Tujuh

93 15 1
                                    

"Sha, ngapain sih lo mondar mandir kaya setrikaan. Pusing gue liat nya." Cia menekuk wajah nya sambil mendekap boneka bear miliknya. Sejak Ayona datang ke rumah nya, ia bosan melihat Ayona hanya mondar mandir tidak jelas, seolah sedang memikirkan sesuatu yang berat.

"Ya, maap. Gue lagi mikirin gimana cara nya dapetin Kevin." Ayona menyibakan rambut nya kebelakang sedangkan Cia menatap cengo Ayona.

"Sumpah, lo itu kurang kerjaan banget. Dateng ke sini cuma buat mikirin hal kaya gini." Sebal Cia melempar boneka nya pada Ayona.

"Haiss... Lo gak tau apa gimana rasa nya jatuh cinta yang bener-bener. Rasa nya tu, -" Ayona menjeda ucapan nya dengan senyum malu-malu, "Ah ya ampun Ci, cuma bayangin jadi pacar Kevin aja gue bisa sebahagia ini." Histeris Ayona merebahkan diri di samping Cia.

"Sha, seperti nya lo harus berobat, gila lo udah akut." Cia menatap Ayona bergidik, ketika gadis itu senyum-senyum sendiri.

"Plis Sha, muka lo gak cocok senyum-senyum gitu, bukan nya keliatan imut malah aneh." Protes Cia.

"Ih lo mah, sahabat lo ini lagi jatuh cinta. Lagi nyari cara buat perjuangin cinta nya. Seharusnya lo jadi orang pertama yang dukung, ntar kalo jadian kan lumayan lo kecipratan bahagia nya." Cia berdecih malas, kadang Cia juga tak habis pikir bagaimana bisa sahabat nya itu jadi mengejar-ngejar Kevin, laki-laki yang di kenal cuek namun bisa berperangai jahat. Padahal kalau di pikir, Ayona itu cantik dia bisa saja mendapatkan banyak laki-laki tampan yang baik hati, ya walau Ayona kadang lebih banyak menjengkelkan nya.

"Dah lah serah lo, ntar kalo lo sampe patah hati terus nangis-nangis gak usah ngadu ya lo, gak usah nyesel." Sungut Cia. Ayona nampak cuek dengan perkataan Cia, karena ia yakin tak akan seperti itu.

"Ci, gimana ya biar Kevin suka sama gue?"

"Pelet lah masa enggak." Jawab Cia santai.

"Hmm.. Ide bagus." Cia langsung menggeplak paha Ayona membuat gadis itu meringis.

"Sakit Cia!"

"Gemes gue sama lo, bawaan nya pengen nampol." Ayona menatap Cia sinis, lalu mendudukan diri.

"Gue cantik kan Ci?" Tanya Ayona menatap Cia yang tengah menatap ponselnya, gadis itu sedang asik berselancar di dunia maya, mengagumi laki-laki yang sejak dulu Cia suka tapi hanya gadis itu pendam, berbeda dengan Ayona yang lebih berani mengejar.

"Hm."

"Body gue bohay kan?"

"Hm."

"Udah pasti gue lebih unggul dari Citra kan?"

"Hm."

"Cia!!" Teriak Ayona karena di abaikan Cia, Cia refleks menutup kedua telinga nya karena suara Ayona sungguh tidak ada lemah lembutnya.

"Gue gak budek ih." Kesal Cia.

"Sahabat lo ini lagi butuh pencerahan Cia." Ayona memberengut. Cia menghadap Ayona, menatap gadis itu dengan teliti.

"Lo cantik ya walau gak ada lemah lembut nya tapi setidaknya lo itu sangat-sangat menarik, dan Kevin gak suka sama lo ya berarti selera dia bukan lo." Ucap Cia enteng.

"Ci-,"

"Pelet, kalo lo emang bener-bener suka. Gue punya kenalan dukun." Potong Cia cengengesan.

"Gila, gue masih waras." Sahut Ayona mendelik.

"Serius waras? Lo cinta pake maksa sama dia aja udah gak waras." Balas Cia malas.

"Ihh itu nama nya perjuangan."

Langkah Terakhir CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang