-Extra Chapter-

14 0 0
                                    

"RAKASSSSS MAIN YUKKKK"

"KAS DIAJAKIN MAEN PETAK UMPET AMA BOCAH GANG SEBELAH NOH"

"WOY KAS KELUAR ATAU RUMAH LO GUE BOM"

"Kas babi gue udah lo kasih makan belom?"

"PUBG, KAS?"

"KAS, GALON?"

"RAKAS NYALAHIN HOTSPOT"

"BEB KELUAR DONG, BELI PENTOL YUK"

Tidak ada tanda-tanda Rakas keluar dari rumahnya. Tapi tetap saja segerombolan anak cecunguk itu tidak pantang menyerah, mereka terus saja memanggil Rakas dengan kalimat-kalimat aneh. Semuanya berawal dari Rendi, membuat yang lain menjadi ikut-ikutan. Latahan emang.

"RAKAS PRIKITIW"

"KAS, GALON?"

"Galon apaan si, anjing?" Heran Yara.

"Kayak di tiktok, Ra" Yara menggelengkan kepalanya, heran dia sama Rendi. "Serah dah" Ucapnya.

"Udah ah Ren, capek gue." Bagus dan Vano duduk, menyandarkan tubuhnya ke dinding. Sekarang ini weekend dan juga tepat hari ini jadwal wisuda mereka diadakan. Malas sudah pasti, tapi apa boleh buat. Dengan berat hati, dan setengah hati mereka mengikutinya. Lumayan juga kan fotonya bisa di update di instastory.

"Rakas molor apa meninggoy si" Ucap Rendi enteng.

"Untung aja Rakas punya tetangga yang jaraknya lumayan jauh, coba kalo dempet, kita udah di guyur kali pagi-pagi begini ngerusuh" Andin mengangguk setuju, "Ngeselinnya Rakas kaga bangun-bangun lagi. Padahal bacotnya Rendi udah bisa kedengeran ampe depan komplek"

"Babi" Kesal Rendi tak terima.

"Gila gue udah cantik-cantik gini masa harus di suruh nunggu lagi sih?!" Protes Hana sambil membenarkan dressnya yang sedikit lecek.

"Rambut gue lepek lagi dah" Keluh Adelia.

Hari ini mereka wisuda dan jadwalnya tuh pagi sekitar jam 10. Sekarang sudah pukul 7 dan Rakas masih belum kelihatan batang hidungnya. Padahal semalam dia yang bilang buat gak ngaret, ngeselin memang. "Manda coba lo telepon dong bebep lu, udah jam berapa ini" Titah Vano ke Amanda.

Amanda yang sejak tadi memang tenga mencoba menghubungi Rakas sontak melongo, otaknya masih loading. "Hah? Oh, iya ini lagi di teleponin kok Van" Vano mengacungkan jempol.

Mereka ini sudah siap dengan dress dan jassnya masing-masing, tapi yang cewek-cewek sengaja belum memoleskan wajahnya dengan makeup. Karena mereka tau kalau bakal ngaret seperti ini. Daripada nanti luntur gara-gara keringetan, jadi lebih baik nanti saja.

"Gerah banget anjir bajunya, hah!" Yara menatap dressnya dengan kesal, kalau tidak ada acara penting seperti ini gak bakal dia mau pakai pakaian modelan gini. Nyusahin.

"Telanjang aja, adem" Usul Vano dengan entengnya.

Yara udah ancang-ancang buat mukul Vano pakai sepatu miliknya, "Iya ampun! Gak gak, gak jadi sayang, sini aku kipasin aja jangan dilempar pake itu. Bisa wisudaan di rumah sakit aku"

"Berisik." Vano mengerucutkan bibirnya. Pacarnya benar-benar galak.

"Ngantuk, Din?"

"Banget" Andin menguap, "Ngantuk banget please" Matanya tertutup dan bibirnya mengerucut. Bagus yang melihatnya gemas sendiri. Belum dandan saja Andin sudah membuat dirinya jatuh cinta, apalagi kalau sudah dandan nanti. Bagus membutuhkan oksigen sepertinya untuk jaga-jaga. Terpesona, Bagus terpesona.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 29, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

LEAVEWhere stories live. Discover now