🐰 🐶 🐮 🍑
Suara decitan sepatu basket menggema di lapangan basket indoor kampus. Mingyu, si kapten basket dengan tingginya yang menjulang itu, masih fokus pada titik ring basket untuk melakukan tembakan tiga poin. Sore itu agenda latihannya adalah three-point shoot.
"Aming!" tiba-tiba Jaehyun, sahabatnya yang juga anggota pasif basket putra, menghampirinya. "Napa?" tanya Mingyu tanpa menoleh sedikit pun.
"Itu bini lo bukan sih yang lagi nangis di koridor?" Jaehyun menunjuk sesosok gadis yang terduduk di kursi panjang koridor gedung D, yang dikiranya adalah Rose, sosok yang ia sebut sebagai "bininya Mingyu".
"...kayaknya?" Mingyu memicingkan matanya, iya-iya aja Rose dibilang sebagai "istri"nya. "Kenapa dia nangis?" Mingyu sontak melempar bola basketnya ke Jaehyun. Jaehyun dengan cekatan menangkapnya.
Mingyu pun berlari ke luar lapangan dan menghampiri gadis yang terduduk dengan wajah tertutup di koridor, yang kalau dilihat dari rambutnya sih, tidak lain dan tidak bukan Roseanne Park. "Rose..." Mingyu mendekat. "Lo nangis...?"
Yang dipanggil tidak menjawab, masih menutup wajahnya dengan kedua tangan.
"...Rose, lo nggak papa?"
Rose pun membuka kedua tangannya, menunjukkan wajahnya yang sembab karena air mata. "Nggak papa."
"Nggak papa tapi matanya bengep kayak orang abis diputusin," ledek Mingyu, kemudian mengambil posisi di sebelah Rose.
"Aaaaah, ngapain sih lo di sini!! Lo kan lagi latihan!!"
"Ya abisan ngeliat lo nangis gitu di pojokan, kan gue kepikiran ya, apa lo diDO dari kampus, atau lo dicoret dari Kartu Keluarga lo..."
"Mulut lo!" Rose memukul Mingyu kesal. "Udah sana ah, bau keringet!!!"
"Bohong, orang gue tiap latihan selalu pake parfum!! Lo juga bilang gue nggak pernah bau kalo lagi latihan basket. Udah deh Rose, gue udah kenal lo dari kecil, lo udah nggak bisa bohong lagi ke gue! Gue udah terlalu kenal lo sampe ke akar-akarnya."
Bibir Rose mengerucut kesal. "Ya udah, revoke aja lah friendship card kita. Males gue punya sahabat bawel kayak lo."
"Ya udah, kalo mau direvoke, besok-besok pulang ke apartemen jangan minta anterin, kalo pulang malem dari kampus jangan minta jemput, kalo dateng telat jangan minta tag kursi—"
"Ya udah, besok-besok gue nggak minta anterin atau minta jemput ke lo lagi."
Mingyu menghela napas, "bercanda! Gue bercanda! Gue yang nggak tega kalo lo nggak ada yang jemput dari kampus kalo pulang malem," Mingyu menggenggam tangan Rose dan berjongkok di hadapannya. "Kenapa? Nangis kenapa?"
Ditanya begitu, Rose malah tambah deras air matanya. Mingyu makin bingung harus apa. "Roje... gue harus gimana... nggak enak tau diliatin orang lo lagi nangis sementara guenya diem doang, kesannya kayak gue yang jahatin lo tau nggak..."
"...jangan ditanya... hiks... makanya jangan ditanya... cewek kalo ditanya kenapa nangis kan tambah kejer..."
"Ya udah, maaf yaaaa," Mingyu pun hanya mengelus-elus punggung Rose. "Ya udah kalo lo belum mau cerita."
"Gue mau cerita, hiks, tapi nanti... pas pulang..."
"Oooh, lo mau balik bareng gue?"
"I-iya..."
KAMU SEDANG MEMBACA
harta, tahta, nilai A! || 97line socmed!AU
FanfictionBanyak orang bilang, laki-laki itu di dunia biasanya ada tiga yang dicari; "harta, tahta, wanita." Tapi enggak dengan empat sekawan ini. Kuliah tentu saja yang diincar adalah harta, tahta, dan nilai A! ...soalnya keempatnya jomblo dan susah dapetin...