Sinar mentari pagi di hari minggu ini cukup terang-benderang , menelisik masuk ke kamar Yiren yang penuh dengan warna ungu muda.
Matanya mulai terbuka perlahan, walau masih samar-samar ia mendudukan dirinya mengumpulkan nyawa sesaat. Rambutnya masih terlihat acak layaknya anak singa yang lucu, ilernya juga terlihat masih ada di pipinya. "Pagi~"
"ARGHHH?!"
"NGAPAIN LO DISINI PAGI-PAGI?!" Yiren mengumpat di balik selimut, menutupi wajah bantalnya di pagi hari.
"Hmmm ngapain ya, gw cuma mau liat anak gw sih," Jawabnya asal "Ih tapi gak pagi-pagi juga kali! Anak lo juga belum lahir, mana bisa diliat!"
"terserah gw lah, kan gw yang buat."
"Ih Chenle!"
" Liat tuh, ini udah jam setengah 12." Kepala Yiren menoleh cepat mencari jam dinding. Sialnya benar sekarang jam setengah 12. "Lu kebo ya ternyata," lelaki itu terkekeh Chenle yang tadi ada di dekat pintu langsung mendekat ke Yiren.
"Gak kok! Biasanya juga gw bangun pagi, ini cuma karena hari minggu,"
Chenle mencibir sebentar dalam hatinya kemudian menjawab lembut ke Yiren "iya-iya, yaudah sana mandi. Gw buatin lo bubur,"
"Lo keluar dulu ih!"
"Kenapa sih?"
"Ih malulah, gw ileran gini. Sono keluar!"
"Yailah, sok-sok an malu padahal gw kan udah liat luar dalem l—"
"CHENDRA LEO KELUAR SEBELUM GW PUKUL PAKAI BANTAL!!" Ancamnya dibalik selimut.
"Galak!"
"Bodo! Keluar sana!" Chenle pasrah dan mengalah. "Iya gw keluar nih!" Kesalnya berjalan sembari menutup pintu kamar Yiren dengan keras.
"Chenle!" Baru saja keluar Chenle di panggil lagi oleh gadis itu.
"Ck. Kenapa?"
"Duh bantuin dulu, ini rambut gw nyangkut,"
"Nyusahin."
"Tolong dong, sakit banget ini," dengan langkah malasnya Chenle mendekat ke Yiren, membantu gadis yang rambutnya masih menyangkut di tiang ranjang.
Plak
"A A A Sakit... pelan pelan dong!" Yiren memukul tangan Chenle yang tepat berada di sampingnya. "Makanya diem jangan gerak-gerak mulu!" Dengan susah payah Yiren menahan dirinya untuk diam, saking diam nya sampai dia lupa cara bernafas. "Gw gunting aja ya,"
"MAU MATI LO?!"
"Susah ini, emang lo mau kaya gini terus? lagi punya rambut panjang banget sih. Mau balapan sama rambutnya suzana ya lo." Cibir Chenle.
Yiren mendengus "Terserah gw lah, rambut-rambut gw!"
"Gw gunting biar cepet."
"Chenle jangan!" Dengan sigap Yiren menjaga rambut berharganya yang telah ia panjangkan sejak kecil. Demi Tuhan, Yiren seumur hidup ga terima kalau rambutnya di potong, apalagi kalau yang potong Chenle, dia makin merasa resah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Parents |CHENLE YIREN| [✓]
FanfictionSampai kapanpun seoranh Yirena Arrabell tidak akan pernah mengibarkan bendera putih untuk berdamai dengan musuhnya Chendra Leo, namun sampai pada suatu saat.... Sebuah kecelakaan berhasil membuat keduanya itu harus bersatu selamanya. Rank Rank 🎖️...