Suasana koridor pada gedung fakultas di pagi hari ini tampak begitu ramai dilalui para mahasiswa di jalanannya. Pagi ini semuanya dibuat sibuk dengan kegiatan kampus mereka. Ada yang sedang mengejar kelas pagi ataupun mengejar aktivitas lainnya. Salah satu yang sibuk saat itu adalah seorang gadis dengan pakaian santainya tengah berjalan cepat di jalanan koridor tersebut.
"Lo ngapain sih buru-buru segala kayak gitu?"
Langkahnya melambat setelah mendengarkan seseorang tengah berceletuk kepadanya dengan Bahasa Indonesia gaul itu. Lantas pandangannya menoleh ke kanannya dengan tajam, mendapati seorang laki-laki lain sedang mengikutinya.
"Ngindarin lo lah, Kak," balasnya.
Di antara keramaian koridor itu ada Arial yang tengah kebingungan dengan sikapnya Kania pada pagi hari ini.
Kania berdecak seraya menarik rambutnya ke belakang.
"Lo stres?" tanya Arial.
Kania menoleh ke arahnya, "gue akhir-akhir ini lagi pusing sama pelajaran dosen gue," jawabnya.
"Lo capek ngikutinnya?" tebak Arial.
Kania berdehem membalasnya.
"Ya lo nya istirahat dulu. Sudah tuh baru belajar lagi—"
"Please deh, gue tuh bener-bener pusing sama pelajarannya! Mana bisa gue mau belajar lagi."
"Ya lo cari orang buat belajar bareng sama lo. Temen lo pasti ada."
Kania terdiam mengulum bibirnya. Ada sedikit perasaan kesal ketika mendengar ucapan dari Arial barusan.
"Sebenarnya gue udah nemuin tutor buat ngajar di pelajaran gue itu."
Arial menoleh pelan ke arah Kania.
"Siapa?"
"Kak Mark."
"Terus kenapa lo masih pusing."
Kania berdecak lagi, "sebenarnya sih bisa, cuman kak Mark tuh nunjukkin diri dia sebagai freelance tutor. Jadi kalo mau diajarin sama dia, harus buka kelas terus sekalian ngajakin orang rame-rame juga," jelasnya.
Arial lantas ber'oh' membalasnya.
"Yaudah tinggal lo ajak sekalian temen lo biar belajar bareng sama dia," ucap Arial.
"Dikira mudah apa. Gue aja masih belum kenal sebagian besar temen kelas gue," balas Kania.
"Hmm.. tapi enak juga sih kalo ada freelance tutor kayak gitu. Mana dapet duit lagi," sambung Arial.
Kania terdiam.
"Oh, jadi lo mau tutor gratis gitu?" tebak Arial.
Kania lantas memandangnya dengan ekspresi tak terima. Sebelum hendak menjawab, Arial telah pergi meninggalkannya terlebih dahulu.
"Wajar sih. Apalagi 'kan Mark bawa istri ke sini, jadi butuh duit juga lah dia." Satu pesan terakhir Arial kepada Kania sebelum pergi.
Karena kalimatnya itulah, Kania menghentikan langkahnya segera di pinggiran simpang koridor.
"Bahkan gue lupa kalo Kak Mark udah punya istri."
□□□□□
"Dimakan dulu ya apelnya. Satu aja. Ayo sayang."
Butuh sedikit usaha besar yang harus Heya lakukan untuk membujuk Lio memakan sarapannya di pagi hari ini. Anak kecil itu lantas menggeleng dengan ekspresi penolakannya yang terbilang gemas. Lio mendorong piring kecil berisi potongan apel itu ke arah Heya, penolakan yang ditunjukan secara terang-terangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
me after you [TERBIT]
Romance[TERBIT DI LAVELLE PUBLISHER] ACT 2 - CHEMISTRY OF LOVE ❝Karena kita belum sepenuhnya berakhir.❞ Masih tentang Mark Agraha Lych dan Radhea Akira Putri. Tentang mereka yang bersatu melewati perbedaan dan tentang mereka juga yang baru saja memulai ki...