Pagi hari Heya disambut dengan perasaan buruk ketika ia harus menahan kesakitan di bagian perutnya sejak semalaman. Heya mencengkram erat kain pakaiannya, berusaha menahan sekuat mungkin rasa nyerinya. Dikarenakan sakit perut ini ia jadi tak fokus harus mengurus beberapa makanan yang sedang ia goreng sekarang.
"Kamu kenapa?"
Pandangannya beralih cepat ketika mendapati ada sosok Mark yang tengah berdiri di depan pintu kulkas.
"Nggak."
Heya harus menahan dengan lebih rasa sakit di perutnya sampai ia selesai menghidangkan sarapan pagi untuk Mark dan mama papa juga. Setelah selesai meniriskan masakannya, ia langsung menyajikan beberapa hidangan tersebut di atas meja makan.
Mark menyusul setelah Heya menyiapkan sarapan pagi tersebut.
"Ada sambel juga?" Fokus Mark beralih menatap piring kecil yang berisi olahan cabai di atas meja makan saat ini.
"Mama bawa sambel kaleng. Kita dikasih banyak kok sama Mama." Segelas air putih Heya berikan langsung, beriringan dengan penjelasannya untuk ucapan terakhir Mark.
Mark tersenyum. Dia cukup senang bisa merasakan salah satu masakan Indonesia ini dan terlebih Mama juga membawanya.
"Kamu sakit?" tanya Mark. Ia menyadari adanya perubahan ekspresi tak nyaman pada Heya.
"Aku sakit perut. Biasa, lagi dapet," jelas Heya diselipi senyuman tipisnya—meyakinkan suaminya itu bahwa ia baik-baik saja.
"Banyak minum air putih sama istirahat," suruh Mark.
Heya mengangguk. Dia baru saja mendapatkan haidnya di hari kemarin. Beberapa menit ia menatapi Mark yang tengah menyantap sarapannya. Ia belum bisa makan saat ini, terlebih nafsu makannya hilang karena harus berganti menahan rasa sakit di perutnya.
Tak berapa lama juga, perhatian dua orang itu teralihkan saat mendengar suara heboh yang berada di anak tangga. Terlihat mama dan papa sedang menuruni pelan anak tangga tersebut selagi menenteng koper milik mereka.
Heya bergegas cepat menghampiri mereka dan membantu membawa koper tersebut.
"Mama, mau siap-siap pergi lagi ya?" tanya Heya ketika ia membantu membawakan koper Mama untuk turun dari tangga.
"Iya. Mama sama Papa mau ke Vancouver—"
"Lagi?" potong Mark cepat.
"Iya. Mau nginep di rumah Om Teris. Kebetulan Papa juga mau ketemu sama dia, ngurus bisnis lah," jelas Mama.
"Kok cepet banget, Ma?" tanya Heya.
Seingat Heya, mama dan papa baru berkunjung ke rumah mereka selama empat hari. Kemarin mereka baru saja tiba dan hari ini mereka memutuskan untuk pergi lagi ke Vancouver.
"Gak mau ganggu kalian," jawab Mama.
Setelahnya Heya langsung mengajak dua orang mertuanya itu untuk segera sarapan pagi bersama mereka.
"Mark, kamu kapan libur kuliah?" Pertanyaan pertama dari Papa di meja makan.
"Masih lama, Pa. Tiga minggu lagi," jawab Mark.
"Kalo udah selesai nanti, jangan lupa balik Indo. Sekalian deh mampir ke rumah nenek," ucap Mama.
Mark mengangguk.
"Oh ya, Mama sama Papa berangkat kapan?" tanya Heya.
"Jam delapan nanti," jawab Mama.
"Duh, Mas Mark gak bisa nganter nih, Ma. Dia mau kuliah," balas Heya.
KAMU SEDANG MEMBACA
me after you [TERBIT]
Romansa[TERBIT DI LAVELLE PUBLISHER] ACT 2 - CHEMISTRY OF LOVE ❝Karena kita belum sepenuhnya berakhir.❞ Masih tentang Mark Agraha Lych dan Radhea Akira Putri. Tentang mereka yang bersatu melewati perbedaan dan tentang mereka juga yang baru saja memulai ki...