Part 17

75 31 1
                                    

~💔~

Sohyun menatap pantulan dirinya di cermin. Berbalut dress putih selutut. "Aku menyukainya." gumamnya pelan.

Dress pemberian Doyoung. Tak disangka lelaki itu pintar memilihnya. Sohyun melirik ke parfum di kotak yang sama dengan dress ini sebelumnya. Artinya itu pemberian Doyoung juga. Sohyun mengambilnya. Menyemprotkannya sedikit dipergelangan tangannya.

Sohyun tersenyum. Ia segera menyemprotkannya ke dress-nya. Sebelumnya ia tak begitu menyukai parfum. Memakainya hanya sesekali. Baginya itu hanya parfum biasa. Kali ini berbeda. Dia menyukainya. Entah memang karena aromanya yang enak atau karena si pemberi.

Sohyun duduk di depan meja riasnya. Menatap pantulan wajahnya. "Apa yang kau rencanakan kali ini?" gumamnya sendiri sembari menerka apa yang Doyoung siapkan untuknya.

Terlalu asik dengan kegiatannya, ia sampai tak sadar ada orang lain yang terus memperhatikannya. Taehyung. Lelaki itu berdiri di ambang pintu kamar Sohyun. Menyilangkan tangan depan dada dengan kaki yang menyilang dan bertumpu pada pintu. "Sohyun-ah, kau bersiap ke mana?"

Sohyun yang terlalu asik menatap pantulan dirinya di kaca sampai tak menyadari jika Taehyung sudah berdiri di sana dengan terus memperhatikan sejak tadi.

Sohyun tergugup. Ia segera memutar badannya menatap ke arah Taehyung. Bola matanya melirik liar. Dia begitu panik saat ini. "Aku-- ada acara."

Alis Taehyung naik sebelah. "Acara?"

"Iya, Taehyung-ah. Acara hanya berjalan-jalan." Sohyun berdiri. Berusaha agar Taehyung keluar.

Taehyung justru beranjak dari tempatnya, berjalan ke arah Sohyun. "Memang benar, ya, orang akan takut jika ia berbohong."

"Kau bicara apa? Aku tidak bohong."

Taehyung mengarah ke meja rias yang semula Sohyun duduk di sana. Menumpukkan tangannya disana. Menatap setiap peralatan make up yang ada di sana. Tapi ada satu yang menarik perhatian mata Taehyung. Parfum pink.

Taehyung menyentuhnya. "Parfum? Kau sudah menyukai parfum?" Ia menghirup aromanya. Aroma lembut dan feminim. Begitu cocok untuk Sohyun.

Ia meletakkannya lagi. "Ternyata benar jika cinta memang bisa merubah." Memutar tubuhnya. Berbalik menghadap ke Sohyun. Menunpukan kedua tangannya di meja itu. "Yasudah jika ingin bersiap."

"Sudah selesai." jawabnya setengah berbisik.

Taehyung berdiri. "Ah, baiklah aku pergi dulu." Taehyung keluar dari kamar itu. Sohyun mengikutinya. Sampai di pintu utama Taehyung berhenti. "Ingat, hati-hati. Jangan ceroboh." teriak lelaki itu.

Saat tubuh Taehyung akan menghilang dibalik pintu, Sohyun segera memanggil dan berlari menghampiri. "Taehyung-ah."

"Maksudmu apa? Kau mengetahuinya?"

Taehyung terkekeh. "Kapan kau berhasil menyembunyikan sesuatu padaku, Sohyun-ah?" Taehyung meraih kedua bahu Sohyun. Menatap dalam mata Sohyun. Ia tersenyum. "Tantu aku tahu."

"Kau tak memarahiku?"

"Apa sekarang aku terlihat marah?"

Sohyun menggeleng. Taehyung tertawa pelan. Ia mengacak rambut Sohyun. "Pintar."

"Baiklah aku pulang dulu." Taehyung menyelipkan tangannya disaku celananya. Akan pergi dari sana tapi Sohyun mencegah lagi. Tangannya menarik lengan Taehyung.

"Taehyung-ah, aku minta maaf. Aku melanggar-"

"Lalu fungsinya aku memintamu berhati-hati apa? Kau pembohong terburuk jika dihadapanku, tapi tidak dihadapan yang lain, 'kan?"

BehindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang