Januari, 2017----
Yup! Udah ganti tahun guys, hahaha gak kerasa banget ya, ternyata se-cepat itu waktu berlalu. Genk absurd udah masuk ke semester 2 di kelas 11 ini. Masih gak ada perubahan dari Rakas-Adelia, cuma dia ya guys, yang lainnya udah balik seperti semula kok. Mereka udah sepakat buat tetep biasa aja, kalau dua makhluk itu emang masih gak mau ngerubah keadaan, ya yaudah. Kalo kata Vano urusan sama gue apaan, males banget ngikutin mereka berdua, ganggu gue ngebucin aja. Gitu sih kurang lebih. Eh? Wah! Vano sekarang udah terang-terangan ya guys. Iya, Vano gak tau dapet tips dari mana bisa dapetin Yara. Padahal Yara ngelihat Vano aja udah sepet mulu bawaannya, kok ini bisa-bisanya jadian? Diem-diem menghanyutkan emang. Beda sama yang terang-terangan tapi gak jadian-jadian, kasihan.
Oh iya, di semester kedua ini, mereka kedatangan murid baru lho! Dan...perempuan. Semenjak kedatangan murid baru, cewe pula, Yara dan temen-temennya jadi gelagapan sendiri. Gimana enggak, orang dua anak baru itu di tempatin di kelas Bagus dkk. Apalagi Andin, jadi cacing kepanasan lah dia. Bucin.
Sudah sekitar 2 mingguan anak baru itu masuk ke SMA KENANGAN 1, dan sudah 1 mingguan juga Andin overthinking gak udah-udah. Sebenernya pas tau kalau ada anak baru, Andin biasa aja. Tapi pas seminggu dia ngediemin tuh anak baru, malah ngelunjak dan minta digaruk. Yang modus sama Bagus lah, sama Rendi lah, terlebih lagi sama Rakas. Tapi, kalau Rakas -Rendi sih gak masalah, orang gak punya pawang. Tapi kalau bagus, Andin rasanya mau jedotin pala tuh cewe kalau lagi modus sama Bagus di depan matanya. Entah dia pura-pura gak tau, atau emang pura-pura bego, yang pasti Andin kesel banget sama tuh dua anak baru. Kayak sekarang, dia lagi ngedumel aja gak ada habisnya.
"Dia tuh emang sok lugu apa emang bego si?"
Yara memberikan botol minum ke Adelia, "Emang kenapa lagi? Ribut lagi lu sama Bagus?"
Andin meletakkan botol minumnya dengan keras, membuat Hana yang tenga menyeruput pop mie menjadi tersentak. "Iya! Capek gue sumpah"
"Ya udah sih, jangan dipikirin mulu. Overthinking lo gak bagus banget Din, serius. Gak sehat lama-lama"
"Tau lo, percaya aja sih, Bagus juga kelihatan gak tertarik sama tuh nenek lampir"
"Cowo lama-kelamaan juga bakal kegoda Del, apalagi dimodusin setiap hari. Setia udah gak ada artinya lagi kalau udah disuguhin cewe."
"Iya sih, bener. Kemarin aja pas gue lagi lewat kelas mereka, si dua cabe lagi pada nempel ke rakyat neraka itu" Hana meletakkan kemasan pop mienya ke meja
"Tuh kan!" Andin menelungkupkan wajahnya di atas meja
"Hana goblok" Yara menjitak kepala Hana, "Sakit anjir, Ra" Ia meringis dan mengusap kepalanya
"Lagi kenapa gak dimasukin ke kelas sini aja si, biar enak gue kalau mau ngatainnya"
Hana mengangkat bahu, "Tanya sama Pak Mulyadi gih, kan dia kepala sekolahnya." Andin menatap Hana malas, "Diem kek lu, berisik doang gak ngasih solusi"
"Udah si Din, percaya aja, Bagus gak bakal macem-macem. Stop overthinking." Ucap Yara
"Lo sama Dimas gimana? Masih gak ada kabar tuh orang?" Adelia mengangguk, "Handphonenya disita Bu Neneng, katanya"
"Ra, lo gak ada paniknya apa si Vano sekelas sama uler?" Yara menggeleng, "Siapa yang mau sama Vano? Cabe-cabean juga mikir kalau pun Vano diobral. Gue aja gak tau kesambet apaan bisa nerima dia"
"Aneh lo, pacaran udah mau sebulan juga"
"Gak tau. Pakai pelet kali dia"
"Iya si, Vano gak ada sisi baiknya, buruk semua. Petakilan? Iya, bacot? Iya, Pinter? Dikit lah, jelek?--"
"Iya!!" Pekik Hana dan Adelia serentak
Yara tergelak, "Hahaha capek gue" Hana menatap Yara heran, "Lah aneh, cowonya dikatain dia ketawa"
Yara berdehem, "Ya ngapain marah? Emang faktanya begitu"
"Oh iya, gue mau nanya guys" Ucap Adelia tiba-tiba
Andin melirik Adelia sekilas, "Nanya aja"
"Tau, segala minta izin lo" Tambah Hana
"Itu...Rakas apa kabar?"
Hening..
Hana dan Andin saling bertukar pandang.
"Kenapa diam aja dah? Pertanyaan gue salah emang, ya?" Yara menggeleng, "Bukan pertanyaan lo, tapi otak lo"
Hana membalikkan tubuhnya menghadap Yara, "Hubungannya sama otak apaan Ra?"
"Gak. Udah lupain"
"Masih inget, gue kira udah nggak" Ucap Andin dengan nada yang sedikit menyindir
"Ya masih lah" Jawab Adelia cepat
"Chat aja kalau mau tau kabar doang mah, atau ke kelasnya aja gidah"
"Gue--"
"Hai jablay-jablay kuh!!"
Yara melemparkan buku ke Vano "Pala lo kayak jablay" Dengan gerakan refleksnya, Vano bisa menghindar dari buku yang kira-kira beratnya 2kg itu.
"Woy, sakit nih kalau kena badan" Protesnya sambil mengangkat buku yang di lempar Yara tadi
"Panjang umur lo Kas" Rakas yang tenga sibuk memainkan ponselnya, mendongak, "Hah?"
"Dicariin Adel tuh tadi" Adelia menoleh ke Hana dan memelototinya, "Heh!"
"Dapet salam juga tuh dari Rakas, kangen juga katanya"
"Aw Rendi, jadi pacar gue yuk" Hana mengedipkan matanya, "Ew, og--IYA AMPUN YA ALLAH SAKIT BANGET SUMPAH NA!" Pekiknya karena kotak pensil mendarat tepat di kepalanya.
"Na kotak pensil siapa bego?"
Hana mengangkat bahunya acuh, "Gak tau, ngambil asal aja gue dari belakang"
Yara menggelengkan kepala
"Lo masih marah?" Andin mengangkat bahunya, "Gak tau"
Bagus menghela napas "Marah kenapa sih? Gue kan gak kenapa-napa yang"
"Lo emang gak kenapa-napa, tapi gue yang lagi kenapa-napa"
"Masih soal si Ayu?"
"Gue gak tau, gue juga bingung gue nih kenapa. Lo ngerti gak sih? Gue gak tau" Andin menelungkupkan wajahnya di atas meja
"Serius gue gak ngapa-ngapain Din, berani sumpah deh gue. Tertarik sama tuh orang juga nggak"
"Gue tau, tapi masalahnya otak gue gak bisa ngerti" Ucapnya masih dengan wajah yang menelungkup di atas meja
"Overthinking mulu cewe lo Gus, cuci kek tuh otaknya biar gak kesumbat"
"Vano lo bisa diam gak? Bukan urusan lo ini" Yara sudah bersiap melemparkan buku ke arah Vano lagi
"Iya iya! Galak bener"
"Coba lo jaga jarak Gus, masalahnya tuh si tante nempelinnya lo mulu"
"Gue udah jaga jarak Na, tanya noh Rakas. Emang dianya aja gatel, nempelin mulu"
"Ya jangan mau!"
Ucap mereka serentak
TBC
Kayaknya bakalan ada konflik, tapi sedikit, tenang aja. Kasihan manusia-manusia absurd itu kalau di kasih konflik yang berat, beban hidupnya aja udah berat.
YOU ARE READING
LEAVE
Non-FictionJangan menyia-nyiakan dia hanya demi seseorang yang gak mungkin untuk kamu gapai. Pikirkan baik-baik keputusan yang kamu ambil sekarang ini. Ingat, yang namanya penyesalan gak mungkin ada di awal. Jadi, jangan sampai menyesal. "Del, pacaran yok?" -R...