BESTFRIEND | 04

977 159 10
                                    

"Jadi si mbak rambut merah yang ngira kalo pacarnya selingkuh itu ternyata dia yang selingkuhannya? Terus dia selingkuh sama selingkuhan dari selingkuhan pacarnya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi si mbak rambut merah yang ngira kalo pacarnya selingkuh itu ternyata dia yang selingkuhannya? Terus dia selingkuh sama selingkuhan dari selingkuhan pacarnya?"

Itu adalah sebagian kecil dari ocehan Karina saat menonton film yang menceritakan tentang dunia perselingkuhan. Gadis itu sejak tadi greget sendiri. Terlalu banyak adegan selingkuh dalam film berdurasi dua jam itu.

Kalau kalian tanya judulnya, Karina tidak tahu. Judulnya pakai bahasa asing sedangkan mereka menonton pakai subtitle indonesia. Makanya Karina sejak tadi mengoceh untuk berusaha memahami isi cerita.

Tapi ocehan itulah yang membuat Yoga semakin frustasi. Sejak tadi ia berusaha fokus untuk memahami isi cerita dengan membaca subtitle, tapi ocehan Karina membuat konsentrasinya buyar. Yoga tidak menyalahkan Karina. Mana ada istilahnya Karina salah, Karina kan perempuan.

"Lah? Kok bisa?" teriak Karina di akhir film. Semakin lama menonton, semakin Karina tidak mengerti jalan cerita film ini.

Karina tidak tahu ini film asal mana, tapi benar-benar menguras emosi untuk menontonnya. Ya masa sepanjang cerita hanya menceritakan perselingkuhan, makin jauh ceritanya makin rumit kisah perselingkuhannya. Dan akhir dari filmnya? Ternyata selingkuhan dari selingkuhan selingkuhannya itu adalah saudara kandung yang sudah lama terpisah dari selingkuhannya. Kalau tidak paham, yasudahlah. Karina sendiri juga tidak paham.

"Sabar, Rin. Ini cuma film." kata Yoga menenangkan Karina. Karina memang begitu. Setelah nonton film, dia pasti mengomel karena film yang dia tonton tidak masuk akal atau kadang diluar ekspetasinya.

Menurut Yoga, walaupun film yang mereka tonton ini lebih banyak kisah selingkuhnya, tapi ada juga makna tersirat yang sedikit ia mengerti. Tapi Karina hanya fokus pada jalan cerita dan perselingkuhannya.

"Sebel tau. Masa dari awal sampe akhir kita nonton orang saling selingkuh? Dasar Nono, masa kasih rekomendasi film gajelas gini? Kita disuruh nonton orang brengsek gitu?" cerocos Karina dengan umpatan.

"Heh! Kamu siapa yang ngajarin ngomong gitu tadi?" tanya Yoga terkejut. Seingatnya, dia tidak pernah mengajari Karina untuk mengumpat. Jangankan mengajari, kalau ada temannya yang mengumpat disamping Karina saja dia langsung menutup telinga Karina. Yoga juga tidak pernah mengumpat jika Karina bersamanya.

"Ekal sama Iyan."

Kali ini Yoga mengumpat dalam hati.

"Jangan diulangi lagi!"

"Kenapa? Jijel juga biasanya ngomong brengsek ke Ekal."

"Dibilang ga boleh diulangi malah diulangi."

"Karina pernah denger Yoga bilang gitu juga."

"Tapi kamu ga boleh."

"Jijel boleh tuh."

"Itu 'kan Giselle, kalo kamu ga boleh."

Karina mencebik lalu menjulurkan lidahnya mengejek Yoga. Seolah dia tidak peduli dengan larangan pria itu.

BESTFRIEND ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang