Yuta bangun lebih awal daripada Nanda, saat ini dia sedang membangunkan perempuan itu yang tampaknya masih tertidur nyenyak. Saking tidak ingin diganggu bahkan Nanda semakin mengeratkan rengkuhannya ke badan Yuta.
"Bangun, mau pulang ga?" bujuknya.
"Nanti dulu," lirih Nanda.
"Nanti dulunya kapan? Udah jam setengah delapan," tubuhnya dikunci oleh Nanda, dia tidak bisa bergerak bahkan untuk ke kamar mandi pun.
"Jam sepuluh."
"Bangun dulu, nanti lanjut tidur sepuasnya di rumah." Nanda menggeliat pelan lalu bangun dengan lemas, saat posisi duduk dia terdiam selama beberapa detik karena nyawanya belum terkumpul penuh. Yuta menegurnya kembali.
"Iss iya, ini bangun. Bangunin tapi," dia mengulurkan tangan meminta bantuan Yuta.
Ditariknya tangan Nanda hingga perempuan itu seketika melek lebar karena Yuta menarik sepenuh tenaga. Tentu Nanda kaget, bayangkan keadaannya masih mengantuk namun terasa seperti dipaksa kerja rodi. Urat-urat tangan yang ketarik saja sampai berbunyi.
"Sakit Yutaaaa," Nanda memekik keras, lalu berjalan mendahului Yuta sampai dipintu dia berbalik lagi karena pintunya dikunci.
"Bukain pintunya!"
"Iya, sabar makanya." Yuta membuka kunci pintunya, Nanda langsung keluar dan dikejutkan kembali oleh teman-teman Yuta yang berada di apart ini. Nanda melirik ruangan ini yang ternyata tidak seperti apartment biasa.
"Woy Bang, udah bangun lo?" sapa Martin yang duduk dikursi miliknya, dan posisi itu tidak jauh dari pintu kamar.
Nanda mundur alon-alon dan bersembunyi dipunggung lebar Yuta. Dia tidak tau siapa saja laki-laki yang sibuk dengan komputernya masing-masing, yang dia tau hanya Teddy. Mereka semalam bertemu namun Nanda tidak diperkenankan berkenalan dengan teman-teman Yuta.
"Lo apain tuh cewek sampai teriak-teriak segala?" Teddy bertanya dengan tampang mesumnya. (dirty mind)
"Yuta, ayok pulang," bisik Nanda dibelakangnya.
"Bentar ya?"
Yuta mendekati Martin kemudian bertanya, "Lo bawa mobil?"
"Enggak, Bang Teddy tuh yang bawa."
"Ted, pinjam mobil!" katanya tanpa berbasa-basi.
"Lah lu semalem kesini naek apaan?" Teddy bertanya balik.
"Motor."
"Yaudah sih pakai motor lo."
Yuta berdecak dan Teddy langsung memberikan kunci mobilnya dengan tidak ikhlas, "Nih, awas lo jangan ngelanjutin dimobil gue!"
"Bacot."
Laki-laki itu menggenggam tangan Nanda kemudian langsung pergi tanpa berpamitan kepada teman-temannya. Genggaman tangan itu tidak jua terlepas ketika Yuta mengendarai mobil dan hal sekecil ini mampu membuat jantung Nanda berdetak lebih cepat.
"Masih ngantuk? Tidur aja, nanti gue bangunin." Ibu jari lengan kirinya mengelus lembut punggung tangan Nanda.
Apa laki-laki itu tidak tau efek dari tindakannya ini sangat berbahaya bagi jantung Nanda, dia tidak ingin cepat pergi diusia muda karena perlakuan Yuta. Lidah Nanda masih ingin merasakan nikmatnya makan mie ayam toping pangsit dan bakso. Nanda juga ingin sekali-kali merasakan berpacaran, karena seumur-umur dia tidak pernah memiliki hubungan dengan seorang laki-laki. Dia dekat dengan laki-laki hanya sampai ditahap pendekatan.
"Yuta!" sentaknya.
"Kenapa?"
"Anjir lo," seketika Nanda mleyot mendengar suara lembut dari Yuta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just U
RandomSEDANG DIREVISI JUDUL AWAL I'M YUTA *** Nanda Priscilla, gadis kecil yang dulu Yuta temukan saat kepindahannya- dalam keadaan tak berhenti menangis, dekil, kucel, ingusan menjelma menjadi gadis cantik namun sayangnya suka melakukan kekerasan kepadan...