9.Berhutang Budi

18 0 0
                                    

     Azzam baru terbangun dari tidurnya panjangnya. Segera menemukan tombol ponselnya. Yang hampir lowbat. Mengirim pesan singkat tinggal lima persen lagi. Dia harus cepat mengirim sebelum ponselnya mati.

     From Azzam:

Aq pulang hp aq lowbat

   Tanpa basa-basi berbicara.

   Ketika terbuka ternyata dia ada di sebuah gudang tua. Tangannya diikat. Keringatnya jatuh berderai.

   Panik sekali. Ada sesosok cowok di sana bukan cuma gadis dengan penutup wajahnya. Mereka sedang melakukan sesuatu. Seluruh tangan bergetar. Gadis itu mau menangis.

   "Abang tolong aku!"

   "Bang datanglah aku takut!" Tak ada yang mendengar suaranya dia hanya berbicara di dalam hati. Membuka penutupnya kaget tak mengenal siapa cowok itu?

   Mengeluarkan sebuah benda tumpul. Afifah ketakutan sekali. Dirinya ingin berusaha memanggil seseorang namun tercekat ketika sesuatu mendekat kepadanya."Lo gak bakalan bisa kabur dari gue?"

  "Ja... jangan aku—" Berusaha untuk bertahan. Menyebut doa di dalam hati. Kemudian segera terhenti saat ada sosok mengintip di belakang gudang sekolah.

   Membuka pintu, mendobrak keras sambil berkata. "Lepasin!" jawabnya menendang semua yang ada di sekitarnya. Lagi-lagi penolongnya datang membuat hati dari Afifah semakin kian mekar berbunga.

   Setelah berhasil kabur dan lari dari sana, Afifah kembali ke dalam kelas. Mengatur nafas masih tak beraturan. "Lo ke mana aja di kantin gak ada gue cari?" Athirah menyeruput susu strawberry sebentar lagi bel masuk sekarang waktunya membuka buku.

🕊️🕊️🕊️

   Afifah melihat jam ditangannya sudah aman tapi ia masih kepikiran akan seniornya tadi. Apalah kondisi tidak parah? Takut ada luka? Pelajaran terkahir Afifah sedang menghafal beberapa materi di pelajari sembari mengucapkan doa berharap kelompoknya menang dalam tim ini ditunjuk sebagai ketua.

   Kini giliran timnya bersama ketiga orang yang sedang cengo. Belum tahu mau melakukan apa sama sekali belum mengisi. Afifah tidak tinggal diam memberikan pertolongan. Matanya terhenti kala melihat seniornya lewat. Lukanya merah di bibir, sekujur tubuh meregang.

    Rasanya sungguh hancur melihat peristiwa tadi. Fokusnya dihentikan oleh Mina anggota kelompoknya. "Soalnya ini gimana gue belum paham?"

    "Sini aku bantuin, jadi ini kamu kalikan sama ini jadi gitu terus ini kamu kurangin aja," tukas Afifah merasa kurang bersinergi. Masih trauma akan kejadian di mana diculik oleh orang tak dikenal.

    Sementara di tempat berbeda ada seorang gadis tengah memegang perutnya. Kedoknya terbongkar sudah dan dia tak bisa berkutik jika dilaporkan oleh guru. "Gue harus gimana guys?"

  "Gak tau, lo sih gak becus malah bawa sepupu tapi gak berhasil buat tuh cewek takut."

  "Lo tau kan sepupu gue itu udah berusaha lebih sadis dia psychopat lo aslinya pernah buat orang pindah sekolah?"

   "Yakin?"

   "Tadi tuh biasa aja!" jawabnya berkata pada sahabatnya yang telah menyewa seseorang dari sekolah lain. Rencana tersusun gagal, kini memberengut kesal.

🕊️🕊️🕊️

   Sebuah ayat tengah di baca di dalam masjid karena kelasnya tengah melakukan tadarus dimanfaatkan oleh Reyzan menggali banyak ilmu.
Semua langsung dilahap tanpa pernah mengeluh. Baginya al'quran adalah sumber pedoman.

AFIFAH STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang