Jangan jadi silent readers kalau suka klik tanda bintang okay ⭐
🕊️🕊️🕊️
Pulang sekolah Afifah berdiri menunggu kakaknya menjemput. Kakinya terus berdiri. Hingga gerbang mulai ditutup. Tadi motor Atlas melesat begitu cepat sehingga tak menoleh ke arahnya.
Farhan membuyarkan lamunan. "Halo Dek Abang datang!" Ia baru sadar setelah lama. Lalu Farhan memberinya helm. Sebelum itu Farhan mampir ke toko membeli buku untuk tugas kuliahnya. Afifah ikut turun mencari bacaan favoritnya.
Tidak lama bertabrakan dengan seorang wanita cantik berhijab. Sedang memegang buku resep. "Maaf Tante saya gak sengaja."
"Gak papa kok nak kamu sekolah di sma nusantara ya?" tanya ibu itu sopan sekali kepadanya.
"Kok ibu tau?"
"Anak saya juga disitu, dia sekolah tapi ya gitulah anak bandel orangnya." ucap ibu tadi berbicara tiba-tiba meninggalkannya saat menerima telpon dari seseorang.
Farhan sudah mengambil buku kemudian Afifah mengambil buku Tulang rusuk yang dia masukan ke dalam keranjang milik kakaknya. "Sudah sekarang kita bayar ke kasir." Langkahnya terhenti memandangi ibu itu keluar dari dalam toko buku.
Pertanyaan muncul dibenaknya siapa cowok yang dimaksud? Setahunya banyak murid bandel di sekolah. Apa mungkin Atlas? Lagi-lagi Farhan membuyarkan lamunan adiknya. Merasa heran pada sikap Afifah. "Kamu ada masalah?"
"Nggak Kak, tadi aku ketemu sama Tante dia orangnya baik anaknya juga sekolah di sma nusantara."
"Oh begitu rupanya!" Selesai membayar memutuskan pulang. Disertai senyuman terukir dibibirnya. Sepanjang perjalanan cuma jawaban ia butuhkan. Belum menemukan Afifah tidak mau terlalu banyak tahu tentang itu semua. Lagi pula kalau pun kenal apa untungnya? Afifah juga tak mau bergaul pada murid bandel, dapat membawa masalah di kehidupannya.
Sampai di rumah Afifah berbaring membaca buku. Matanya menatap lembar kertas. Kakaknya sedang di kamar mengerjakan tugas kampus, jadi Afifah tidak mau menganggu. Memilih rebahan sejenak.
🕊️🕊️🕊️
Atlas sedang bertarung bebas di area ring mma. Bersama seorang cowok berbadan besar. Sudah lama dia lakukan kegiatan tarung bebas bukan demi mendapatkan uang. Tapi semasa melampiaskan rasa emosi. Di sana ketiga sahabatnya sedang berdiri meneriakkan namanya memberikan yel-yel.
Tapi Atlas terus menyerang lawan, ibarat permainan game Atlas harus membasmi musuh secapat itu. Tak peduli siapapun orangnya. Badan besar menonjok wajahnya sampai terjatuh ke lantai. Tapi Atlas bangkit sekuat tenaga.
Dia memegangi bibirnya berdarah, namun terus menghajar sampai titik penghabisan. Sampai tubuh besar tersebut terlempar dan tidak sadarkan diri. Atlas tersenyum penuh kemenangan. Suara pemandu acara menghentikan pertandingan. "Dan pemenang pertarungan kali ini adalah Muhammad Atlas !" ucap pemandu jalannya acara di atas ring dengan lantang. Menyerahkan hadiah di tangan Atlas mengancungkan tangan mencium piagam ditangannya.
Atlas turun dari ring kemudian segera menemui sahabat-sahabatnya merangkul tubuhnya secara erat. Mereka berjalan keluar membawa piagam kemenangan beserta uang puluhan juta. "Gue senang banget saatnya kita rayain ini!" Teriak Revin antuasias.
"Mendingan uang ditabung Bro!" jawab Rain berkata sambil menatapnya.
"Sok banget sih lo kita kan cuma pengen makan doang." Revin bersungut kesal. Arick
menggelengkan kepala melihat perdebatan kedua sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFIFAH STORY
Teen FictionAfifah Hilya Nafisha memiliki banyak beban hidup selama menjadi murid Sma. Dia cukup sering dibully dan membuatnya kurang percaya diri. Gayanya tomboy suka memegang kamera ketika berada di sekolah menjadi sebuah ciri khas. Suatu hari Afifah melapor...