2

22.7K 2.7K 125
                                    

Mark's Side.

Haechan itu aneh, sejak Mark mengenal Haechan ketika usia mereka sembilan tahun Haechan terlihat sangat aneh menurut Mark. Mungkin karena ia anak dari bos sang Ayah, itu opini pertama Mark saat pertama kali mereka bertemu.

Di pertemuan selanjutnya Haechan seperti tidak mengenalnya, mereka sekolah di tempat yang sama karena Mark meminta Ayahnya untuk membiayai sekolah Haechan. Mark pikir mereka bisa berteman jika berada di lingkungan yang sama dan bertemu setiap hari. Tapi nyatanya tidak.

Haechan bukan orang yang dingin, tapi dia selalu memasang wajah datar layaknya robot. Dan tatapannya tidak bisa Mark artikan. Apakah dia sedang marah, sedih, bahagia, Mark tidak bisa menebaknya.

Karena Haechan tidak pernah menyapanya, Mark memutuskan untuk menyapanya lebih dulu. Mungkin Haechan tidak mengingatnya karena ia bertambah tinggi dan tampan, memang begitu nyatanya. Ia menghampiri Haechan saat jam makan siang,  tersenyum manis pada lelaki cantik itu tapi Haechan tidak membalas senyumnya. "Kau tidak mengingatku?" Mark berujar heran.

Haechan menggeleng, matanya berkedip beberapa kali, mencoba mengingat siapa yang duduk didepannya. Lalu ia teringat sesuatu dan membungkuk sopan pada Mark. "Maafkan saya tidak mengingat anda." Haechan mempertahankan posisinya.

"Sekarang kau mengingat ku?" Mark bertanya lagi, ia senang karena Haechan mengingatnya. Tapi ada apa dengannya? "T—Tidak masalah!" Mark berujar canggung, melihat Haechan yang mempertahankan posisinya seperti itu membuatnya tidak nyaman.

Haechan kembali ke tempatnya duduk, memakan makan siangnya dalam diam.

Mark menatap Haechan, tidak tau harus melakukan apa. Biasanya orang-orang mencoba menarik perhatiannya dengan berbagai topik, mengajaknya bicara dan berteman, tapi Haechan tidak seperti itu. Dia bahkan tidak melihat ke arah Mark, matanya tertuju pada baki makanan hingga selesai.

Mark di tinggalkan setelah itu, Haechan membungkuk sopan sebelum pergi. Persis seperti pertemuan pertama mereka, Haechan tidak berbicara banyak, matanya selalu menatap bawah dan kepalanya menunduk, tutur katanya sangat sopan berbeda dengan anak seumurannya.

Mark dengar Haechan di bully oleh kumpulan gadis yang menyatakan fans-nya, rambutnya di tarik dan disiram soda. Yang menjadi perhatian Mark itu saat anak lain mengatakan Haechan diam saja, tidak melawan atau marah.

Mereka(fans-nya). Menarik. Rambut. Haechan!!

Seharusnya Haechan marah, tidak terima, dan membalas semua perilaku fans-nya!! Ya, jika anak lain mereka pasti melakukan itu tapi Haechan tidak akan melakukannya karena dia berbeda,,

Dia aneh.

Mark memiliki keinginan aneh setelah lulus, ia ingin melihat Haechan tersenyum, marah, dan ekspresi lainnya. Ia ingin mendengar makian keluar dari mulut Haechan, melihat Haechan menangis, dan tertawa. Itu sebabnya ia kembali merengek pada sang Ayah untuk memperkerjakan Haechan setelah si manis lulus. Haechan itu satu tahun lebih muda darinya.

"Baiklah, Ayah akan menanyakan hal ini pada Ayah Haechan." Mark tersenyum lebar dan memekik nyaring lalu memeluk Ayahnya.

"Terimakasih Ayah!"

***

Selama satu Minggu Haechan bekerja, lelaki itu tidak menunjukan ekspresi apapun. Dan Mark mulai kesal dengan tingkah Haechan!

Dengan sengaja ia membuat peraturan tidak masuk akal seperti pakaian sesuai moodnya, merek sepatu yang harus Haechan gunakan, tidak boleh ada suara langkah kaki, dan lainnya. Hari ini Mark yang di buat kesal karena Haechan tidak protes apapun, pemuda itu menyanggupi semua peraturan konyolnya!

Weirdos [MARKHYUK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang