7.Kondisi Atlas

15 0 0
                                    

Jangan jadi silent readers kalau suka klik tanda bintang okay ⭐

🕊️🕊️🕊️

   Tiba di rumah sakit Atlas di bawah perawat masuk ke dalam. Dokter berkata bahwa Atlas sedang dalam kondisi parah. Lukanya cukup banyak. Kami semua di suruh menunggu di luar. Dengan panik lainnya duduk. Sementara Rain lukanya juga diperiksa dokter. Rain bisa cepat keluar karena kondisinya tidak terlalu parah.

   "Makasih Dok," jawab Rain sangat senang.

   "Sama-sama kamu tau keluarga pasien tadi?"

   "Tau dong, memangnya kenapa?"

   "Tolong telpon dan beritahu dia soal kondisi putranya." Rain segera mengeluarkan ponsel menghubungi pemilik rumah. Tak ada jawaban. Rain memencet nomor pembantu, sama sekali tidak di respon. Memilih untuk duduk di sana bergabung bersama teman lainnya.

  "Gimana kondisi lo?"

  "Kata dokter luka gue bisa sembuh kok, gak parah cuma perlu di perban aja udah cukup." Jelas Rain pada keduanya.

   Arick bergumam sambil memainkan ponsel. Cuek melirik status menarik perhatiannya. "Lo kok diem sih lagi susah juga malah main henpon? Liatin foto siapa?" tanya Revin penasaran. Biasanya nih cowok bertingkah humor sekarang mukanya malah jutek.

   Dokter Arif keluar dari ruangan memberi tahu hasil dari ronsen yang keluar. Kemudian menyuruh salah satu perwakilan berbicara. "KITA BICARA DI RUANGAN SAYA!" Tukas dokter memberitahu.

   Revin masuk ke dan duduk memperhatikan hasilnya. Revin sangat pucat wajahnya begitu kelihatan takut.

  "Dok saya takut jangan ada berita duka, please dok kalo bisa tolong stop berkata dramatis hidup saya udah menderita belum bayar cicilan motor."

   Dokter mengeluarkan sesuatu memperlihatkan.

  "Luka dialami oleh teman anda cukup parah, sehingga mengakibatkan dia perlu dijahit dibagian perut." Dokter berkata padanya.

  "Kira-kira apakah Atlas bisa di sembuhkan?"

   "Bisa asal dilakukan operasi." jawabnya menutup hasil pemeriksaan. Akhirnya Revin mengangguk.

   "Tolong sembuhkan Atlas saya mohon pak." Revin berbicara padanya lalu segera menutup percakapan. Keluar dari dalam ruangan cowok itu menuju kantin membeli beberapa kopi supaya mereka bisa rileks.

🕊️🕊️🕊️

    Mirah tengah membuat teh untuk suaminya. Tapi wajahnya tampak murung tak ada gairah sama sekali. Selepas membaca koran langsung masuk kamar. Zikru tampak bersedih membaca koran dan melihat lowongan pekerjaan yang dia coret.

   Tangisan jatuh di wajahnya perlahan sekarang Mirah menenggelamkan diri di kursi menutup wajahnya. Jam menunjukkan sholat Maghrib. Segera melaksanakan perintah dari Allah.

   Melakukan sholat bersama kedua anaknya. Setelah selesai ia mencium tangan anaknya. Sembari berkata "Aku yakin kalian pasti sudah tau bukan kondisi keuangan sedang tidak stabil, Mama harap kalian bisa ngerti."

  "Iya kok kita selalu ngerti."

  "Baguslah!" Melepaskan mukenah lalu segera bangkit. Tanpa berbicara panjang lebar lagi.

  Revin baru selesai menunaikan sholat baru ini masuk masjid itu juga ada dorongan dan bisikan bahwa doa bisa membantu segala masalah. Setelah itu Revin membeli makanan dan minuman. "Mbak kopi satu sama nasi ayamnya."

AFIFAH STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang