12.Akhirnya Pulang Juga

2 0 0
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh

Kalian bagaimana baik-baik saja? Semoga sehat selalu

koreksi dong kalau ada typo tapi mohon maaf 🙏 kalau banyak salah ketik bertebaran namanya manusia biasa?

🕊️🕊️🕊️

        Pulang dari rumah sakit banyak barang di rapikan di koper. Pagi hari Atlas tampak biasa saja mukanya sangat datar menunjukan wajah cuek. Seperti menunggu kehadiran seseorang. Hingga di mana dirinya melihat sebuah mobil, Azzam memasukan beberapa barang ke dalam jok bagasi.

       "Kalau koper kamu berat sini Papa bantu."

      "Gak usah!" murkanya pada Azzam.

    Azzam pun mesti sabar menghadapi kelakuan dari anaknya. Mencoba mengelus dada kali ini mengalah.

     Farhan mengoleskan roti tawar gandum memberikan ke Mirah namun ibunya malah menolak. Mukanya juga tambah murung. Telponnya berbunyi. Mengangkat di luar ruang tamu. "Halo siapa?"

     "Apa novel saya mau di filmkan? alhamdulilah terimakasih pak nanti saya datang kok kesana." Mengucap syukur pada maha kuasa. Rejeki tak disangka salah satu produser mau membuat project film untuknya. Impian mulai ada di depan mata.

    "Kapan saya bisa ke production house membicarakan tentang penandatangan naskah, saya gak sabar mendengar hal ini saya setuju sekali." Awalnya sempat berpikir kalau menolak di mana lagi mendapatkan uang besar. Royalti dari novel cukup lumayan, hanya saja tak sebesar jika di filmkan. Menutup ponselnya memberitahu para pembaca akan kabar gembira ini. Dirinya merasa senang bisa mendapatkan tawaran bagus.

    Mendengar hal itu Afifah ingin sekali menghambur memberikan selamat, tapi tangannya seolah terhenti. Farhan menghampiri Afifah dan mencium keningnya. "Abang!"

     "Adik kamu malu tuh!"

     "Aku berangkat!" Tanpa berbicara lagi. Namun Farhan menawarkan diri mengantar. Afifah menolak.

      "Aku... aku... naik angkot saja."

      "Gak baik menolak ajakan Abang lagi senang nanti ada rejeki buat kita novel Abang mau di filmkan." jawab Farhan menangis terharu.

     "Selamat Bang!"

     "Gitu aja?" ucap Farhan menambahkan kembali.

       Adiknya masih tampak murung menyembunyikan sesuatu. Mukanya tak seperti biasanya penuh canda tawa. Ada raut sedih di sana. Zikru masuk mengambil perhiasan istri dan beberapa uang tabungan di kaleng biskuit. Mirah bangkit mendekati Zikru.

      "Mas jangan lakukan itu tabungan buat anak kita dan kebutuhan keluarga."

    Tapi tangannya malah di tepis kasar. Suaminya bertindak sangat beringas. Membuat Farhan sudah tak tahan malah mendorong sang ayah. Menyelamatkan ibunya ke kamar. Melihat pemandangan itu Afifah bergidik ngeri. Baru kali ini emosi Farhan naik sangat cepat. "Ayah berhenti berbuat begini, kalau ayah masih ingin menjadi kepala keluarga."

       "Tau apa kamu tentang tugas pemimpin ayah lebih berhak di sini?"

    "Semua sama, kalo ayah salah harus diingatkan." ucap Farhan menegaskan kalimatnya.

    Meninggalkan ayahnya segera ke kamar mempersiapkan diri sebelum ke kampus. Tidak mau lagi menambah dosa hanya karena di anggap durhaka melawan sang ayah. Sekarang Farhan membuka ponsel memberikan informasi mengenai novelnya berjudul Dara dan Aisyah. Novelnya telah dibaca 12 M ini pencapain lumayan dibandingkan novelnya sebelumnya yang hanya mendapatkan 15 juta. Sekarang Farhan duduk di kursi mengetik sesuatu yang harus di selesaikan. Ponsel berdering bukan dari Maizura melainkan Asyifah dari mana gadis itu bisa tahu nomornya. "Assalamualaikum..."

AFIFAH STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang