Sepuluh

56 8 1
                                    

"Ayona Sharesa, mau kemana kamu di jam pelajaran." Ayona menghentikan langkah nya. Memejamkan mata sesaat lalu menoleh kebelakang.

"Mau ke toilet lah pak." Jawab Ayona.

"Toilet di sebelah sana," Pak Edo menunjuk koridor samping yang sudah Ayona lewati, "Sejak kapan toilet pindah ke arah kantin." Lanjut nya garang, Ayona hanya nyengir tak jelas.

"Gini loh pak, kalo ada jalan yang lebih jauh kenapa harus yang dekat. Itung-itung saya olahraga pak, olahraga itu baik untuk kesehatan." Cerocos Ayona menambah kegeraman pak Edo.

"Alasan saja kamu, kembali ke kelas sekarang atau bapak hukum kamu lagi!" Ayona mendengus kesal akhirnya berbalik saja dari pada nanti ia di jemur lagi.

"Padahal gue laper banget, -" Ayona sejenak berhenti melangkah dan menatap kedepan dengan berbinar, "tapi langsung kenyang. Kevin!" Panggil Ayona begitu melihat Kevin berjalan ke arah nya, laki-laki itu bukan seperti Ayona yang akan kabur dari jam pelajaran, terlihat Kevin tengah membawa tumpukan buku.

"Ayona." Ayona menatap kebelakang nampak pak Edo menatapnya garang, sebuah peringatan untuk mengecilkan volume suara dan memerintah nya kembali ke kelas.

Ayona hanya nyengir tak jelas, "maaf pak, iya ini saya ke kelas." pak Edo kemudian kembali berjalan, sudah pasti melanjutkan kerjaan nya untuk memantau sekolah siapa tau ada yang tak beres termasuk murid seperti Ayona.

Ayona berlari kecil menghampiri Kevin yang menatap nya dengan tajam, bagaimana Kevin akan bersikap baik kalau tingkah gadis itu tak ada baiknya.

"Minggir!" Bentak Kevin.

"Ih bentar dulu," Kevin terus berjalan di ikuti Ayona yang berjalan mundur di hadapan Kevin, "Gue laper Vin, pak Edo galak banget gak ngijinin gue ke kantin." Cerocos Ayona.

"Sinting."

"Mau gue temenin gak Sha, kita ke kantin di jamin selamat lo." Tawa Tristan membuat Ayona memutar bola mata malas.

"Udah tiga kali gue kabur ke kantin ketemu lo, pas ketahuan gue yang di jadikan tumbal sama lo ngadu nya gue yang ngajakin." Sinis Ayona, Tristan tertawa melihat wajah masam Ayona.

"Kali ini enggak." Janji Tristan cengengesan.

"Ogah, lagian gue udah kenyang cuma liat Kevin." Ayona senyum-senyum sendiri menatap Kevin, padahal laki-laki itu wajah nya sangat lempeng seolah tak tertarik pada makhluk di depan nya yang mengikuti nya.

"Pantes Kevin sering bilang lo sinting, emang lo sinting Sha." Ayona hanya bodo amat dan menganggap Tristan adalah nyamuk.

Kembali sial, Ayona yang memang tengah berjalan mundur hampir saja jatuh kebelakang kalau tangan nya tak buru-buru di tarik oleh Kevin. Bahkan buku yang di bawa Kevin terjatuh karena tak sanggup di pegang hanya satu tangan, terlebih Kevin melakukan nya dengan refleks.

"Anjir berasa nonton drama." Umpat Tristan dan terkikik geli.

Ayona menatap Kevin tanpa kedip, entah sebuah kesialan yang berujung pada keberuntungan atau memang dia harus sial dulu baru mendapat perhatian dari Kevin.

"Gak ada capek nya ya lo jatoh mulu." Kevin langsung melepas tangan nya, Ayona bergerak salah tingkah lalu menoleh kebelakang. Terlalu asik berjalan mundur sampai keseimbangan tubuh nya hampir membuat ia jatuh.

Kevin memunguti buku-buku yang terjatuh sedangkan Ayona masih diam mematung, ingin menjerit histeris tapi bisa kena tegur satu sekolah, sehingga ia menahan diri untuk tidak berteriak membuat wajah nya memerah dengan senyum lebarnya.

"Sha, awas kesambet." Teguran dari Tristan membuat Ayona tersadar, ia melihat kedua laki-laki itu sudah berjalan melewati nya. Ia ingin sekali menyusul tapi saat ini ia tak ingin bermasalah dengan pak Edo.

Langkah Terakhir CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang