"Yeonji? Kenapa murung begitu? Ada masalah?"
"Oh? Tidak.. aku sedikit lelah."
"Apa.. ada masalah dengan Jungkook?"
"Haha sudahlah, jangan membahas orang yang tidak ada di sini."
Yeonji menggigit bibir bawahnya, dia yakin temannya itu telah menangkap kesimpulan bahwa dia memang ada masalah dengan Jungkook. Sialnya, kesimpulan itu benar.
"Maaf, Yeonji. Tapi.. baru kali ini kamu semurung ini karena dia. Selama ini kalian selalu baik-baik saja."
"Sudahlah, jangan dibahas. Apa baiknya membahas calon suami orang?"
"APAA?!?!??"
"Ah, pelankan suaramu!" kali ini Yeonji berteriak dalam bisiknya.
"Tapi apa maksudmu calon suami orang?"
"Iya.. Jungkook akan menikah."
"Kamu tidak sedang serius, 'kan?"
"Serius, Hara. Sudahlah jangan dibahas lagi. Ayo kita makan."
Siang itu, siang yang berbeda bagi Yeonji. Ketika biasanya dia selalu dijemput dan makan siang bersama sosok terkasihnya, kini dia harus makan siang ditemani kenangan-kenangannya bersama Jeon Jungkook. Yeonji bukanlah tokoh antagonis di drama romansa yang hobi mengganggu hidup kedua tokoh utama. Tidak akan, sekalipun runtuh dunianya dibuat Jungkook dan Jimin, dia tidak akan mengemis cinta meskipun dia yakin Jungkook pun masih mencintainya. Namun dia akan menjadi duri besar jika dia memaksakan diri untuk tetap tinggal di antara keduanya dengan alasan cinta yang ada di hati Jungkook. Dia tidak ingin terlihat menyedihkan. Dan dia tidak ingin Jimin menjadi penyebab karmanya di kemudian hari. Baik dia maupun Jimin sama-sama tidak pantas mendapatkan hal buruk itu. Bukan berarti Jungkook pantas menerima hal buruk. Hanya saja, Yeonji berharap Jungkook dapat memberitahunya lebih cepat. Setidaknya dia mempunyai lebih banyak waktu untuk membiasakan diri tanpa Jungkook dan melupakannya jika Jungkook memberitahunya lebih awal. Meskipun rasanya sama sakitnya.
***
Jimin yang sejak tadi hanya merebahkan tubuhnya di sofa dan menikmati film di televisi ukuran raksasa milik Jungkook akhirnya menguap. Sudah sekitar empat jam sejak Jungkook pergi ke kantor meninggalkannya seorang diri di rumah megah itu. Otaknya melayang ke masa-masa indahnya dengan Taehyung ketika film yang ditontonnya menampilkan adegan di mana dua tokoh utamanya sedang bermain-main dengan es krim mereka. Sama seperti saat dia dan Taehyung pergi ke taman di hari ulang tahunnya.
"Kamu mau apa, Jimin?"
"Aku? Aku mau kamu."
"Haha, serius. Aku akan memberikan apapun yang kamu mau hari ini."
"Kenapa? Memangnya dalam rangka apa? Apa kamu menang olimpiade lagi?"
"Bukan. Ini hari ulang tahunmu, sayang."
".....oh, aku lupa."
"Jadi mau apa?"
"Aku mau es krim! Dua!"
"Siap! Aku belikan lima!"
Tepat setelah Taehyung membeli es krim dan mereka mulai membuka es krim mereka, Taehyung yang merasa harus membuat Jimin tertawa di hari ulang tahunnya dengan sengaja mengoleskan es krimnya ke pipi sang kekasih.
"Taehyung! Nanti pipiku lengket!"
Yang diprotes hanya menampilkan senyum terlebarnya. Suara khas Jimin saat tertawa kemudian menyusul senyum Taehyung. Keduanya saling membalas dengan tawa bahagia menyelimuti hari.
"Taehyung....aku rindu."
Baru saja dia menyelesaikan kalimatnya, ponselnya berdering menampilkan nama Taehyung di layarnya. Mungkin Taehyung terlalu peka dalam urusan Jimin. Atau mungkin ini hanya cara semesta mengingatkan Jimin agar segera memberitahu Taehyung tentang segalanya karena manusia sebaik dia tidak pantas untuk merasa dibohongi dan dibodohi.
"Tae?"
"Jimin, ada waktu malam ini?"
"Malam ini?"
"Iya, kalau ada waktu, nanti malam kujemput."
"Mau ke mana memangnya?"
"Jangan banyak tanya, ini rahasia."
"Kok rahasia?"
"Rahasia. Nanti malam juga kamu pasti tau."
"Awas ya kalau aneh-aneh!"
"Kalau tidak aneh, bukan aku, sayang."
"Tae!!!"
"Haha iya iya siap, komandan! Tidak akan ada yang aneh. Jadi?"
"Ya sudah nanti malam jam berapa?"
"Jam tujuh, bisa?"
"Bisa. Nanti aku kabari lagi, ya?"
"Siap."
Tepat setelah panggilan itu tertutup, Jimin menghela napas panjang.
"Hhhh.. aku harus menjelaskan semuanya malam nanti. Baiklah, aku pasti bisa. Jangan ditunda-tunda lagi."
_________________________________
short update sebagai permintaan maaf karena menelantarkan Tumble Like A Stone huhuuu
abis UAS pasti aku update sebanyak mungkin. thanks kalau ada yang nungguin Tumble Like A Stone xoxo

KAMU SEDANG MEMBACA
Tumble Like A Stone ㅡ Jikook/Kookmin
Fanfiction[On-Going] Menceritakan bagaimana sebuah batu di ujung tebing yang goyah karena guncangan dunia berusaha untuk tetap bertahan di tempat dan tidak terjatuh ke dasar tebing. Tentang bagaimana sebuah rasa tetap berusaha untuk tetap merasa ketika hambar...