"Aduh apaan sih lo." Ayona nampak murka ketika baju seragamnya basah kala seseorang dengan sengaja menumpahkan minuman ke baju nya.
"Sok cakep banget si lo." Ayona menatap dua orang di depan nya dengan senyum miring, ia sejenak mengibaskan tangan nya pada baju yang basah.
"Gue emang cakep kali, bukan hoax fakta nya penghuni sekolah juga mengakui nya." Senyum Ayona mengejek. Kedua nya nampak kesal lalu kembali tersenyum sinis.
"Tapi gatel banget ya ngejar cowok udah di tolak tapi gak tau diri."
Ayona justru tertawa, murid-murid yang berada di sekitar mereka justru asik menikmati perdebatan mereka.
"Ya ampun Jesica dan-," Ayona melirik seseorang di samping jesica lalu membaca name tag di seragam nya, ia memang tau siapa saja yang berada di kubu Jesica namun kali ini ia sama sekali tak mengenali, "Lina,- kalian berdua itu gak punya kaca atau gak mampu beli kaca. Tolong ya kalo ngomong kaya gitu ngaca dulu, di pikir kalian juga gak sama kaya gue, suka ngasih surat ke Kevin suka ngasih makanan ke Kevin, apa beda nya lo yang gatel juga padahal Kevin gak pernah terima pemberian kalian." Lagi-lagi Ayona tertawa mengejek menambah kadar kekesalan kedua nya.
"Tapi setidaknya gue gak agresif kegatelan kaya lo." Ucap Jesica tak mau kalah, Ayona tersenyum sambil mengibas pelan rambut nya kebelakang.
"Idih gue yang kegatelan kok lo yang sewot, merasa kalah saing ya lo sama gue." Ayona sejenak tertawa, "Ah iyalah secara Ayona mah kecantikan nya tiada saing di sekolah ini." Lanjut nya tertawa.
"Dasar kegatelan." Lina yang sejak tadi memasang wajah sinis nya dengan tiba-tiba menarik rambut Ayona membuat murid-murid di sekitar memekik terkejut karena Lina cukup berani.
"Heh bocil berani-berani nya lo." Ayona tak mau kalah, ia turut menjambak rambut Lina namun jesica rupa nya ikut membantu Lina menarik rambut Ayona, sehingga ketiga nya terlibat tarik-tarikan rambut, tak ada yang mau memisah justru murid laki-laki bersorak senang mengadu ketiga nya.
"Sok kecantikan!" Teriak Lina.
"Gue emang cantik kale." Sahut Ayona.
"Eh ya ampun ini para betina gak elit banget berantem jambak-jambakan, coba kek jotos-jotosan." Cerocos Ragil yang baru menghampiri mereka memecah kerumunan, namun ketiga nya masih asik saling menjambak
"Njir, pisahin woy." Seru Ardi, Kevin hanya berdecak malas melihat tingkah ketiga nya. Bukan ia terlalu kepedean tapi bisa ia pastikan mereka berkelahi karena merebutkan diri nya.
"Vin pisahin Vin, mereka begitu pasti gara-gara lo." Tawa Natan.
"Kelamaan, Woy! Udah, pak Edo dateng." Teriak Tristan, membawa nama pak Edo berharap ketiga nya berhenti karena hanya pak Edo yang satu sekolah takuti.
"Diem!!!" Ketiga nya kompak berhenti sesaat membentak Tristan sebelum mereka kembali berkalahi, hal itu membuat semua tertawa.
"Njir gak ada takut nya." Umpat Tristan. Kevin yang seolah tak tertarik dengan perkelahian ketiga nya sudah ingin beranjak meninggalkan sebelum mata nya tak sengaja menangkap baju seragam Ayona yang basah.
Entah dorongan dari mana Kevin langsung menarik tangan Ayona tiba-tiba dan membawa nya berlalu dari kerumunan, hal itu membuat semua melongo tak percaya termasuk Ayona yang sejak tadi mengerjapkan mata nya masih mencerna apa yang terjadi.
"Astaga-astaga mimpi apa gue." Ayona mengibas wajah nya dengan satu telapak tangan, Kevin yang menyadari sikap nya langsung berhenti dan melepaskan tangan nya.
"Gu-gue,- lo gak usah besar kepala ya. Gue cuma kasihan sama lo, lo jadi keliatan murahan di depan anak-anak yang ngeliatin lo." Ketus Kevin, bukan tersinggung Ayona justru mengerutkan kening nya bingung. Lirikan Kevin sesaat pada seragam nya membuat Ayona dengan cepat menunduk, sejenak ia mengerjap dan buru-buru menyilang kan tangan nya begitu menyadari seragamnya yang basah jelas memperlihatkan dalaman yang ia gunakan. Ayona tersenyum malu menatap Kevin membuat Kevin mengalihkan pandangan nya.
"Bukan salah gue kali ih, rezeki nya kaum cowok berarti." Kikik Ayona, Kevin menoleh dengan cepat menatap Ayona dengan tajam.
"Bener-bener murahan ya lo."
"Gue jual murah aja gak bikin lo suka apa lagi gue jual mahal." Balas Ayona santai namun jelas ia tak ingin memperlihatkan baju nya yang basah, gadis itu masih setia menyilangkan tangan nya.
Kevin mendengus kesal, dengan cepat melepas hoodie miliknya lalu melemparnya tepat di wajah Ayona namun dengan sigap gadis itu tangkap sehingga tak jatuh ke lantai.
"Pake, biar gak keliatan lebih murahan." Ayona sejenak terbengong lalu menggeleng kuat.
"OMG!!! Tau gitu gue gak usah berantem sama nenek sihir, kalo perlu dengan senang hati gue di tumpahin air seember kalo tau bakal kaya gini." Pekik Ayona heboh.
"Sinting!" Kevin berlalu Meninggalkan Ayona yang masih nampak histeris mendapat hoodie dari Kevin.
.
.🍃Liipsky🍃
KAMU SEDANG MEMBACA
Langkah Terakhir Cinta
RandomAyona itu si gadis bar-bar yang tengah mengejar-ngejar cinta nya Kevin. Tapi laki-laki dingin bermulut tajam yang justru lebih tertarik dengan gadis kalem itu sama sekali tak tertarik ada gadis yang bukan tipe nya malah merecoki hari-hari nya. "Gue...