Izin

633 89 0
                                    

"Sudah siap?"

"Sudah!"

Hari ini adalah hari yang sempurna untuk pergi ke taman, menghabiskan waktu menikmati angin sore. Dan itu yang akan dilakukan Jimin dan Taehyung. Sudah lama sejak keduanya pergi berkencan.

"Jimin? Mau ke mana?"

"Eh, paman saya mohon izin untuk mengajak Jimin ke taman. Tidak akan lama, akan saya antarkan Jimin pulang tepat setelah kita selesai makan di taman."

Ayah Jimin hanya mengangguk pada Taehyung dan kembali menatap Jimin.

"Kamu sudah minta izin ke suamimu?"

"Dia bukan suamiku, ayah."

"Dia akan jadi suamimu sebentar lagi, Jimin. kamu harus menghargainya. Minta dulu izin darinya kalau kamu ingin keluar dengan orang lain."

"Baiklah, aku akan minta izin."

Jimin mendengus kesal sebelum mengambil ponselnya dari saku celananya. Ibu jarinya menggulir layar ponselnya hingga menemukan kontak dengan nama 'Suami' dan memanggilnya. Tepat di dering pertama, Jungkook telah mengangkatnya. Membuat Jimin sedikit terkejut dan melupakan niatnya menghubungi Jungkook.

"Halo? Jimin? Ada apa? Ingin kujemput?"

"H-halo.. bukan, aku ingin minta izin darimu."

"Izin? Izin apa?"

"Aku akan pergi ke taman dengan Taehyung. Dan ayah bilang aku harus meminta izinmu lebih dulu."

"Oh.. baiklah."

"Maksudnya? Diizinkan?"

"Kalau aku bilang tidak, kamu akan menurutiku?"

Jimin terdiam. Sama sekali tidak memiliki jawaban atas pertanyaan itu. Namun entah mengapa Jimin yakin dalam hati bahwa dia akan menurut begitu saja jika Jungkook melarangnya pergi.

"Pergilah, aku hanya bergurau. Lagipula aku masih belum memiliki hak untuk melarangmu. Nanti, saat kita telah menikah, baru akan melarangmu pergi dengan orang lain. Ingat itu, Jimin. Jadi nikmati dulu waktu bebasmu sebelum kamu menderita hidup dengan orang brengsek sepertiku."

Hatinya tersayat mendengar kalimat Jungkook. Entah mengapa Jimin merasa terluka karena Jungkook menganggap dirinya sendiri adalah orang brengsek dan berpikir bahwa Jimin akan hidup di bawah penderitaan setelah dia menikah dengan Jungkook..

"Kamu bukan orang brengsek, dan aku tidak akan menderita hidup denganmu, Jungkook."

"Hm?"

"Terima kasih atas izinnya, aku pergi dulu ke taman dekat rumahku."

"Kamu memberitahu lokasi tepatnya padaku?"

"Bukannya memang harus begitu?"

"Kamu tidak takut aku akan mengganggu sesi kencanmu?"

"Kututup teleponnya."

Akhirnya Jimin terbebas dari calon suaminya yang hobi membuat jantungnya melompat tak tentu arah. Setelah menutup sambungan telepon itu, Jimin melirik Taehyung yang tersenyum padanya.

"Sudah? Dapat izin tidak?"

"Sudah. Dapat."

"Lalu? Kamu mau pergi?"

"Tentu, kita kan janji akan kencan hari ini."

"Baiklah. Kita berdua pamit, paman."

Ayah Jimin mengangguk dan tersenyum pada keduanya meski enggan. Dia selalu setengah hati mendukung Jimin dengan Taehyung. Baginya, Taehyung kurang layak mendapatkan anak kesayangannya itu. Entah apa kekurangan Taehyung di matanya ketika Taehyung begitu sempurna di mata sang anak.

Tumble Like A Stone ㅡ Jikook/KookminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang