Di dalam kamarnya gadis itu merintih kesakitan, melihat banyak darah yang sudah mengalir dari perut buncitnya yang telah berjalan tujuh bulan ini. Ia mengeratkan sprei di kasur untuk berusaha menetralisir rasa sakit tersebut, namun percuma saja, kini perutnya malah semakin terasa sakit .
"Chenle!!!" Gadis itu berteriak sekeras mungkin. "Chenle!!! Tolongin!!!" Rintihnya
"Yiren! kenapaa?!" Lelaki itu berlari menghapiri. "s-sakit..."
"kita ke rumah sakit! "
"Cepet, sakit banget."
"Iya, sabar ya," dengan segera lelaki itu menggendong tubuh gadis di depannya, membawanya segera masuk ke dalam mobil untuk menuju rumah sakit.
Mobil melaju sangat kencang, ia tak perduli dengan lampu lalulintas yang sudah ia lewati karena keadaan genting ini. "Chenle...sakit...." Pikirannya kosong, dia benar-benar terjebak akan situasi.
"Iya sabar ya , dikit lagi sampai rumah sakit."
Lelaki itu berteriak, meminta bantuan para perawat yang ada disana. Terbaring lemah di ranjang rumah sakit, gadis itu menatap kaki bagian bawahnya yang sudah mengalir darah "L-le darahnya..." lirihnya ketakutan,
"Tahan, sabar dikit lagi ya..."
Chenle menaruh tubuh Yiren di ranjang yang dibawa satu perawat tadi, "yang kuat ya," ujarnya mengelus surai gadis itu. "Chenle, jangan jauh-jauh...," gadis itu menggenggam erat tangan lelaki di depannya.
"Ga akan kemana-mana, aku tetap disini..."
"Bapak di mohon untuk tunggu di luar saja ya,"
"Chenle..."
"Yiren yang kuat, kamu pasti bisa, aku tunggu disini," dia mendekatkan wajahnya mengecup sekilas kening gadis itu, sebelum tepatnya di bawa masuk ke ruangan.
Lelaki itu tak henti melangkahkan kaki berbolak-balik dengan setiap rasa khawatirnya, rasa sesak juga kian menghampiri. Dia memanjatkan doa berkali-kali kepada Tuhan, untuk keselamatan Yiren maupun juga kandungannya.
Cklek
"Apa anda suaminya?," tanya seorang dokter.
"I-iya dok, gimana keadaanya?, anak sama istri saya baik-baik aja kan,"
"Kami sudah melakukan yang terbaik pak. Tapi mohon maaf sebelumnya, saya belum bisa menyelamatkan anak dan istri bapak, "
Hatinya hancur "Maksudnya gimana dok?!"
"Kandungan nya sudah gabisa di selamatkan lagi, kematian janin yang terjadi pada trimester terakhir disebabkan oleh infeksi yang terjadi disekitar janin, disusul dengan ketuban pecah dini. Dan di infeksi tadi mengganggu semua sistem dan jaringan, hal itu membuat ibu Yiren mengalami reaksi sakit yang sangat hebat, dan sampai akhirnya Tuhan lebih memilih untuk menyelesaikan perjuangan nya sampai sini. "
Semuanya seakan runtuh meniban tubuhnya, kaki nya melemas. Sungguh ia tak sanggup untuk menompang dirinya lagi, matanya semakin berbinar penuh dengan air mata kesedihan."Ga mungkin!"
"Yiren orang yang kuat dok! Gamungkin dia pergi begitu aja! Saya mau ketemu Yiren!"
"saya harap bapak bisa bersabar, ini pilihan terbaik dari Tuhan."
"Enggak!!! Pilihan terbaik dari mana nya?! Tuhan gak adil!" Lelaki itu berlari masuk ke dalam ruangan, tak perduli dengan beberapa perawat yang menyuruhnya untuk tetap di luar.
Kaki nya membeku, tak kuat lagi untuk melangkah saat melihat tubuh istrinya telah ditutupi kain putih hingga bagian kepala. Dia perlahan mendekat menghempiri tubuh diam tersebut, perlahan dia membuka kain, memandangi wajah cantik istrinya yang terdiam sunyi tak bersuara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Parents |CHENLE YIREN| [✓]
FanfictionSampai kapanpun seoranh Yirena Arrabell tidak akan pernah mengibarkan bendera putih untuk berdamai dengan musuhnya Chendra Leo, namun sampai pada suatu saat.... Sebuah kecelakaan berhasil membuat keduanya itu harus bersatu selamanya. Rank Rank 🎖️...