Setelah membaca surat dari rumah sakit kemarin, kedua insan itu masih merasa terpuruk dengan diri mereka sendiri. Sungguh rasanya masih seperti angan-angan tak nyata yang tiba-tiba menghantui. Ketakutan terus melanda diantara merema berdua, mereka takut, akan apa yang terjadi dikelanjutan harinya
Yiren mengurung dirinya di kamar seharian, dia menangis tanpa henti. Kenapa takdir sangat jahat? kenapa takdir terus membuatnya untuk selalu berhubungan dengan musuhnya sendiri? Rasanya kesialan terus bertubi-tubi datang kepadanya... Yiren benci ini semua!
Karena perkataan Chenle kemarin Yiren jadi semakin membenci lelaki berkulit putih itu. Bagaimana bisa Chenle mengatakan hal murahan seperti kemarin? sungguh itu terlalu jahat dan menyakitkan di katakan. Yiren benci Chenle.
Ribuan pikiran negatif terus mengelilingi otaknya, Yiren benar-benar takut... Bagaimana ia menjalani hari esok? Bagaimana jika kandungan ini terus membesar? Bagaiamana jika ada orang yang tahu tentang kehamilanya? Yiren takut... Yiren kesepian.
Seseorang mebetuk pintunya pelan "Non, makan dulu yuk. Non Yiren belum makan dari pagi," ujar pembantu rumah tangganya. Tak mendengar jawaban dari Yiren, bibinya kembali bersuara "Non...makan, nanti kalau ga makan non sakit."
"Nanti aja bi."
"Non, makanannya udah bibi siapin ya di meja makan. Bibi pamit pulang non, jangan lupa makan."
"Iya bi," Yiren bangkit dari singgasana nya yang telah ia tempati berjam-jam. Dia berdiri dan mendekat ke arah cermin besar di kamar. Tanganya bergerak membuka setengah bajunya, memperlihatkan perut mulusnya di depan cermin. "Jadi sekarang ada mahkluk hidup di dalam perut gw?" gumam nya seorang diri sembari mengelus perut.
"Gimana kalau nanti perut gw membesar?"
"Gimana kalau bunda sama Kak Juna tau? pasti mereka bakalan kecewa banget kan sama gw?"
"Gw hidup 18 tahun selalu nyusahin Mama dan juga Kak Juna. Dan sekarang gw malah tambah nyusahin mereka, mungkin sekarang buat mereka jadi malu karena gw bisa hamil di luar nikah kaya gini. Gw anak paling gak berguna. Gw capek hidup! " Dia kembali meneteskan air matanya.
"Arghhhhhh! Gw benci! Gw benci hidup gw, gw benci Chenle! Kalau dia ga hadir dalam hidup gw, pasti sekarang gw masih bahagia tanpa semua beban ini!"
"Chenle gw benci lo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Parents |CHENLE YIREN| [✓]
FanfictionSampai kapanpun seoranh Yirena Arrabell tidak akan pernah mengibarkan bendera putih untuk berdamai dengan musuhnya Chendra Leo, namun sampai pada suatu saat.... Sebuah kecelakaan berhasil membuat keduanya itu harus bersatu selamanya. Rank Rank 🎖️...