Minggu ke dua belas masa kehamilan.
Banyak perubahan yang terjadi setelah memulai hidup baru di Indonesia. Di rumah baru mereka dan di hari-hari baru yang selalu mereka lewati dengan banyak tawa. Mark merasa lebih baik dengan kehidupan baru ini, setelah tak ada lagi perkuliahan dan ia yang telah menjadi orang dewasa—ia sibuk dengan pekerjaan barunya.
Selain pekerjaan, ia juga selalu mengawali banyak hari dengan Heya yang berada di sampingnya. Oh ya, ini minggu ke dua belas kehamilan Heya dan setiap hari Mark selalu disambut dengan aura yang begitu segar dari istrinya itu.
Heya lebih banyak manja dan lebih banyak bercerita selama beberapa minggu terakhir. Ia bisa bercerita tentang apa saja, seperti 'Mas, aku tadi ketemu odong-odong di jalan. Sekarang udah jarang banget ya munculnya.' Atau 'Mas, tahu nggak, aku ketemu toko buku yang nawarin diskon lima puluh persen. Besok kita ke sana ya!'. Masih nyak hal lainnya lagi yang ia ceritakan kepada Mark dan begitu antusias untuk membagikannya.
Selain itu, Heya juga tak berhenti untuk bertingkah manis dan bahkan begitu manja. Lebih manja dari sebelumnya (Heya tak terlalu manja sebelumnya. Hanya kali ini ia tampak berbeda dengan mendadak bertingkah seperti itu) dan tentunya membuat Mark kerap merasa gemas kepadanya.
Seperti pada pagi ini, ketika Mark tengah menyiapkan sarapan di dapur seorang diri, tiba-tiba saja ia mendengar suara kehebohan kaki berlari dari tangga atas hingga mendekat ke lantai dapur.
"Radhea, pelan-pelan aja!" pekik Mark, karena ia harus selalu memperingati Heya untuk tak boleh tergesa-gesa. Ini dikarenakan kondisinya yang tengah hamil sekarang.
Dari sampingnya, Heya tiba menghampiri Mark yang tengah merebus sayur wortel dan jagung. Ia masih berpenampilan dengan gaun tidurnya dan wajahnya tampak begitu segar di pagi ini.
"Mas, yang masak semua ini?" buka Heya.
Mark mengangguk.
"Mas bisa panggil aku buat masakinnya," tutur Heya.
"Nggak papa, aku cuman masak dikit doang kok," sahut Mark.
"Mas, hari ini kerja?"
"Iya."
Heya tak menjawab, lalu Mark bergeser menuju ke kulkas untuk mengambil sebutir telur di dalam sana.
"Kamu mau omelet ju— ouch!—Radhea!"
Belum selesai berucap, tiba-tiba Heya berlari mendekap tubuhnya dengan cepat. Mark pun dibuat kewalahan karena harus menyeimbangkan tubuhnya dari tabrakan barusan.
Nah, inilah dia salah satu contoh tingkah manjanya di pagi hari ini.
"Mas, kapan liburnya sih?" Heya bersuara di sela-sela pelukannya.
Jika sudah seperti ini, Mark pun lantas dibuat tersenyum dan ia mengelus pelan pundak Heya, "aku kan libur setiap hari Minggu."
"Tapi hari Minggu itu lama!"
"Besok udah Minggu loh. Lagian aku pulang kerja setiap jam empat sore. Nggak sampai malem, kan?"
"Iya, aku tahu."
"Nah, itu udah tahu."
"Tapi masalahnya aku kangen."
Demi Tuhan, Mark tak bisa menolak yang satu ini. Benar-benar tidak bisa. Dari suaranya dan tingkahnya, ia berharap Heya selamanya akan seperti ini. Menjadi istri yang menggemaskan dibandingkan ia yang kerap jengkel seperti sebelumnya.
"Radhea, please.."
"Kenapa?"
"Jangan manja-manja gini. Aku bisa mati kegemesan gara-gara kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
me after you [TERBIT]
Romance[TERBIT DI LAVELLE PUBLISHER] ACT 2 - CHEMISTRY OF LOVE ❝Karena kita belum sepenuhnya berakhir.❞ Masih tentang Mark Agraha Lych dan Radhea Akira Putri. Tentang mereka yang bersatu melewati perbedaan dan tentang mereka juga yang baru saja memulai ki...