kacanya. Sepertinya bibirnya terlalu merah, ia menghapus lagi liptintnya.

"Kagak. Dih gak kasih tauuu!"

"Lo gak nanya."

3 jam lamanya mereka berada di lantai dua masjid. Keadaan dibawah terlalu berisik apalagi sekarang saatnya semua siswa untuk shalat dzuhur. Ada Zidan dan Jeno dibawah, tidak ada yang peduli sebenarnya. Tapi, semua tatapan menuju ke arah mereka saat kedua lelaki itu memperebutkan sebuah sajadah. Padahal di belakang masih banyak sajadah yang belum dipake.

"NGALAH AIHH, LO AMBIL YANG BELAKANG AJA DAH."

"Males, dieuken ahhh. Sia weh nu ambil di belakang."

"GAMAUUUUUU! NGALAH SAMA YANG MUDA TEH ANJIRR."

Chitta yang ada di atas melihat ke arah bawah. Ia mengintip sedikit dari arah atas, ternyata hanya anak bocil yang rebutan sajadah. Tentu saja dirinya tidak peduli.

"Kenapa cit?"

"Itu adik si Jepri sama siapa gatau satu lagi, rebutan sejadah."

"Gabut anjir rebutan kek gitu. Dah ah wudhu lo pada! Solattt solattt dosa lo semuaa banyak!"

"Hih... gak ya. Lo ajaa..."

"Biasa Don, si cita mah. Rek murtad."

"Goblok. Aihhh padahal baru aja ngebenerin nih muka."

"Makannya udah tau waktu solat malah pake bedak eyeliner liptint segalaaa."

"Fiks sih calon lonte."

"Bukan calon yas. Emang udah melonte, biasa mangkal di gang sebelah noh."

"Iya serahh. Orang cantik mah di hate teruss. Iyahhh."

"Najis."

Donita pergi, mau ambil wudhu katanya. Tyas juga ikut-ikutan. Mereka malah berlomba lari ke tempat wudhu, yang menang gak dapet apa-apa sebenarnya. Namun kedua anak ini langsung terburu-buru untuk turun. Sampai ada siswa lain yang jatoh karena tersenggol oleh pantat mereka.

Chitta sih santai. Malah dia ketawa-ketawa sendiri, gak lupa dibuat story biar pacar-pacarnya ngeliat kelakuan absurd mereka.

Sementara itu, Zidan dan Jeno sudah damai. Akhirnya Mark mengambil dua sajadah dibelakang, lalu memberikannya ke dua orang tersebut. Biar sajadah yang mereka pegang buat Mark aja, soalnya lembut banget. Lumayan kan kalau sujud gak sakit-sakit amat fikir Mark.

Imam hari ini Mas Bulan. Bagaimana Donita yang shalat tidak terpukau, terkesima, terpesona, ter-ter-ter pokoknya. Dia gak fokus sama shalatnya, malah dia fokus sama bacaan yang Mas Bulan katakan. Suaranya sangat merdu, saking merdunya taeil NCT kalah lah.

"Allahu akbar..."

Semua orang rukuk. Donita masih berdiri, Chitta yang aneh langsung menendang kaki Donita. Gak ada yang liat ini kan? Berdosa banget kamu Chitta.

'Siapa sih yang nendang anj. Eh dah pada sujud anjing. Malu gww!'

"Assalamualaikum.... Assalamualaikum."

Sekolah NEO ( Nct Couple )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang