Hallo, selamat tahun baru 2022!🎉🎉🎉
Hai, maaf ya lama updatenya. Tadinya mau up semalam, tapi naskahnya gak ke copy semua cuma setengahnya terus aku malas kalau harus buka laptop lagi. Udah malam banget.🍒🍒🍒
Setelah dibujuk dengan berbagai macam cara, mau tidak mau, rela tidak rela Nanda memang harus mengikhlaskan Yuta meninggalkannya walau dengan hati yang tidak ada seperempat pun.
Nanda sudah menyiapkan list apa saja yang akan mereka lakukan selama satu minggu sebelum Yuta pergi, karena Papi hanya memberikannya waktu sebentar. Saat ini keduanya sedang dalam perjalanan untuk mendatangi salah satu tempat nongkrong hits disalah satu kota besar.
"Ck, ngapain sih jauh-jauh kesini, kan, bisa makan bakso di depan bank ACB."
Alis Nanda menukik, "Ih nggak mau, nggak kenyang disitu mah, baksonya kecil-kecil, nggak ada yang gede."
"Sok-sokan mau yang gede," selain gesrek laki-laki ini juga sering melontarkan candaan mesumnya yang membuat Nanda gedek ingin mendorong ke laut.
Dengan cara tidak merespon perkataannya saja Yuta diam tidak lagi mengeluarkan suara, kecuali Nanda yang terlebih dahulu bersuara.
Perjalanan ini memakan waktu kurang lebih satu jam, mereka tiba pukul 16.35 ketika tempat ini baru buka setengah jam yang lalu. Karena hari minggu dibuka pada pukul 16.00 tempatnya masih belum terlalu ramai.
Setelah memarkirkan mobil kedua sejoli itu jalan berdampingan, Yuta terus berdecak kesal dan mengumpat ketika Nanda mampir ke gerai dimsum. Padahal bisa membeli ditempat terdekat tanpa harus jauh-jauh. Lagi pula makanannya sama saja, tidak ada yang berbeda.
"Kamu mau beli apa?" tanya Nanda, siempu yang ditanya agak tercengang mendengarnya karena baru pertama cewek memanggil 'kamu' tapi terdengar sangat manis.
"Ngomong apa tadi?" Yuta memastikan kembali.
"Mau beli apa?"
Dia berdecak, "Bukan itu."
"Apa si?"
"Udah lo pilih sepuasnya, gue mau ngerokok dulu." Nanda melotot, "Bentar doang, dua batang aja."
Nanda belum mengizinkan namun laki-laki itu sudah kabur mencari tempat tidak terjangkau banyak orang. Dimsum hanya dipesan satu porsi karena masih banyak makanan yang harus dia cicipi lagi. Dimsum itu sudah habis hanya dalam beberapa suapan saja.
Setelah menyelesaikan pembayaran melalui kartu debit milik Yuta, dia berjalan lagi menelusuri tempat makanan disini sembari melirik kanan-kiri mencari jejak Yuta.
"Yuta kemana sih? Lama amat," misuhnya karena dia tidak melihat laki-laki itu, Nanda memutuskan untuk menghubunginya.
"Ah nggak diangkat lagi." Nanda menghubunginya kembali namun tidak diangkat juga.
"Kemana sih tuh orang?"
"Nyariin gue?" sontak Nanda menoleh ke belakang dan mendengus kasar, "Ngerokok 2 biji doang lama banget."
Niatnya hanya dua batang justru dia kebablasan hampir menghabiskan setengah bungkus, jika tidak ingat Nanda yang ditinggalkan mungkin satu bungkus itu sudah ludes.
"Cepat mau beli apalagi, abis ini kita pulang." Ucapnya membuat Nanda melotot.
"Kok pulang? Baru juga datang. Nanti aja ya nunggu tampil band?" wajahnya memelas agar Yuta memberi izin.
"Ya," Nanda tersenyum kembali lalu berbisik sesuatu yang membuat Yuta tertegun.
"Benar?" Nanda mengangguk, "Ntar gue ditinggal tidur."
KAMU SEDANG MEMBACA
Just U
AléatoireSEDANG DIREVISI JUDUL AWAL I'M YUTA *** Nanda Priscilla, gadis kecil yang dulu Yuta temukan saat kepindahannya- dalam keadaan tak berhenti menangis, dekil, kucel, ingusan menjelma menjadi gadis cantik namun sayangnya suka melakukan kekerasan kepadan...