Kelas 11 Ipa 2
"BREAKING NEWS!!! BREAKING NEWS!!!" Hana berlari masuk ke dalam kelas, tampak tergesa-gesa. Bahkan siswa-siswi yang tadi sedang sibuk dengan aktivitasnya masing-masing menjadi memusatkan perhatiannya kepada gadis itu.
"Apa sih lihat-lihat!" Ia berkacak pinggang dan memelototi temannya satu persatu. Tak terima jika di tatap seperti itu, padahal karna ulah nya sendiri. Ckckck.
"Berisik lu, kenapa sih?"
"Guys, guys!! Lo semua udah tau belum?"
Andin dan Adelia menggelengkan kepalanya. "Enggak." Ucap mereka serentak
"Sumpah ya, gue senang banget woy!" Hana melompat-lompat, ketiga temannya menatapnya bingung. Kapan sih anak ini waras nya?
"Han, apaan sih, jangan ngeselin sehari bisa gak?" Yara menatap temannya itu sinis
"Bentar, gue mau napas dulu. Cape banget anjir abis lari-lari dari ruang multimedia" Ia mengibaskan telapak tangannya di depan wajah dan mengelap keringatnya yang bercucuran akibat tubuhnya yang aktif.
"Yang nyuruh lo lari siapa bego" Hana memutar bola mata malas, kemudian mengambil dengan asal botol minum yang ada di meja dan menenggaknya. Setelah selesai menghabiskan minumannya, ia menarik kursi yang berada di belakangnya kemudian duduk.
"Jadi, guys...katanya tuh. BESOK KITA MAU FREE CLASS WOY!!!" Ia memukul-mukul meja dengan gemas, tidak lupa dengan suara cemprengnya. Ketiga temannya hanya menggelengkan kepala.
"Lo baru tau?" Hana mengangguk cepat.
"Udah diumumin di grup angkatan, lo telat bego"
"Udah berisik, telat lagi." Hana menoleh ke Yara, sekian detik kemudian ia menatap temannya sinis
"Eh, Han. Lo tadi lewat kelasnya Dimas gak? Ada orangnya nggak?" Mendengar itu mereka bertiga serentak memutarkan bola mata malas. Sumpah, apa tidak ada pertanyaan yang lain selain Dimas? Susah memang kalau sudah bucin akut.
"Dia ngomong apaan sih, Din?" Andin mengangkat bahunya. Baru saja Hana berniat menoleh ke arah Yara, gadis itu sudah lebih dulu menggeleng. Seolah tau apa yang akan di tanyakan olehnya.
"Anjing" Gumam Hana
"Ah, lo pada kenapa sih. Kan gue nanya doang" Hana meletakkan telapak tangannya di dahi Adelia. "Oh, panas otaknya. Pantes guys" Gadis itu langsung berdecak dan menghempaskan tangan Hana.
"Ngeselin lo."
"Wait, kita? Kita ngeselin?" Andin menunjuk dirinya sendiri
"Sumpah ya Del, gue sampai bosan nih asli. Ntah udah berapa kali gue ngebego-begoin lo, ngatain lo tolol, goblok. Tapi kayak percuma, lo gak sadar-sadar, cape sendiri gue. Kayak ngomong sama tembok."
"Emang kenapa sih? Gue kan cuma suka, baru masuk ke level kagum doang kok. Belum sampai yang bucin banget, Din."
"Tapi level suka lo ini, udah masuk ke level bucin kalo menurut gue Del"
"Duh ini, apaan sih? Kenapa jadi ribut?" Mendengar interupsi dari Yara membuat mereka berdua menghentikan perdebatannya
"Assalamualaikum, selamat siang anak-anak" Masuknya salah satu guru membuat mereka beranjak dan duduk di tempatnya masing-masing.
Ting..
Hana
Guys!!!!!Adelia
Apaan?
YOU ARE READING
LEAVE
Non-FictionJangan menyia-nyiakan dia hanya demi seseorang yang gak mungkin untuk kamu gapai. Pikirkan baik-baik keputusan yang kamu ambil sekarang ini. Ingat, yang namanya penyesalan gak mungkin ada di awal. Jadi, jangan sampai menyesal. "Del, pacaran yok?" -R...