13.Menuggu Kabar Baik!

11 0 0
                                    

Jangan jadi silent readers kalau suka klik tanda bintang okay ⭐

🕊️🕊️🕊️

    Di ruangan operasi Zikru sedang dipasangi alat pernafasan infus. Kondisinya cukup parah. Sementara airmata terus menetes di wajah Mirah. Menunggu kabar dari dari Dokter Khafi. Tidak lama dokter keluar memberitahu kepada Mirah. "Suami ibu, jantungnya sudah normal kembali dia hanya kelelahan saja dan banyak pikiran sehingga mengakibatkan dadanya sakit." jawab Dokter Khafi menuturkan.

   "Terima kasih Dok, apakah saya bisa menemui suami saya?" tanya Mirah penuh harap.

   "Bisa tapi tolong jangan berisik pasien masih perlu istirahat." ujar Dokter Khafi melepas stateskop meninggalkan ruangan ugd.

    "Makasih Dok!" Masuk ke dalam Mirah memakai masker menatap sang suami. Ia cukup terkejut mengetahui suaminya Zikru dalam keadaan seperti ini, air mata jatuh di pelupuk mata.

     Farhan baru selesai kuliah segera menyalahkan ponsel. Tadi mematikannya di kelas. Tak lama menemukan banyak miscall ada sekitar lima belas panggilan tak terjawab. Mencoba menelpon kembali akhirnya tersambung lagi. "Assalamualaikum Halo Bu ada apa?" tanya Farhan.

     "Ayahmu masuk rumah sakit, dia sempat sakit dadanya." ucap Mirah menjelaskan detailnya.

    "Baik aku akan ke sana sama Afifah, kalau gitu aku jemput dia dulu." Mematikan ponselnya. Lekas pergi dari koridor kampus. Ketika hendak berjalan seseorang dengan hijab menghampiri. Gadis itu pun menuju parkiran menundukkan wajahnya tapi dihatinya tersimpan kekecewaan.

    "Kamu sama Maizura kalian dekat ya?"

    "Kami cuma teman kampus, gak lebih kamu kok bertanya begitu?"

    "Ya aku cuma pengen tau aja soalnya kalian kelihatan sering bersama."

     "Aku sudah tegaskan bahwa aku tidak bisa sering bersama yang bukan muhrim, hanya teman di dalam kampus itu saja gak lebih." Naik ke dalam motor. Sementara Aysifah masuk mobilnya belum yakin akan jawaban dari Farhan benar adanya. Merasa ada sesuatu di tutup-tutupi.

      "Jujur aku gak rela ngeliat kalian bersama entah kenapa aku merasa cemburu? dan itu terus saja mengangguku." umpat Asyifah pada saat memegang kemudi setir.

       "Astagfirlullah, kenapa aku jadi begini aku harus bisa mengontrol emosiku," Asyifah mengatakan dalam batin. Membawa mobilnya pergi ke toko buku, ada tugas kampus mengharuskan mencari buku untuk bahan riset.

    Mobilnya terhenti di persimpangan jalan melihat Maizura memberikan makanan kepada anak kecil yang tengah mengeruk makanan sisa di balik restoran ayam. Mereka sangat gembira menerimanya. Seutas senyum terhias gadis itu lekas turun menghampiri Maizura menepuk pundaknya.

    Dengan langkah pelan dan sopan Aysifah tak segan menyapa Maizura memberikan tatapan riang gembira. Padahal di lubuk hatinya sakit mengetahui jika cintanya akan kandas untuk kesekian kalinya.

     "Kamu ngapain di sini?"

     "Aku sedang memberikan makan sama anak ini, kasihan mereka ambil makanan di tempat sampah."

     "Oh gitu, kalau bisa boleh kita ngobrol sebentar?" tanya Aysifah mengajaknya pergi. Maizura naik ke mobilnya. Sedangkan Asyifah naik ke kendaraan miliknya, berharap dengan pembicaraan ini ada jalan keluar dari permasalahan dia alami.

  🕊️🕊️🕊️

      Suasana musik pengiring sangatlah enak terdengar sebuah lagu religi terdengar. Kafe ini memang bergaya timur tengah, menjual makanan dengan berbagai menu kari, ayam, nasi-mandi, dan juga martabak, roti-canai. Mendengarnya saja sudah membuat lapar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 27, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AFIFAH STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang