"Bisa-bisa nya mereka berduaan." Dumel Ayona. Cia langsung menatap arah pandang Ayona.
"Kevin sama Citra?" Ayona menatap Cia dengan dengusan nya.
"Ya masa Jono sama Joni sih Ci." Cia terkekeh, "mereka gak ngerti perasaan gue banget tau gak." Lanjut nya dengan bibir mencebik.
"Emang lo siapa?" Tanya Cia polos.
"Kevin kan gebetan gue."
"Tapi Citra gebetan Kevin." Sahut Cia membuat Ayona mendelik.
"Gak usah di perjelas, telinga gue sakit denger nya."
"Eh lo mau kemana Sha?" Tanya Cia begitu Ayona berdiri mengambil gelas nya.
"Mau nyamperin mereka lah."
"Astaga Sha, ngapain? Ntar Kevin ngamuk lagi kencan nya di ganggu."
"Ih lo mah, dah deh diem gue gak takut. Gue lagi memperjuangkan gebetan gue." Ayona langsung berlalu membuat Cia menggelengkan kepala.
"Hai, boleh gabung?" Citra dan Kevin kompak menoleh dengan ekspresi yang berbeda. Jika Citra tersenyum dengan anggukan nya maka Kevin mendengus malas.
"Boleh Sha, duduk aja."Ayona tersenyum, senyum yang ia paksakan menatap Citra.
"Duh baik banget ya lo Cit, pantes banyak yang suka."Puji Ayona.
"Berlebihan deh Sha." Kekeh Citra terdengar Merdu.
"Hai Vin, makasih ya buat kemarin." Ayona mengedip genit membuat Kevin menatap Ayona dengan kening mengernyit karena di rasa kemarin ia tak melakukan apa-apa kecuali menurun kan gadis itu di jalan.
Ayona beralih menatap Citra yang tengah memperhatikan ia dan Kevin, ia tersenyum lebar berharap saingan nya semakin mundur, "Kalian kemarin gak masuk ya?" Ayona mengangguk masih tersenyum.
"Tau ya? Padahal beda kelas." Kekeh Ayona.
Citra tersenyum malu, "I-iya denger anak-anak ngomongin kalian yang kompak gak masuk."
"Kemarin gue gak enak badan, terus ketemu Kevin eh dia bawa aku pulang." Senyum Ayona, Kevin langsung menoleh cepat pada Ayona, menatap gadis itu tajam karena telah berbohong.
"Gak gi-,"
"Dia asli nya perhatian ya Cit, emang gitu kalo cuma berdua rada-rada baik." Kekeh Ayona menyela Kevin yang sudah akan meluruskan kebohongan nya.
"Ah i-iya Sha, Kevin emang baik kok." Ayona mengangguk setuju.
"Ikut gue." Kevin bangkit menarik tangan Ayona menjauh.
"Maksud lo apa ngomong kaya gitu di depan Citra, hah!" Tangan Kevin semakin mencengkram kuat pergelangan tangan Ayona, gadis itu sedikit meringis namun Kevin seakan tak peduli.
"Kenapa? Gue cuma pengen nyingkirin saingan gue."
"Jadi cewek lo gak ada harga diri nya banget sih, dia bukan saingan lo karena gue yang punya perasaan ke dia." Ayona hanya tersenyum miring.
"Lo suka sama dia? Emang dia suka sama lo?" Tanya Ayona.
"Itu bukan urusan lo! sekalipun dia gak suka, gue masih bisa berjuang."
"Ya udah kenapa lo repot ngomelin gue, padahal sekalipun lo gak suka gue, gue masih bisa berjuang." Ucap Ayona santai, Kevin terdiam sejenak sebelum laki-laki itu mengeraskan rahang nya menahan kesal.
"Lo,-"
"Stop! Gak ada salah nya cewek ngejar cowok. Gak ada hukum nya cewek itu hina memperjuangin perasaan nya. Selagi gue gak ngerebut suami orang itu sah sah aja. Yang malu dan gak ada harga diri nya itu gue, lo tinggal nikmati perjuangan gue. Gue pastikan suatu saat lo bakal luluh." Senyum Ayona, perlahan cekalan tangan Kevin mengendur, entah laki-laki itu harus melakukan apa lagi untuk menghentikan kegilaan gadis di depan nya.
"Gue yakin lo akan kalah." Senyum sinis Kevin.
"Kita liat aja, siapa yang akan bertekuk lutut." Ayona tersenyum bangga sebelum gadis itu berlalu meninggalkan Kevin yang tengah mengepalkan tangan nya kesal.
"Sampai kapan pun, lo gak akan bisa dapetin hati gue." Gumam Kevin.
.
.🍃Liipsky🍃
KAMU SEDANG MEMBACA
Langkah Terakhir Cinta
RandomAyona itu si gadis bar-bar yang tengah mengejar-ngejar cinta nya Kevin. Tapi laki-laki dingin bermulut tajam yang justru lebih tertarik dengan gadis kalem itu sama sekali tak tertarik ada gadis yang bukan tipe nya malah merecoki hari-hari nya. "Gue...