2. Lamaran

16.1K 2.6K 1.1K
                                    

Suara ketukan flatshoes hitam itu berbunyi di sekitar koridor gedung fakultas di jam siang tersebut. Derap langkahnya melaju sampai tiba di gedung jurusan yang bertepatan di belakang gedung fakultas tadi. Ia melangkah menuju bagian bawah beringin yang saat ini terlihat begitu ramai diisi oleh banyak mahasiswa yang sedang bersantai di bawahnya.

Pemilik flatshoes itu berhenti di salah satu meja, dimana ada orang lain yang sedang duduk di sana.

"Lia."

"Hmm?"

Sebuah buket bunga tersodorkan pada penunggu meja itu, orang itu masih sibuk berkutat di depan layar laptopnya sampai akhirnya menoleh padanya juga.

"Gosh!!" Ia berteriak heboh.

"Selamat sempro Lia sayang!"

Temannya langsung membawanya segera masuk ke dalam pelukannya. Heya menyambut pelukan Lia dengan begitu bahagia. Mengetahui temannya ini telah melewati masa sidang dan itu artinya salah satu perjuangan gadis itu telah selesai. Heya harus memberinya sebuah apresiasi setelah kerja kerasnya beberapa waktu lalu telah terbayarkan.

"Gue kangen banget sama lo!" Lia memeluknya begitu erat sampai membuat Heya ikut gemas dengan pelukannya itu.

Setelah selesai dengan sesi berpelukan, keduanya langsung terduduk di kursi meja tersebut.

"Tumben banget sih pakaian lo kayak gini." Lia memperhatikan pakaian formal yang Heya pakai, berupa kemeja putih dan rok pensil abu-abu. Penampilan yang begitu terlihat segar dan dewasa. "Lo kayak udah kerja. Dih! Iri banget gue lihat lo kayak gini!" serunya.

"Jangan iri lah, makanya kelarin skripsian lo tuh." Heya terkekeh melihat reaksi Lia itu.

Sedangkan Lia hanya berdecak mendengarnya."Dikira skripsi kayak ngerjain PR anak SMP. Mana ada yang mudah."

"Gue seminar kemarin nggak ada satupun orang yang ngasih gue bunga. Gue sedih tahu nggak, tapi gue seneng hari ini gue ngedapetinnya dari lo. Thanks banget!" Lia mengamati kumpulan bunga mawar merah muda dan putih itu berada di dalam satu buket yang ia pegang. Tatapannya tak lepas melihat kejutan yang diberikan Heya tersebut.

"Gue sebenarnya nggak terlalu ngemasalahin soal hadiah setelah seminar. Karena apapun intinya, lo udah berhasil ngelewati semua itu." Heya tersenyum melihat reaksi Lia yang tampak begitu senang.

"Tapi gue tetep sedih, Heya. Lo tahu nggak rasanya jauh dari ortu dan lo harus ngadepin ini sendirian." Lia membalas balik.

"Ah sorry. Gue lupa bagian itu. Sorry Lia. Tapi intinya lo berhasil ngelewatin semua itu, 'kan? Selamat!" Senyuman Heya lebih mengembang lagi ke arahnya.

Lia membalas senyumannya dan keduanya berlanjut bercerita tentang apa saja yang mereka lalui akhir-akhir ini.

"Lo pake pakaian ginian emangnya mau ngapain?" Lia tampak penasaran dengan penampilannya ini sejak tadi.

Heya melihat sejenak penampilannya hari ini, "Gue habis ikut seminar tadi. Sekalian ngelamar kerja juga," sambungnya.

Karena ucapannya terakhir itu, mata Lia otomatis dibuat terbelalak seketika. "Serius lo!?"

Heya mengangguk.

"Lo ngelamar dimana?" tanya Lia.

"Ada perusahan sawit yang lagi buka lowongan dan kebetulan juga mereka nyari fresh graduate. Mereka juga buka seminar tadi, jadi ya... gue coba join aja."

Mendengar penjelasan Heya itu langsung membuat Lia berdecak kagum. "Good luck! Semoga lo keterima."

"Amin."

me after you [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang