Bonus Chap / Sequel

20.5K 2.2K 450
                                    

PART 2

PREVIOUS

Mark membawa Haechan ke belakang gedung, lalu menatap pemuda itu tajam. Meminta penjelasan yang tidak juga di jelaskan Haechan. "Siapa dia? Bagaimana kalian bisa saling kenal?"

"Park Jisung, dia teman sekaligus tetangga Jaemin. Jaemin memperkenalkannya padaku saat kami pergi ke kedai kopi."

"Benarkah?"

"Aku tidak pernah berbohong." Mark tau itu. Haechan terlalu polos untuk melakukan tindakan hina seperti itu. "Hyung bisa bertanya pada Jaemin atau Jisung."

Hyung?! Haechan memanggilnya Hyung?! Biarkan Mark terbang sebentar sebelum Haechan menghempaskan nya ke tanah dengan keras. Jantung Mark berdetak senang, ia menyukainya. Saat Haechan memanggilnya begitu. "Lalu apa yang kalian bicarakan di kedai kopi?"

"Cinta."

Lihat?! Mark tidak tau lagi bagaimana menanggapi Lee Haechan. Pemuda itu selalu berakhir menyakitinya!

Mark menggeram mendengarnya. "Dengan Jisung?" Ia menatap Haechan dengan tuntutan penjelasan, auranya juga menguat tajam seakan memperingati untuk tidak bergerak.

"Dengan Jaemin." Tapi Haechan tidak terlihat takut dengan intimidasi yang Mark layangkan, pemuda itu selalu terlihat santai—Ya, bahkan saat dia bilang 'aku sudah membunuhnya.' seharusnya Mark terbiasa dengan raut datar Haechan.

"Berdua dengan Jaemin?" Tanyanya masih dengan nada yang sama, tapi sekali lagi Haechan tidak terganggu akan hal itu.

"Ya, Jisung membeli kopi untuk kita."

"Apalagi yang kalian bicarakan?"

"Kencan."

"Dengan Jaemin?"

"Dengan Jisung." Mark frustasi mendengarnya. Tidak bisakah pembicaraan ini selesai dengan mudah tanpa menyulut emosinya?! "Dia bilang aku harus berkencan."

"Dengannya?!" Nada suara Mark naik beberapa oktaf, menandakan emosi yang memuncak dan hampir meledak.

"Dengan Hyung."

Mark merasa senang seketika, tubuhnya di bawa terbang ke angkasa sampai nanti Haechan menghempaskan nya dengan kasar ketanah. Pemuda itu ahlinya membuat Mark emosi jiwa. "Lalu?" Mark menahan dirinya untuk tidak terbang terlalu tinggi, karena semakin ia terbang dan berharap, semakin sakit ketika jatuh.

"Menikah."

"Dengan siapa?" Mark menunggu, jantungnya berdetak berkali-kali lipat karena Haechan menatapnya dengan raut aneh—seperti malu?

"Hyung." Jantung Haechan menggila, napasnya terasa semakin sesak setiap Mark bertanya pembicaraan antara dirinya, Jaemin, dan Jisung saat di kedai kopi.

Untuk kali ini Mark tidak bisa menahan rasa senangnya, bibirnya melengkung ke atas lalu menarik Haechan dalam pelukannya. "Jadi kita berkencan?" Bersiaplah untuk jatuh Mark. Dia memperingatkan dirinya sendiri.

Haechan diam. Tidak tau menjawab apa, karena Jaemin tidak memberitahu jawaban pasti saat Mark bertanya begitu.

"Kita berkencan?" Tanya Mark sekali lagi, ia melonggarkan pelukannya menatap Haechan penuh harap.

Weirdos [MARKHYUK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang