Sabtu menjadi waktu yang paling tepat untuk Heya bermalas-malasan seharian penuh. Sebenarnya ia sudah mulai melakukannya sejak libur beberapa waktu yang lalu, ia dan Mark tak punya rencana apapun untuk pergi ke luar kota untuk sekedar liburan. Pasti suaminya itu akan berkata,
"Ngapain sih liburan? Balik-balik nanti kamu capek lagi."
Heya pikir Mark memang pelit untuk mengeluarkan uang. Tipikal suami yang gila hemat sejak mereka berada di luar negeri lalu, tapi sebenarnya mereka masih butuh istirahat. Terlebih beberapa hari yang lalu keduanya baru saja keluar dari rumah sakit. Heya ingin melakukannya sebelum mereka kembali ke Kanada lagi, tapi untuk situasi sekarang sepertinya kesehatan keduanya adalah hal yang perlu diutamakan.
Jadi beginilah mereka mengawal hari ini, pukul sembilan pagi ia mendapati Mark tengah bersantai di balkon kamar sambil meminum teh rasa buah dan membaca beberapa literatur yang sama sekali tak Heya ketahui (dan juga tak minat untuk diketahui).
DRRRTT DRTT
"Radhea, ada telpon!"
Buru-buru Heya mengambil handuk kecil setelah ia mencuci mukanya tadi. Karena panggilan Mark dari luar, Heya dengan cepat segera keluar dari dalam kamar mandi dan meraih benda pipihnya yang tak henti berbunyi sejak tadi.
Satu panggilan masuk dari kakak sepupunya.
Tumben..
"Halo?"
Obrolan dimulai dengan pihak seberang yang membawa kabar untuknya, hingga beberapa menit setelahnya, Heya izin mematikan segera panggilan tersebut.
Mark masuk dari dalam balkon, ia hendak mengambil buku lain di meja belajarnya dan tak sengaja tatapannya tertuju pada Heya yang termenung di tempatnya.
"Kenapa?" tanya Mark.
Ada yang sedikit menahan Heya untuk berkata. Lalu ia menatap balik Mark yang tengah penasaran padanya.
"Sepupu aku, mbak Siris, dia nanyain kabar kita gimana," ucap Heya.
Karena Mark penasaran, ia langsung mendekat ke arah Heya yang terduduk di pinggiran kasur.
"Aku jawab, kita baik-baik aja selama di sini. Terus mbak Siris ngomong soal kakek yang lagi sakit udah dari dua minggu lalu-"
Penjelasan Heya terpotong cepat kala mendengar bunyi bel rumah yang menegaskannya untuk langsung pergi ke lantai bawah. Ia pun segera keluar dari kamarnya dan bergegas untuk membukakan pintu.
Sampai di bunyi ketiga, Heya langsung membukakan pintunya dan mendapati mamanya yang berada di sana. Mark ikut menghampiri mereka dari balik pintu, lalu mama segera diajak masuk oleh keduanya ke dalam rumah. Sepertinya ada yang hendak beliau katakan pada mereka.
"Kamu udah dapet kabar dari Siris?" tanya mama pada Heya.
Heya mengangguk.
"Kakekmu, Kira.. lagi sakit parah udah dua minggu lalu. Mama rencananya mau balik ke kampung jadi.. mama cuman mau ngabarin gitu," jelas mama.
"Mama balik sendiri?" tanya Mark.
"Nggak, mama bakal ketemuan sama Windy di stasiun. Dia habis dari keluar kota juga jadi langsung ke sana aja," jawab mama.
Heya cukup jelas mendengarkan ucapannya, akhirnya mama pun pamit. Tapi sebelum benar-benar pergi, dia melihat sekali lagi pasangan itu.
"Mama sebenarnya mau ngajak kalian juga, tapi kalian kayaknya harus banyak istirahat dulu," sahut mama.
KAMU SEDANG MEMBACA
me after you [TERBIT]
Romantik[TERBIT DI LAVELLE PUBLISHER] ACT 2 - CHEMISTRY OF LOVE ❝Karena kita belum sepenuhnya berakhir.❞ Masih tentang Mark Agraha Lych dan Radhea Akira Putri. Tentang mereka yang bersatu melewati perbedaan dan tentang mereka juga yang baru saja memulai ki...