12

18.9K 2K 164
                                    

Haechan kembali seperti semula, datar dan dingin. Pemuda Lee itu bangun pukul lima pagi, saat Mark baru saja memejamkan matanya. "Ah, kau bangun?" Mark mengusap matanya yang terasa berat, lalu bersandar pada kepala ranjang untuk menatap Haechan. "Hari ini tidak ada kelas, kita tidak perlu pergi ke kampus." Bohong Mark. Ia tidak ingin pergi ke kampus setelah apa yang terjadi kemarin dan Haechan dalam keadaan yang berantakan. Mark juga belum dapat tidur yang cukup. "Tidurlah lagi." Ujarnya menarik Haechan dalam pelukannya lagi lalu kembali memejamkan matanya.

"Saya akan menyiapkan sarapan untuk anda."

"Hyung. Kau harus memanggilku Hyung." Mark mengeratkan pelukannya, mana Sudi ia melepaskan Haechan setelah menjaga pemuda Lee itu semalaman. "Biarkan aku tidur sebentar."

Haechan tidak menjawab, membiarkan Mark memeluknya erat. Mungkin karena matanya sembab, Haechan kembali memejamkan matanya lalu tidur bersama Mark.

Hingga pukul sepuluh, keduanya bangun karena seseorang mengetuk pintu kamar Haechan dan berujar. "Tuan sarapan anda sudah siap." Mark bergumam pelan lalu sahutan dari luar kembali terdengar. "Kalau begitu saya permisi."

"Haechan." Mark tersenyum, melihat Haechan tidur pulas dalam pelukannya. Hal yang tidak pernah Mark bayangkan dalam waktu dekat. Suasananya cukup mendukung saat ia mendekatkan diri untuk mencium bibir Haechan, tapi kelopak mata itu terbuka saat bibir mereka saling bersentuhan. "Ah! A—Aku..," Haechan bangun dari tidurnya, menatapnya datar tapi mampu membuat Mark salah tingkah. Haechan akan memukulnya? "Sa—Sarapan! Bibi sudah mengantar sarapan untuk kita!"

"Tuan mencium saya."

Aish! Mark ingin mengutuk dirinya sendiri jadi batu jika begini ceritanya! "H—Hyung!" Mark memekik, mencari topik lain untuk mengalihkan perhatian. "Kau harus memanggilku, Hyung!" Mark beranjak, keluar lebih dulu.

*

Haechan menatapnya!

Memalukan! Mark tidak pernah membayangkan akan melakukan hal seperti itu pada Haechan. Bahkan saat Haechan mabuk dan tidur pulas di kamarnya!

Mereka berada di ruang makan untuk sarapan pagi. Haechan keluar dari kamarnya setelah lima belas menit Mark meninggalkan si Tan, dengan pakaian rapi dan wajah segar juga harum sabun. Dia pasti sudah mandi. "Berhenti menatapku begitu." Tatapan Haechan membuat jantungnya berdetak tidak karuan, antara senang dan kesal.

"Ciuman itu..?" Haechan membaca sebuah artikel sebelum keluar tadi dan ia ingin tau apa arti dari ciuman yang Mark berikan saat bangun tadi. "Apa artinya?"

Tunggu! Apa?! Apa artinya?! Bukankah sudah cukup jelas jika ia menyukai Haechan?! Mark pernah menyatakan perasaannya lalu menciumnya!—mengajak Haechan bercinta bukan seks! "A—Arti?" Mark meringis dalam hati. Haechan dan segala tingkah polos yang selalu berhasil membuat Mark naik darah.

Karena peraturan itu sudah hilang, Haechan mengeluarkan ponsel dari dalam sakunya lalu menunjukan artikel yang di bacanya tadi. "Ini." Ujarnya.

" Ujarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Weirdos [MARKHYUK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang