Anak kecil itu terduduk di meja makan sendirian. Menahan tangisnya yang sedari tadi terasa menyakitkan di bagian pelepuk mata dan juga relung hati. Awan di hari ini tampak gelap sama seperti hatinya yang hancur melebur.
Di depan kue ulang tahun dengan angka lilin yang ke-7 tahun, dia meneteskan air mata seorang diri. Kemudian menggerakkan kedua tangannya untuk bertepuk sembari bernyanyi .
"Happy birthday to me... happy birthday to m-
"H-happy....,"
"B-
Di lirik selanjutnya ia tak kuat untuk mengeluarkan semua air matanya. Semua nya ia curahkan begitu saja, ia kesal, ia marah, ia benci. Dia menangis deras tepat di hari ulang tahun nya, hari yang seharusnya penuh dengan kebahagiaan kini malah menjadi hari yang sungguh menyiksa baginya.
"Mami... Papi..."
"H-hari ini Chendra ulang tahun..."
"Kalian kemana? Apa kalian lupa lagi sama tanggal ulang tahun aku?" Tanya nya seorang diri di depan lilin yang sudah mati tertiup angin.
"Mami... Papi... Apa kalian gabisa kasih waktu untuk aku sebentar aja?,Chendra kangen sama kalian..."
"Chendra mau tiup lilin sama kalian lagi, Chendra mau disuapin mami, Chendra mau lari-larian sama papi. Chendra kangen semua itu Mih Pih..."
"Kalian dimana sekarang?.Tahun ini ternyata sama seperti tahun sebelumnya, Chendra merayakan ulangtahun seorang diri tanpa kalian untuk ke sekian kalinya..." Dengan berani dia berusaha memotong satu bagian dari kue tersebut.
"Mih, kalau saja mami ada disini potongan pertama pasti akan Chendra kasih ke Mami. "
"Mamih makasih ya, sudah melahirkan Chendra, makasih sudah berjuang dan menjaga Chendra sampai saat ini. Maaf kan Chendra, karena suka jadi anak yang bandal."
Setelah mengucapkan itu, dia kembali memotong kuenya "lalu yang ini untuk Papi."
"Makasih Papi, makasih sudah bekerja keras, Sampai terkadang papi lupa tentang keberadaan dan keadaan aku. Maafin Chendra ya Papih, Chendra belum bisa jadi anak yang papi bangga di depan teman-teman Papih."
Selanjutnya justru anak itu terdiam, sembari memandangi kue ulang tahunnya yang terlihat masih memiliki banyak potongan. Dia bingung, akan diberikan kepada siapa setelah ini? Bahkan kue yang ia potong tadi belum tentu di makan oleh kedua orang tua nya.
"Mami papi..., Chen-dra ga butuh hadiah ulang tahun,"
"Chendra han-hanya butuh k-kalian disini..."
" Chendra mau kalian temani Chendra," Ucapnya di sela-sela tangisan
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Parents |CHENLE YIREN| [✓]
FanfictionSampai kapanpun seoranh Yirena Arrabell tidak akan pernah mengibarkan bendera putih untuk berdamai dengan musuhnya Chendra Leo, namun sampai pada suatu saat.... Sebuah kecelakaan berhasil membuat keduanya itu harus bersatu selamanya. Rank Rank 🎖️...