SMA KENANGAN 1
Pertengahan bulan Desember, 2016.
----
Setiap akhir tahun SMA KENANGAN 1 emang selalu ngadain class meeting, sengaja dibuat kepsek katanya. Pokoknya class meeting tuh wajib banget. Biasanya kalau enggak pertengahan tahun ya, akhir tahun. Kayak tahun ini, kebagiannya diakhir tahun. Sekalian menyambut libur panjang tahun baru sih tujuan Bapak Kepala sekolah kita tercinta.
Hari pertama class meeting itu jadwalnya basket, dan volly. Dan hari kedua futsal, pencak silat, dan bola kasti. Hari ketiga, tinggal final dari semua kegiatan tadi deh.
Kalau para cowo si udah pasti bakalan ikut futsal, tapi kalau cewe-cewe itu sih gak tau deh. Mereka kelihatan gak selera banget sama kegiatan class meeting ini. Gimana enggak? Disaat siswa-siswi lain pada antusias banget buat ikut semua kegiatan, eh mereka malah anteng-anteng aja di dalam kelas, molor. Ya emang sih nggak semuanya wajib ikut class meeting ini, tapi pasti setiap kelas harus ada beberapa perwakilan buat ikut. Ini mereka udah ber-empat gak ikut semua, kasihan banget sama anak-anak kelasnya.
Pokoknya mereka udah wanti-wanti banget sama Pak Untung kalau mereka gak mau ikut. Kalau kata Yara, karena kita baik banget nih ya Pak, jadi kita biarin aja anak-anak kelas kita yang lainnya ikut. Kasihan mereka belum pernah dikenal murid-murid sini, kalau kita kan udah pada famous Pak, jadi gak perlu lah begituan. Mendengar itu Pak Untung cuma geleng-geleng kepala, capek emang punya murid kayak Yara dan teman-temannya. Untung aja yang ada di SMA ini cuma mereka, coba kalau di setiap kelas ada modelan kayak mereka, bisa jantungan yang ada Pak Untung dan guru-guru lain.
Disaat murid lainnya ricuh banget di luar kelas, mereka ber-empat udah anteng di pojokan kelas, gak lupa sama airpods masing-masing yang nempel di telinganya. Dengan kompak mereka menempelkan kepalanya ke atas meja, dan tasnya sebagai penutup wajahnya, takut-takut nanti ada guru yang iseng ngambil photo mereka lagi tidur. Bisa ancur reputasi mereka. Eh, tapi emang udah ancur kan?
"Wid matiin lampu dong, sama tutup pintu ya sekalian, tolong" Widya menurut, setelah mematikan lampu ia menutup pintu dengan rapat.
Kelas benar-benar kosong, karena memang semua murid pergi kelapangan. Kecuali mereka.
Kalau mereka gak mau ngapa-ngapain di sekolah, kenapa nggak libur aja coba? Aneh.
-------
"Geseran dong, Gus, elah" Bagus menatap tajam Rendi, "Di sono kan kosong goblok, ngapain si nempel-nempel ama gua"
"Idih, pede lu bego. Gue mau nyari angin ini di sini, pantes ya lu anteng-anteng aja di sini!"
"Ah gue gak mau berbagi angin sama lo, sono ah! Di tempat lain kek lu" Bagus menempeleng kepala Rendi, "Gak mau, gue juga gerah nih bego"
Vano menatap keduanya dengan malas, "Lo bisa diam gak berdua? Berisik bego ah"
"Ini lu angkut dulu si temen lu, suruh jauh-jauh dari gue, ngapain tau nempel-nempel"
"Idih, najis. Awas lu ya, gue mau beli jus, gak usah lu celamitan!" Ucap Rendi kesal, "Yaela ngambek mulu lu perawan" Rendi mengabaikan ucapan Bagus, kemudian melangkahkan kakinya pergi
YOU ARE READING
LEAVE
Non-FictionJangan menyia-nyiakan dia hanya demi seseorang yang gak mungkin untuk kamu gapai. Pikirkan baik-baik keputusan yang kamu ambil sekarang ini. Ingat, yang namanya penyesalan gak mungkin ada di awal. Jadi, jangan sampai menyesal. "Del, pacaran yok?" -R...