SMA KENANGAN 1
pukul 11:02
"Apa-apaan anjir?! Kok jadwal matematika jadi 3 jam gitu. Mabok gue bangke" Yara menyusuri koridor sambil mengipas-ngipaskan buku ke wajahnya, siapa yang tidak gerah dijam-jam segini? Apalagi, habis berkutat dengan angka-angka yang bisa dibilang membosankan.
Andin, Hana, dan Adelia mengikuti gadis itu dari belakang. Mereka pun tidak kalah hebohnya. Jadwal matematika 1jam saja sudah membuat mereka heboh, apalagi ini 3jam lebih. Hanya orang-orang yang beriman, yang bisa tahan.
"Ini udah jam istirahat belum sih?" Tanya Hana.
"Udah si, kayaknya." Jawab Adelia
"Gue mau ke kantin aja lah"
"Gas aja lah yok, mumet banget pala gue coy!" Andin memijat pelipisnya. Mereka semua ini bisa dibilang murid yang lumayan pintar. Tapi, kelemahannya hanya pada pelajaran matematika saja. Hanya ada Adelia yang lumayan paham, selebihnya? Mereka pasrah dan berdo'a saja. Apalagi kalau sudah ada kuis dadakan, nangis lah mereka.
Sepertinya memang sudah waktunya istirahat. Murid-murid sudah pada berkeliaran.
"Mang mau bakpao dong, 5 ya" Mang Ujang segera mengambil plastik dan memasukkan bakpao pesanan Andin.
"Nih, neng" Andin memberikan uang dan langsung mengeluarkan satu bakpao dari plastiknya.
"Gue pengen nongkrong deh, bosen banget anjir di rumah." Keluh Hana dengan muka melasnya
"Sama." Jawab Andin dengan mulut yang terisi penuh bakpao
"Dih, lo punya cowo Din, masa masih bosen?" Andin memutar bola mata, dan menyeruput es tehnya.
"Respon macam apa itu anjir" Hana dan Adelia menatap Andin heran.
"Lagi ribut mereka, gitu aja gak tau lu" Hana dan Adelia serentak menoleh ke Yara, kemudian ber-ohh ria.
"Gue si kemarin diajak Dimas, tapi masih bingung mau ikut apa nggak." Andin dan Yara tidak ada yang memberikan respon, hanya Hana saja, itu juga respon yang susah sekali diartikan.
"Hubungan lo sama dia apaan si?" Tanya Yara
"Eung..." Gadis itu menggaruk-garuk tengkuknya.
"Eungg angg eungg lo, yang bener napa. Jangan mau digantungin gitu"
"Ya, gak tau. Namanya masih pendekatan" Jawab Adelia
"Terserah lo ya, Del. Soalnya lo yang jalanin, lo yang ngerasain, lo yang ngalamin. Semuanya tergantung lo, sama isi hati lo doang. Tapi saran gue, jangan sampai lo salah pilih dan berakhir nyesel. Karena kalau udah gitu lo sendiri yang sakit. Jadi, pikirin baik-baik" Kata Andin panjang lebar
"Lo harus tau perasaan lo ini sebenarnya apa? Rasa suka atau obsesi buat dapetin Dimas doang? Jangan bego. Jangan nutup hati lo cuma buat rasa obsesi lo sama cowo kayak Dimas, jangan nolak orang yang jelas-jelas ada buat lo." Kali ini Hana yang bersuara. Adelia tidak memberikan respon apa pun, ia hanya mendengarkannya sejak tadi
"Gue...gak tau"
"Gimana bisa lo gak tau? Kan lo yang ngerasain, Adelia." Ucap Yara geram.
Adelia menundukkan kepalanya, "Gue juga bingung"
"Lo sadar gak sih." Adelia mendongak menatap Andin. Menunggu Andin melanjutkan kalimatnya
"Sadar apa?"
"Lo sadar gak, kalau ada yang suka sama lo?"
"Gak ada! Mana mungkin ada yang suka sama gue anjir, jangan ngada-ngada"
YOU ARE READING
LEAVE
Non-FictionJangan menyia-nyiakan dia hanya demi seseorang yang gak mungkin untuk kamu gapai. Pikirkan baik-baik keputusan yang kamu ambil sekarang ini. Ingat, yang namanya penyesalan gak mungkin ada di awal. Jadi, jangan sampai menyesal. "Del, pacaran yok?" -R...