I'am Yuta 16 (Revisi)

49.5K 2.5K 189
                                    

Mamih membuka pintu rumah, setelah seharian lelah arisan sekaligus berbisnis bersama kawan-kawan sosialitanya. Alangkah terkejut Mami mendapati putranya sedang berpelukan dengan seorang perempuan di smart sofa bed.

"Astaga, Yuta!" teriak Mami.

Yuta yang memang belum memejamkan mata sontak mencari sumber suara, ternyata Mami yang tak jauh dari tempatnya tidur. Yuta menaruh telunjuknya di depan bibir pertanda agar mami jangan berteriak karena hal tersebut akan menganggu Nanda yang baru saja bisa tidur.

"Nanda," gumam Yuta tanpa suara, Yuta paham pasti Maminya berpikir yang tidak-tidak.

Mami membulatkan bibirnya, batinnya bertanya-tanya apa yang terjadi diantara kedua anaknya itu. Yuta bangkit dengan perlahan agar Nanda tidak terbangun. Dia berdiri disamping mami.

"Kenapa Nanda?" tanya Mami sedikit ketus.

"Abis nangis," jawab Yuta.

"Astaga Nanda kamu apain lagi?! Kan Mami udah bilang, jagain Nandanya," bentak mami.

"Nggak diapa-apain loh, Nanda sendiri yang susah dibilangin. Ngerengek minta eskrim, udah dikasih, tuh anak malah nambah makan permen. Udah tau giginya sensitif," Yuta dongkol sendiri.

Mami memukul bahu Yuta, "Kenapa nggak kamu sita aja permennya?!"

Laki-laki itu menghela napas berat, "Yuta terus yang disalahin."

"Emang kamu yang salah," ucap Mami tak mau mengalah, jika selalu begini lama-lama Yuta bisa kena mental.

"Udah lah, tuh gantian Mami yang jagain. Yuta mau tidur, ngantuk." Ujung baju Yuta ditarik oleh Mami saat hendak melangkah, hampir saja Yuta terhuyung ke belakang.

"Heh, mau kemana?!" Mami melotot.

"Ya mau tidur lah," jawab Yuta santai.

"Tanggung jawab dong, kamu jagain Nanda lagi. Mami capek, kamu nggak ngertiin banget."

Mami lelah tetapi menghasilkan cuan sedangkan Yuta menjaga Nanda yang bandel tidak menghasilkan apapun. Yang ada hanya lelah fisik dan batin. Seharusnya Mami mengerti keadaan Yuta, saat ini dia sedang menjalani tugas akhirnya dikampus namun tertunda karena Nanda.

"MAMIIII." Teriak Yuta saat menyadari jika Mami sudah menghilang.

"Yuta," segera Yuta mengalihkan perhatiannya ke Nanda, gadis itu seperti terganggu tidurnya karena mendengar teriakan Yuta.

Yuta naik ke atas sofa yang sudah disulap menjadi sebuah kasur, dia langsung memeluk Nanda yang menangis. Menepuk-tepuk pelan punggung Nanda agar kembali tertidur, "Sttt... puk puk puk, tidur lagi ya."

Yuta merasa dirinya sudah seperti seorang babysitter namun yang membedakan ialah pengasuh bayi ini versi laki-laki dan yang diasuh ialah bayi besar yang sedang sakit gigi.

"Sakit," gumam Nanda.

"Iya tau, disuruh ke dokter tapi nggak mau. Mending tidur aja," ucap Yuta seraya mengecup pipi bulat Nanda.

"Jangan cium-cium!"

🐊🐊🐊

N

anda meregangkan kedua tangan serta meliuk-liukan pinggangnya ke kanan dan kiri untuk mengurangi rasa pegal. Nanda melirik ke samping, Yuta sepertinya sudah pergi entah kemana. Gigi Nanda sudah tidak senyeri tadi malam. Tubuhnya yang masih lemas sehabis menangis semalaman Nanda paksa untuk melangkah ke dapur ketika mendengar suara alat masak yang jatuh.

"Mamih," panggil Nanda.

Mami membalikkan badan lalu tersenyum mendapati anak gadisnya yang baru bangun namun masih terlihat cantik seperti dirinya, "Aduh sayang, maaf ya kamu pasti kebangun gara-gara Mami?"

Just UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang