Part 10

97 32 1
                                    

~💔~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~💔~

Beruntung Sohyun tinggal dilantai yang tinggi walaupun bukan dipaling atas namun setidaknya ia bisa melihat lanskap kota dari balkon. Saat-saat inilah balkonnya berfungsi. Saat dia tidak bisa menghabiskan waktu dengan keluarganya ia bisa menikmati pemandangan kota malam ini.

Sorot lampu gedung pencakar langit yang terkesan indah. Belum lagi beberapa pohon natal yang menghiasi atap gedung serta bola-bola hiasan yang terlihat berkilau karena sorot cahaya. Tambah dengan bulan yang berbinar terang menambah keindahan kota yang ada. Setidaknya ia sudah cukup tenang melihat ini. Menatap langit dan menyampaikan pesannya pada angin yang berhembus. "Appa(ayah) kau di mana? Aku sendiri lagi di sini. Semoga appa bisa menikmati malam ini."

Ia memejamkan matanya. Mengencangkan mantelnya dan menyembunyikan tangannya disaku mantelnya. Kepalanya mendongak. Membiarkan udara malam menyapu wajahnya dan menerbangkan anak rambutnya.

Tidak, Sohyun tidak sendiri. Masih banyak orang yang tidak bisa menghabiskan malam natal dengan keluarganya. Sohyun hanya salah satunya. Termasuk Taehyung.

Taehyung berada di rumah sakit. Malam natal tahun ini terasa agak kurang beruntung tapi juga kebahagiaan untuknya. Kurang beruntungnya kini dia masih berada di rumah sakit untuk menunggu ayahnya. Dan untuk kebahagiaannya, beruntung saat ini kondisi ayahnya mulai membaik.

"Taehyungie, bisa antar appa berkeliling?"

"Di luar dingin, appa."

"Appa tahu kau juga bosan."

Taehyung berpikir sebentar. "Ah-- baiklah."

Taehyung mengalah. Memang benar jika ia bosan. Jadi dia membantu ayahnya berpindah ke kursi roda dan melingkarkan sebuah syal dilehernya. "Kajja..(ayo)" soraknya bahagia.

Taehyung membawa ayahnya berkeliling dan berhenti di taman. Di sana banyak orang yang berkumpul dan menarik perhatiannya. "Mengapa mereka berkumpul di sini?" gumamnya.

Ia melihat ke sekitarnya. Ia memanggil perawat di sampingnya. "Permisi, mengapa di sini ramai?"
Sang perawat tak langsung menjawab. Dia terkesima akan posona wajah tampan Taehyung.

"Permisi... " Panggilnya lagi. Perawat itu langsung tersadar dan tersenyum kikuk. "Itu, mereka menunggu pertunjukan kembang api."

"Baiklah, khamsamida. (Terimakasih)" ucapnya kemudian.

"Kita kembali saja." Taehyung akan membawa ayahnya kembali tapi dihentikan.

"Tunggu, appa mau di sini."

"Mengapa? Ini hanya kembang api."

"Mungkin ini terdengar biasa. Tapi kau lihatlah mereka. Mereka tidak bisa menikmati malam natal dengan gembira. Karena itu mereka menunggu pertunjukan kembang api. Dulu, appa sama dengan mereka. Appa ingin menikmatinya lagi."

BehindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang