Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh ini aku publish cerita baru religi, gara-gara cerpen peringkat 1 jadi ketemu ide. Aku awalnya gak berani menulis cerita religi, tapi setelah menemukan novel berjudul Adiba karya Maisarisa aku jadi termotivasi. Semoga niatku ini berujung baik amin. Happy reading guys! Maaf kalau tidak sempurna, aku juga manusia biasa.
🕊️🕊️🕊️
Suasana kelas tidak ada yang seramai biasanya. Hanya lalu lalang siswa-siswi yang sedang makan di kantin. Berbeda dengan dirinya tengah melamun. Seketika tangan membidik kamera ke arah halaman belakang sekolah.
Ia menemukan sosok cowok tengah memanjat pagar. Semua langsung buyar. Gadis berhijab itu lekas berteriak kencang. "Pak! Ada yang mabal tuh." Tak ingin diam saja tetap melaporkan sang cowok.
Hingga kedatangan Pak Effendi yang sigap menyidang anak cowok tersebut. Rambutnya tidak rapi, berantakan, pakaiannya terlepas. Membuat dia semakin lusuh. Diam-diam Afifah memperhatikannya. Namun kembali menutup wajah. Takut sekali jika itu mengandung zina.
Memutuskan kembali ke kantin dan duduk membaca buku miliknya. Ia sangat suka wattpad. Tentu bacaan semua orang. Tapi Afifah memiliki gengre sendiri yaitu religi remaja. Sebuah meja digebrak oleh seorang gadis berambut hitam panjang. "Dasar anak kampung gak tau diri!" Suara kian membesar.
"Ampun Kak!" Teriak Afifah mulai ketakutan.
Rasanya ingin pergi dari sini namun tertahan. Napasnya tercekat. Gadis itu melayangkan tamparan. Seketika terhenti saat sebuah tangan mendekat ke arahnya. "Harusnya gue gak nyentuh tangan lo tapi lo udah keterlaluan." Name tag bertuliskan Reyzan membuat Afifah bertanya.
Mengapa dia sangat berani membelanya?
Dia memakai peci seperti habis dari masjid. Gadis itu meninggalkan keduanya akibat bel telah berbunyi. Afifah sangat bahagia bisa ditolong cowok se-perpect tadi. Belum sempat berkenalan karena jam masuk sudah tiba.
Afifah melangkah ke kelasnya. Dan disana sudah ada sahabatnya yang sejak tadi was-was mencarinya. Ia cuma punya satu sahabat dan mau menerima segala kekurangannya. "Cie... video lo trending tuh!"
"Video apaan sih?"
"Dibelain sama anak masjid, itu sih Kak Reyzan."
"Wah kok bisa sih?" tanyanya dengan mimik muka tidak percaya.
"Nih lihat!" Menunjukan video kejadian saat ia tengah di kantin. Seorang kakel senior membentaknya. Dan kemudian memberikan peringatan. Merasa bodoh amat, namun tetap saja seluruh mata memandang ke arahnya.
🕊️🕊️🕊️
Bahkan ketika pulang sekolah gadis itu seperti diteror oleh segerombolan geng motor. Mereka menyerangnya hingga ketakutan. Tak lantas Afifah takut ada Allah swt melindungi dia. Tangisannya luruh juga perlahan memegang roknya.
Afifah sudah tak tahan lagi mencoba menghubungi sang ayah yang sedang bekerja di kantor. Namun tidak diangkat, kini ia beralih menelpon sang Abang. Tetap sama nihil. Kini Afifah terus berjalan. Sampai ia terjatuh. "Aw!" Meringis kesakitan Afifah terus mengeluh rasa perih.
Sampai akhirnya pingsan. Geng motor itu membawanya pergi entah ke mana. Pandangan semula kunang-kunang perlahan terbuka lebar. Matanya tertuju pada sebuah kamar berdesain putih polos.
"Aku di... di mana?"
"Ini teh kamar Bibi, kamu di sini dulu aja ya."
"Bi... aku mau pulang!" Kepalanya berdenyut lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFIFAH STORY
Teen FictionAfifah Hilya Nafisha memiliki banyak beban hidup selama menjadi murid Sma. Dia cukup sering dibully dan membuatnya kurang percaya diri. Gayanya tomboy suka memegang kamera ketika berada di sekolah menjadi sebuah ciri khas. Suatu hari Afifah melapor...