Kayaknya lebih susah basmi hama yang hinggap di manusia ketimbang basmi hama yang ada di tumbuhan
-----
2 hari setelah kejadian labrak-melabrak
"Lho? Kok kalian cuma bertiga doang, Yara mana?"
Ketiga cewe itu duduk di meja depan Rakas dkk, "Lagi ngeteh ama Bu Neneng"
"Dipanggil BK dia?"
Andin mengangguk, "Mukanya Bu Neneng sepet banget lagi"
"Dari jam berapa?" Adelia melirik jam di tangannya, "1 jam yang lalu, kayaknya"
Andin melirik Vano yang lagi tidur di pojokan, "Van, woy!" Vano mengerjap, "Hah?"
"Dia doang yang jam istirahat molor, lo abis ngeronda apa gimana?" Vano menguap membuat Rakas yang ada di depannya menjitak kepala dia, "Bau goblok"
"Van, cewe lo lagi ngeteh sama Neneng tuh"
"Ya udah terus ngapa? Mayan dikasih sarapan dia, tadi katanya di rumah gak sempet sarapan. Ntar gue mau berterima kasih kayaknya sama Neneng" Rakas menggeleng, tangannya membuka botol minum yang diberikan Adelia tadi
"Nih" Botol minumnya di geser, "Makasih Kas" Rakas mengangguk
"Terus lo pada gak jajan?"
"Nggak" Ucap ketiganya serentak
"Lah kenapa?"
"Yara di ruangan BK juga belum makan soalnya, nanti istirahat kedua aja makannya bareng sama dia" Rendi mengangguk paham
"Lu jangan ikut-ikutan napa si yang" Andin memutar badannya menghadap Bagus, "Lah kalau dia salah masa gue diem aja?"
"Ya kan lo bisa diem aja, tahan sih, orang modelan kayak mereka mah gak usah diladenin. Tebel muka, gak bakalan ada malunya"
"Serius deh gue mau nanya sama kalian" Ke-empat penghuni neraka itu menoleh ke Hana, "Apa?" Ucap mereka serentak
"Kalian risih gak sama duo babi itu?"
Mereka ber-empat saling bertukar pandang dan...
-----
"Denger, Yara, yang tadi Ibu bilang?"
"Iya Ibu." Bu Neneng mengacungkan jempolnya, "Bagus"
"Saya udah boleh keluar belum? Laper nih, mau istirahat juga, mana bentar lagi masuk" Keluh Yara
"Yaudah sana keluar"
"Ya"
Yara melangkahkan kakinya keluar dan menutup pintu ruangan itu dengan rapat, "Hoh!" Yara mengerjap kaget, "Anjing"
Andin segera mendekatkan Yara dan bertanya dengan nada penasarannya, "Gimana?"
"Ya gitu, males ah gue ngomonginnya, mood gue udah ancur"
Yara mendahului ketiga temannya, "Ih Yara!" Hana berlari kecil mengejar Yara, diikuti oleh Adelia dan Andin
"Yar, ceritain, sedikit doang deh" Rayu Hana
"Gak mau gue bilang"
Yara masuk ke dalam kelasnya dan mendudukkan tubuhnya. Ketiga temannya masih mengekori dirinya, sumpah Yara pusing banget, kenapa temannya itu nggak tau situasi sih?
"Lo ngapain sih?!" Tanya Yara kesal
"Ih kepo" Jawab Hana
"Nggak ada kepo-kepo gue bilang, gue nggak mood. Bajingan emang dua uler, benci banget gue setan"
"Udah sih Na, sabar" Ucap Adelia
"Iya tapi kepo" Hana mengerucutkan bibirnya
Yara menghela napasnya. Mengambil botol air mineral dan mulai menenggaknya sampai habis. Emosinya masih tidak bisa ia kontrol, omongan dari Bu Neneng membuat dirinya semakin tersulut emosi. Kalau saja Bu Neneng tidak melarangnya ber-urusan dengan dua anak baru itu, sudah pasti sekarang ada sesi jambak menjabak. Tapi karena Bu Neneng sudah melarang, mau tidak mau dia harus menahannya, bulan ini Yara sudah mendapat surat peringatan 1 kali, kalau sampai 2 kali di kurun waktu 1 bulan ini bisa-bisa orang tua Yara akan dipanggil untuk datang ke sekolah. Memang sudah peraturan sekolah ini.
"Gue mau tidur, lo diem Han, lo juga Din, gue pusing jadi jangan berisik bacot lo pada"
Andin dan Hana mengangguk pelan.
TBC
Dikit banget ya? Maaf ya, aku lagi banyak bgt tugas dan mood ku ancur banget hari ini. Tapi aku masih usahain buat update hari ini karena ngerasa udah gak update dari beberapa hari lalu. Sekali lagi maaf, ya, mohon pengertiannya.
Jangan lupa vote dan comment ya!
See you! <3
YOU ARE READING
LEAVE
Non-FictionJangan menyia-nyiakan dia hanya demi seseorang yang gak mungkin untuk kamu gapai. Pikirkan baik-baik keputusan yang kamu ambil sekarang ini. Ingat, yang namanya penyesalan gak mungkin ada di awal. Jadi, jangan sampai menyesal. "Del, pacaran yok?" -R...